Menjelang sore hari langit mulai berwarna pink kebiruan. Awan perlahan mulai memudar berganti warna menjadi hitam gelap.
Dari seharian penuh ini, Haruhiko tampak gelisah memikirkan apa yang akan ia dan Kazu bicarakan. Mengingat wajah Kazu yang tampak begitu serius dan terlihat sedih.
Ia merasa hatinya tidak tenang seperti ada firasat yang mengatakan bahwa hubungan cintanya akan kandas. Haruhiko berharap semua yang ia khawatirkan akan segera hilang dan jangan sampai terjadi.
'Ck. Lama sekali sih waktunya. Mengapa setiap aku menunggu waktu selalu saja lama sedangkan jika tidak ditunggu malah cepat' batin Haruhiko menatap jam terpampang di dinding dan mengganti posisinya mengerjakan tugas supaya waktu segera cepat. Kali ini ia tidak menunggu waktu justru sebaliknya waktu yang menunggu Haruhiko, agar tugasnya segera selesai.
Kazuhiko yang melihat Haruhiko terheran-heran sedari tadi wanita yang disampingnya itu tampak gelisah.
"Kenapa? Sedang menunggu seseorang? Kok se-gelisah itu?" Tanya Kazuhiko terheran-heran. Biasanya wanita itu tak pernah menunjukkan ekspresinya takut atau gelisah nya kepada siapapun.Wajah dan tingkah laku selalu datar dan tenang. Dan hal itulah yang membuat Kazuhiko mulai menyukainya.
'Tidak, aku bukan sedang menunggu orang tetapi aku sedang menunggu waktu agar cepat' batin Haruhiko menatap Kazuhiko
... Supaya bisa makan bersamamu"Hei" panggil Kazuhiko yang membuatnya kaget
"A-ah i-itu aku lagi... SAKIT. I-iya sakit. Awww" bohong Haruhiko sambil memegang perutnya yang tidak sakit.
"K-kalo begitu, kita batalkan saja ya makan-makan nya" risau Kazuhiko menatap perut Haruhiko yang kurus itu.
"Ti-tidak perlu. Aku sakit perut karena lapar" bantah Haruhiko, "Lihat aku bisa melompat dan berlari" tambah Haruhiko.
"Hei sudah-sudah, di sini dilarang berlari maupun melompat Haru..." Ujar Kazuhiko menarik tangan kecil Haruhiko.
DEG"A-apa ini?" Gumam Kazuhiko.
"Hah?" Tanya Haruhiko
"Tidak kok"
"Oh ok..."
Kazuhiko POV
Mengapa aku merasa deg-degan ketika memegang tangannya. Tidak mungkin kan bila aku masih ada perasaan pada Haruhiko. Mengingat bahwa kami bukanlah lagi sepasang kekasih. Kami hanya sebagai teman saja.Semenjak tak bertemu dengannya Haruhiko mengalami banyak perubahan dari segi penampilan ia tampak begitu cantik dan manis selaras dengan seragam kerjanya itu. Berbeda dengan dulu yang tidak tahu apa itu fashion. Tubuhnya masih saja kecil mungil membuat aku ingin memeluknya- sadar sadar aku sudah punya orang lain. Dia, Yuna. Tapi mengapa tubuh Haruhiko tampak kurus. Apa selama ini ia tidak makan karena tidak punya uang?
"Kazu... Bisakah kamu mengerjakan bagian ini?" Panggilan Haruhiko membuyarkan lamunanku.
"Ah baiklah Haru!" Jawabku menutup kekhawatiranku dengan gerakan seperti tentara mengucap 'siap kapten'.
Haruhiko hanya tertawa, melihat dia tertawa begitu manis dengan lesung pipinya, dan pipi merona tipis itu berhasil membuatku kalang kabut.
DEG DEG DEG
Ah sialnya... Mengapa jantungku tak bisa berhenti berdetak kencang. Aku mengalihkan pandanganku menutup wajahnya yang merah merona seperti tomat."Tuhan apa yang harus kulakukan?" Lirihku.
Author POV
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun datang, jam pulang kerja. Untungnya Haruhiko sudah menyelesaikan semua tugasnya. Ia segera membereskan semua tugas-tugasnya. Haruhiko menatap Kazuhiko yang begitu serius.'Ah... Tampannya' batin Haruhiko,
"Kazuhiko apa kau sudah selesai?" Tanya Haruhiko.
"Ya!" Jawab Kazuhiko.
"Kita akan pergi kemana, Kazu?" tanya Haruhiko menatap Kazuhiko.
"Eh? Bukannya kamu yang lebih tahu tempat sini." Balas Kazuhiko heran.
"Ahh... souka! Gimana kita ke restoran ramen dekat kantor pusat sana?" Ajak Haruhiko.
"Haik!" Jawab Kazuhiko semangat.
Sesampainya di restoran ramen Haruhiko memanggil pelayan dan segera memesan semangkuk ramen berukuran sedang dan pedas sedangkan Kazuhiko memesan semangkuk ramen kecil untuk minumnya sendiri mereka memesan air hangat. Selagi menunggu mereka tampak berbincang bincang dengan akrabnya. Haruhiko tampak tersenyum disertai tawa kecil karena lawakan Kazuhiko. Selang 25 menit akhirnya makanan dan minuman mereka datang. Haruhiko tampak makan dengan lahapnya. Kazuhiko menasihati Haruhiko supaya makan tidak terburu-buru sedangkan orang yang dinasihati hanya tertawa saja.
"Uhmm... Gimana ya bilangnya, Haruhiko apa kamu punya pasangan?" Tanya Kazuhiko kepada Haruhiko
"Enggak, kenapa?" Balas Haruhiko. Apa jangan-jangan Kazuhiko mau melamarnya pikir Haruhiko. Jika ya, ia pasti akan menerimanya itu berarti selama ia menunggu tidak sia-sia.
"Maaf sebelumnya kamu jangan marah atau membenciku ya, beberapa hari lagi aku akan menikah" Kazuhiko tampak menyerahkan sebuah undangan pernikahan berwarna cerah.
Jantung Haruhiko tersentak, senyumnya perlahan memudar, dunia serasa berhenti, kata-kata itu menghujani pikiran Haruhiko. Ia tersedak oleh mie yang sedang ia makan.
Kazuhiko segera memegang pundak Haruhiko dan ditepis langsung oleh Haruhiko. Saat ini hatinya retak, ia benci dengan Kazuhiko. BENAR-BENAR BENCI. Ia menatap mata Kazuhiko dengan tatapan mata yang sangat berbeda sampai-sampai membuat laki-laki yang ditatapnya begitu terkejut melihat tatapan mata itu.
Haruhiko, kau kenapa?" Tanya Kazuhiko khawatir.
"Berani-beraninya kau masih bertanya keadaanku!" teriak Haruhiko tak peduli didengar banyak orang. Saat ini pikirannya berkecamuk entah sedih, marah maupun kecewa.
"Sudah berpuluh-puluh tahun ku menunggumu, selalu datang ketempat kemana kita pergi untuk menunggumu datang, aku selalu percaya bahwa kau akan datang dan tak pernah lupa akan diriku sampai-sampai aku rela pergi jauh dari desa mencari ke kota besar ini berkeliling seluruh Jepang hanya untuk mencari nama "Kazuhiko" namun saat kau kemari datang dengan tak berdosa dan memberi undangan itu...bodoh...aku benar-benar bodoh..." Tangisan Haruhiko pecah, wajah cantiknya berubah menjadi berbeda dengan air mata mengalir deras di pipi.
Kazuhiko tersentak, tak pernah menyangka bahwa gadis itu masih setia padanya, matanya mulai berkaca-kaca teringat kenangan pertamanya bertemu Haruhiko, saat melihat Haruhiko tersenyum, tertawa, bercanda bahkan ciuman pertama mereka di bawah hujan petasan kembang api.
Sebenarnya ia masih sangat mencintai Haruhiko namun apa daya perjodohan yang dilakukan orang tuanya untuk bisnis mengharuskannya untuk mengikuti keinginan orang tuanya. Perlahan ia bangun dan mulai memeluk Haruhiko.
"Maaf" hanya kata itu yang bisa diucapkannya pertama kali. Hatinya retak melihat gadis yang amat ia cintai itu menangis di hadapannya dengan kesalahan yang ia perbuat. Gadis itu diam sekejap lalu memberontak. Ia mulai menyeka air matanya setelah tenang. Beruntungnya Haruhiko ialah gadis yang dewasa, ia mampu mengendalikan tangisan kerasnya meski tahu didalam hati terdalamnya ia menangis begitu kencang.
.
.
."Tolong jangan peluk aku. Aku tak mau dianggap sebagai perebut suami orang." itu adalah ucapan terakhir dari Haruhiko dan langsung berlari ke luar restoran itu disaksikan dengan tatapan mata-mata orang.
Hei hei hei
Nee~ gimana ceritanya menurut kalian sudah cukup sedih atau belum?
Kalau belum tunggu di chap selanjutnya yaa aku bakal buat lebih sediiiiiiiiihhhhhhhhh.....lagi hehehe
Oh ya jangan lupa tinggalkan jejak dong.Makasih ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
"Seandainya-"
RomanceAku mencintainya tapi mengapa takdir merenggut kami. Malam yang sepi, suara jangkrik itu yang menjadi alarm bahwa ini nyata dan tetesan itu yang menjadi saksi bisu antara aku dan dia. . . . . Haruhiko wanita biasa yang masih setia pada pasangannya...