1

565 67 22
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lenguhan terdengar dari seorang pria yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia segera mematikan alarm yang dengan teganya membangunkan ia dari mimpi indahnya. Mimpi menjadi kekasih dari tetangga kayanya.

"Sehun, bangun sekarang atau Eomma akan menyiram mu dengan air dingin."

"Eomma, aku sudah bangun karena alarm sialan yang mengganggu mimpi indahku. Jadi Eoma tidak perlu repot-repot membuang tenaga untuk menyiramku."

"Dasar anak tidak sopan."

Sehun tidak menghiraukan gerutuan Eommanya, yang ia lakukan sekarang adalah mengambil handuk dan segera mandi. Ia ada kelas pagi jam sembilan nanti. Selesai mandi ia segera memilih baju untuk pergi kuliah, kaos over size lengan pendek warna hitam dan jeans putih menjadi pilihannya. Memberikan sedikit riasan pada wajah cantiknya dan ia pun siap untuk berangkat.

"Makan sarapan mu dan segeralah berangkat."

"Ne Eomma."

Di meja makan sudah tersedia nasi goreng kimchi kesukaannya dan dua telur mata sapi setengah matang. Di tengah makannya ia mendengar deru mobil dari rumah di sebelah rumahnya. Sehun yang hafal suara deru mobil itu segera menghabiskan sarapannya dan berlari keluar rumah untuk menyapa pemilik mobil.

"Aish, anak itu. Mau sampai kapan ia mengejar tetangga sebelah." Eomma Oh heran anaknya selalu mengejar tetangga sebelah mereka.

Komplek perumahan Sehun adalah komplek perumahan kaum elit, yang mana dinding pembatas satu rumah dengan rumah lainnya hampir menyamai tinggi atap rumah itu sendiri. Jadi saat ini Sehun rela menunggu pujaan hatinya di depan gerbnag rumahnya untuk sekedar menyapa.

"Kai Hyung!"

Sehun menghampiri Kai yang sedang menunggu seseorang di depan gerbang rumahnya. Senyum manis terpampang di wajahnya begitu sang pujaan hati menengok ke arahnya.

"Eoh, Sehun ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya kebetulan aku melihat hyung saat sedang menunggu supirku."

Kai yang mendengar jawaban Sehun menyerengitkan alisnya. Bukan apa-apa, tapi setahu Kai keluarga Oh sudah tidak menggunakan supir tiga bulan lamanya.

"Keluargamu sudah memiliki supir baru Hun?"

"Hah?"

"Kau tadi berkata bahwa kau menunggu supir mu. Seingatku keluarga Oh sudah tidak memakai supir tiga bulan kebelakang."

Sehun yang baru menyadari kebodohannya menjadi salah tingkah dengan pertanyaan Kai. Bagaimana bisa ia lupa kalau keluarganya tidak menggunakan supir lagi semenjak ia mendapat surat ijin mengemudi.

"Uncle Kai!"

Seruan anak kecil mengalihkan atensi mereka berdua. Sehun bersyukur keponakan Kai muncul di saat yang tepat.

Ratilal - KaihunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang