Chapter 3 - Ujian Masuk

64 22 14
                                    

Ryan segera menghampiri gadis itu. Ia ditahan oleh laki-laki yang kelihatanya seperti seorang bangsawan.

Dengan tersenyum Ryan berbicara dengan laki-laki itu.
"Kenapa kau menahan gadis itu? Apakah ia membuat masalah?"

Sontak laki-laki itu menghadap ke arah Ryan dengan wajah melotot penuh amarah.
"Ya, dia telah menginjak sepatuku sehingga menjadi kotor"

"Bukankah itu masalah sepele? Kenapa kau marah karena itu?
Dengan cepat laki-laki itu menarik kerah baju Ryan ke arahnya
"Apa maksudmu berbicara seperti itu rakyat jelata. Orang sepertimu tidak pantas berbicara"

Laki-laki itu melepas kerahnya dan mendorong Ryan kebelakang. Semua murid yang berada di depan gerbang melihat keributan mereka yang mulai memanas.

"Sepatumu cuma kotor kan? Bukan terbakar"

seketika Ryan menjentikan jarinya dan sepatu laki-laki itu tiba terbakar oleh api hitam.

"Tidaaak"

laki-laki itu dengan sepontan menghentakan kakinya berkali-kali. Wajahnya mulai merah karena kepanikan. Ia bahkan melakukan teknik energi air. Tapi api di sepatunya tidak kunjung padam, malah menjadi semakin besar.

"Apa yang kau lakukan? Cepat padamkan apinya" ia berbicara dengan nada yang tergesa-gesa

"Jika kau mau memohon kepadaku, aku akan mematikanya"

Dengan ekspresi panik dicampur kesal. Ia mengkerutkan keningnya
"Ba-baiklah aku memohon,tolong matikan apinya"

"Ucapkan,Tuan tolong matikan apinya. Maka aku akan mematikanya"

Laki-laki itu wajahnya penuh dengan amarah.
"Awas kau" dalam batinya

"Tuan,tolong matikan apinya"
Sambil berlutut di hadapan Ryan.

Ryan menjentikan jarinya dan api itu mulai memadam sedikit demi sedikit.

Siswa-siswa di luar gerbang yang menyaksikan keributan,membicarakan Ryan

'Siapa anak itu'

'Berani sekali anak itu'

'Golongan bawah sepertinya menantang bangsawan?'

'Dia terlalu sombong'

'Dia mengalahkan anak dari keluarga Neon'

'Bangsawan saja dibuat takut olehnya'

Dengan wajah malu dan kesal bangsawan itu bergegas cepat menuju arena ujian. Ryan kemudian menghampiri gadis itu.

"Kamu tidak apa-apa nona"

"Aku tidak apa-apa"

"Perkenalkan namaku Ryan Axel" Ryan menjulurkan tangannya ke gadis.

"Namaku Sumi Luvian"

Ryan sedikit terpana dengan sosok Sumi. Memiliki rambut berwarna coklat muda, panjang terurai, serta bermata coklat. Ia juga baik hati dan begitu tenang.

Setelah perkenalan itu keduanya menuju arena untuk ujian praktek. Mereka membutuhkan sedikit waktu untuk sampai. Karna Academy yang besar dan menyerupai kastil.

Mereka pun berbicara tentang kejadian tadi sambil menuju arena

"Kau harus berhati-hati dengan bangsawan itu Ryan. Sepertinya dia merencanakan sesuatu" Sumi menatap wajah Ryan dengan khawatir.

"Kau tenang saja,aku pasti akan mengalahkanya apa pun yang terjadi"
Dengan senyum sedikit sombong Ryan berbicara sambil berjalan

"Baiklah,aku sudah memperingatkanmu"
Sambil memalingkan wajahnya dari Ryan

Setelah itu mereka sampai di arena. Banyak sekali penonton yang akan menyaksikan ujiannya. Kemudian terdengar suara pengumuman.

"Semua siswa apakah sudah ada di lapangan? Jika sudah duduklah"

"Saya akan mengumkan peserta pertama ujian masuk Academy ini. Yang pertama ada Ryan Axel melawan Fael Neon. Peserta diharapkan memasuki arena. Sebelum itu ini dia aturanya"
Tulisan berwarna biru muncul di atas arena.

                  [Peraturan]
[Peserta tidak boleh keluar arena]

[Boleh menggunakan pedang legendaris, energi legenda, serta benda energi]

[Jika membuat lawan tidak berdaya akan menang]

Setelahnya Ryan memasuki arena.
"Oh,ternyata bangsawan bodoh yang tadi ada di gerbang"

"Rakyat jelata, aku akan membuat wajah sombongmu hancur"
" dalam peraturan di tulis menang jika membuat lawan tidak berdaya. Berarti aku boleh membunuhmu!"

"Baiklah,silakan saja"

Wasit memasuki arena.
"kalian berdua siap"

Serentak mereka berdua menjawab
"Siap!"
"Pertandingan dimulai!"

Maaf singkat. Tapi semoga kalian suka.
Jangan lupa vote dan follow




Legendary Sword:AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang