TIGA BELAS-[LIA]

6 3 0
                                    

"Aku suka Hilman."

Gue, Intan, dan Nafa diam—saling pandang.

"Hahaha, enggak enggak. Boong aku," ungkap Amel sejurus kemudian. Tapi raut wajahnya .... Ah! Nggak mungkin juga dia suka sama cowok.

"Jangan! Dia milikku," jawab gue bercanda.

"Wihh, beneran lo suka sama Hilman, Mel?" tanya Intan. "Wahh, jangan sampai kalian berdua rebutan, yak. Hahaha. Masih banyak cowok di luar an sana."

"Emang bener, Mel, lo suka sama Hilman?" tanya gue.

"Enggak, lah," elak Amel mengambil sebiji kuaci lalu membukanya. "Kan kamu udah suka sama dia duluan, wkwk. Mana mungkin aku suka sama orang yang udah disukai sahabat aku sendiri, iya, kan?"

"Tapi, kalo seandainya lo suka sama cowok itu duluan. Terus, sahabat lo suka, gimana?" Nafa ikutan nyrimbung.

Amel diam, nampak berpikir.

Gue lirik Amel, nunggu jawaban dari dia. Perasaan gue saat ini, tiba-tiba nggak enak gitu dengan topik pembicaraan ini. Apalagi Amel tumben-tumbenan ngomongin soal cowok.

"Terus, sahabat lo itu minta dijomblangin sama cowok yang lo suka, gimana?" tanya Nafa lagi.

Lah?
Maksud Nafa apa, sih?

Amel tetap diam, bungkam. Lalu dia tertawa. "Apaan, sih, Nap. Aku kan tadi becanda, kok malah dibuat seriusan."

Gue lihat Intan. Dia natap Amel dalam banget, kayak mau baca pikiran orang. "Hahaha, iya nih Napa. Serius amat jadi orang," ucap Intan receh dan agak canggung.

Gue mangut-mangut sambil tersenyum tipis.

🎈🎈🎈

Gue jadi kepikiran sama ucapan Nafa tadi. Kayak nyindir gue gitu. Masa, iya, Amel juga suka sama Hilman?

Tapi, kok Amel biasa aja, ya, pas gue minta dijomblangin?
Biar nggak penasaran, langsung tanya ke orangnya aja.

Anda : “Mel!”
Amenggg : “Hoii.”

Syukur, dia online.

Anda : “Lo beneran suka Hilman?”
Amenggg : “Enggak! Tadi aku cuma becanda😂😅🙏”
Anda : “Hm, masa?”
Amenggg : “Iya sayanggg....”
Anda : “Yaudah, besok jadi, kan, ya, ke kajian? Wkwkwk.”
Amenggg : “Jadi dungs,..😘”
Anda : “Beneran Hilman yang ceramahkan?”

Off.
Tiap kali gue nrimbung tentang Hilman, pasti Amel kayak gini.

Anda : “Napp, Napa nap.”

Napa : “Apa?”
Anda : “Lagi apa?”
Napa : “Bantuin bunda nutup warung.”
Anda : “Ougghh, gue mau curhat.”
Napa : “Hilman?”
Anda : “Ama Amel.”
Napa : “Nanti, yak. Kalo udah selesai, gue telpon.”
Anda : “Sipppzzz...”

Sembari nunggu Nafa nelpon, gue habisin tuh kuaci tadi. Buka IG buat stalking akunnya. Itu menjadi hal rutinitas gue sekarang. Sehari nggak lihat IG nya, kurang gitu.

L I N A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang