🐸🐸🐸
"Papa, kapan Mama datang dan temui Ale?"
Seorang pria yang kini sudah menginjak umur 30 tahun itu, hanya tersenyum mendapat pertanyaan seperti itu. Entah ini pertanyaan yang keberapa kalinya, yang jelas ia sudah sering mendengarnya.
Jika ditanyakan apa ia muak? Ya, tepatnya geram. Tapi ia tidak bisa saja mengucapkan itu kepada anaknya. Yang ada gadis satu-satunya yang ia miliki akan lebih sedih.
"Ale?"
"Iya, Papa?"
Pria itu merubah posisinya menghadap pada sang anak sambil menyangga kepalanya dengan satu tangan. Ia mengelus puncak kepala sang anak dengan sayang.
"Ingat apa yang selalu Papa katakan?"
Gadis kecil bernama Aleesya itu mengangguk. "Ale harus jadi bintang yang paling terang. Walaupun banyak ribuan bintang, tapi Ale akan jadi satu-satunya yang terang. Jadi nanti, Mama bisa menemukan di mana Ale berada."
"Bener, sweetie. Jadilah Ale yang selalu ceria, jadi anak Papa yang baik dan jangan rewel."
"Iya, Papa."
Masih umur 7 tahun, tapi Aleesya sudah pintar menyembunyikan perasaannya. Seperti saat ini, Aleesya sebenernya masih sedih. Tidak mudah hidup selama 7 tahun tanpa bimbingan sang Mama. Belum lagi rasa iri dari temannya yang selalu bercerita, bahwa mereka selalu dibuatkan bekal oleh Mamanya.
Tapi, Aleesya tak ingin Papanya ikut sedih karena dirinya. Aleesya sudah sering melihat Papanya menangis sambil melihat foto Mamanya. Aleesya sering melihat Papanya mengucapkan kata maaf dan begitu menyesal. Cukup Papanya sedih atas kesalahannya pada sang Mama. Aleesya tak ingin menambah kesedihan lagi.
"Papa, besok Ale mau ikut lomba melukis."
"Oh ya? Yaudah, nanti Papa gak bakal kerja. Mau nemenin Ale lomba."
Gadis itu mendongak. "Gak bisa, Papa. Karena besok hari Ibu, jadi yang dibawa harus Mamanya."
Perih! Mengingat kejadian tahun lalu saat anaknya masih sekolah TK. Tak punya perasaan, gurunya menyuruh sang anak menulis surat untuk Ibu. Lalu dibacakan menggunakan mic di hadapan anak dan ibu yang lainnya.
Waktu itu, Iqbaal tidak menyadari bahwa anaknya telat tidur karena berusaha untuk menulis surat. Ia bisa tahu karena Rike memberi tahunnya. Dan, surat yang seharusnya diucapkan untuk Ibu, Aleesya malah mengucapkannya pada Rike sebagai neneknya.
Nenek mana yang tidak sedih, melihat anak berumur 6 tahun pandai merangkai kata untuk orang tercinta. Di atas panggung, Rike tidak bisa menahan tangis. Ia tidak bisa menahan betapa sakit dan perihnya saat mendengar ucapan Aleesya.
Iqbaal saja yang hanya melihat lewat video, sakit, hancur, sedih, amarah, dan bahagia tercampur dalam satu waktu. Iqbaal sakit, hacur dan sedih karena ucapan kasih sayang itu tidak bisa diucapkan langsung pada orang yang seharusnya.
Iqbaal amarah karena orang yang seharusnya menerima surat itu, keberadaannya tidak diketahui. Iqbaal marah pada (Namakamu), dan Iqbaal benci pada Ari yang telah membawa pergi sang isteri entah ke mana.
Dan Iqbaal bahagia karena sang anak pandai menulis surat yang begitu menyentuh. Tak ada satu orang pun yang membantunya, itu murni karya tangan Aleesya.
"Kalo gitu, Ale ajak nenek aja seperti tahun kemarin," hibur Iqbaal.
"Tadi kan aku udah bilang, tapi kata kakek kalo nenek lagi gak enak badan. Jadi gak bisa temenin lomba deh."
"Iya yah. Papa baru sadar kalo tadi nenek gak ikut makan malam."
"Terus gimana dong?"
"Atau, kamu ajak mbak Wilda aja?"
Aleesya menatap Papanya tidak percaya diri. "Gak papa nih?"
"Ya, mau gimana lagi? Atau Ale mau ajak simbok Suti aja?"
"Ih, Papa. Nanti kalo simbok yang temenin aku bisa ribet. Bukannya jagain aku, malah aku yang jagain simbok."
Iqbaal tertawa sambil menjawil hidung Aleesya. "Ya berarti ajak mbak Wilda aja. Lagian mbak Wilda kan masih muda, jadi Ale gak bakal malu."
"Hm ... iya deh. Nanti besok aku kasih tau mbak Wilda nya."
"Iya, sweetie. Sekarang tidur, biar besok gak kesiangan. Ayo doa dulu."
Aleesya menyatukan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Lalu membaca doa sebelum tidur beserta artinya. Setelah selesai gadis itu mengusapkannya pada wajah.
"Yuk tidur, Papa temenin sampai Ale bener-bener bobo."
"Iya."
Alesya memposisikan tidurnya menghadap Iqbaal sambil memeluk leher pria itu. Iqbaal terbiasa jika menidurkan Aleesya dengan posisi seperti itu. Jika tidak, Aleesya akan terus terjaga sampai gadis itu benar-benar mengantuk.
"Mama, besok adalah hari Ibu. Doa Ale, semoga Mama segera menemukan bintang yang paling terang."
Bersambung
Aleesya (Alisya) not Alesya
Panggilan khusus Iqbaal (Ale)
Panggilan biasanya (Sya)Kangen Iban?
Ada gue cuy! Tebak peran gue di sini wkwk
PAPA IQBAAL
ALEESYA
KOK BEDA SAMA DI COVER. SIALAN, GAK ADA FOTO IQBAAL SAMA GEMPI😭
03.09.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Here!
FanfictionSEQUEL YOUNG PARENTS Disarankan untuk membaca cerita Young Parents terlebih dahulu!