4

43 5 8
                                    

"eh lo duduk dulu aja lin, bentar gue ke atas dulu." kata leo yang setengah berlari menuju kamar nya di lantai 2.

alin menurut, ia duduk di sofa ruang tamu tersebut.

selang beberapa lama leo pun turun dari lantai 2 dan sudah mengganti pakaiannya.

"tumben banget lin lo kerumah." Ucap nya sambil menaruh minum dan sekotak kue.

"Mau main aja. Hehe."
"Eh tadi lo ke makam nya salma? Ko gabilang si. Gue hampir lupa tau."

"Gue? Dari pagi gue ada di rumah temen gue lin."

"Apaansi lo bercanda ah, baru pulang dari negara orang jokes lo jadi receh gini le."

"Hehehe ta-tapi beneran gue ga ke makam salma lin."
"Ravi kan suka ke sana kan? Siapa tau ravi atau matteo kan?"

"Engga bukan ravi soalnya kata ibu-ibu penjual bunga orang nya beda."

"Owala, itu mah ibu-ibu nya salah liat. Masalah kaya gitu dipermasalahin lo ah lin."
"Ya bagus dong kalo emang beneran bukan ravi artinya yang doain salma nambah satu yakan."

Alin menggaruk belakang leher nya sambil menyengir tipis.
"Iya juga ya."

leo hanya menggelengkan kepala nya sambil tersenyum tipis. tapi senyumannya berbeda.

Alin dan leo mengobrol panjang hingga sore menuju gelap. Saat di rumah leo alin tak hanya mengobrol saja tetapi bermain game dan menonton film spongebob yang terbaru.

"le pamit ya, soon kita main sama yang lain." ucap alin saat hendak mengeluarkan motornya.

"iya lin, hati-hati ya dijalan." jawab leo.

"yoi, pak alin pamit. Assalamualaikum." ucap alin sambil mengklakson tanda ia pergi.

Alin mengitari kota sebelum pulang ke rumah. Karena mama dan abang nya sedang keluar kota jadi ia merasa bosan.

Dulu kalau sedang tidak enak hati atau sekedar singgah ia akan pergi ke rumah pohon. tetapi lima tahun yang lalu ia merusaknya, ia tidak mau ada sedikitpun kenangan yang tersisa agar ia mudah melupakan segala masa lalu nya.

Ia memberhentikan motor nya di tepi jalan dan merogoh kantongnya lalu mengeluarkan handpone.

Alin mengetik dan menelpon seseorang.

"halo ca, malem nginep dong di rumah gue ajak mimin sama mamat kalo mau." ucap Alin lebih tepat nya memaksa.

"oke nanti gue kesana."

Alin memutuskan saluran teleponnya.

Ia menyalakan motornya dan kembali mengendarainya.

Udara sore menjelang magrib itu enak banget, adem. Apalagi kalau ditambah senja, cantik banget.

sesampainya dirumah ia disambut oleh om reno yang sudah mengganti pakaian dari baju satpam yang biasa ia pakai menjadi baju santai.

"eh om mau kemana? sift nya udahan ya?." tanya Alin yang baru saja sampai dan memarkirkannya di garasi.

"iya non, om sekalian mau izin cuti tiga hari sama kaya pa asep dan bi juju." ucao om reno.

"yah alin sendiri dong, emang om mau kemana?"

"pacar om yang dikampung lagi sakit, om mau jenguk."

"oh yaudah om, cepet sembuh ya buat pacarnya om."

"iya non makasih, om pamit ya Assalamualaikum." ucap om reno lalu pergi.

untuk 3 hari kedepan ia akan sendiri di rumah, ia juga tidak mungkin meminta teman-teman nya terus menginap dirumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang