The Rain ☑

606 72 0
                                    

⚛⚛⚛

"Jisungiii sayang, bawa payung mu hujan akan turun." ucap seorang wanita yang sepertinya adalah ibu nya

Sang empunya menoleh dan malah menanyakan balik "Bunda tau dari mana?."

"Hanya sekedar melihat diberita bahwa hujan akan turun." balas wanita itu lagi

Jisung berdecak pelan, "Ckk Bunda masih seperti itu saja, jadul tau." sambungnya lalu sang bunda hanya tersenyum kecil.

"Terserahmu. Yang penting sudah bunda kasih tau." Jisung tidak mendengarkan bundanya ia langsung pergi berangkat ke sekolah setelah mengecup singkat punggung tangan bundanya.

"Dasar anak itu." oceh wanita itu

⚛⚛⚛

Jisung berangkat ke sekolah menggunakan bis mini, ia tidak ingin merepotkan bunda nya untuk membeli kendaraan seperti motor atau mobil.
Jisung tidak seperti remaja pada umumnya.

Saat ini Jisung sudah sampai di halte dekat sekolah nya, hanya sekitar 5 menit untuk mencapai gerbang sekolah nya dari halte bis ini

Tiba tiba langit mendung, tapi tidak ada petir.. hanya ada sedikit suara gemuruh ringan di langit. Tanda mau hujan.

Jisung berdecak sebal, ia menyesal tidak mendengar omongan bunda nya tadi untuk membawa payung

Jisung tanpa babibu langsung menerobos hujan, tidak peduli baju nya basah atau tidak. Ia hanya memedulikan dirinya agar tidak terlambat menginjak kaki di sekolah nya

Karna hujan begitu lebat, dan penglihatan mata sipit Jisung mulai buyar ia pun beristirahat sejenak, ada perasaan aneh menyelimutinya

'Sebentar. Kok aku tidak basah? Apa hujan berhenti?'

Jisung bergumam dalam hati, raut wajah bingung nya keluar, ia mendongak kan kepalanya. Dan ternyata...

'Sejak kapan diatas kepalaku ada payung?'

Itu gumam nya, tatapan Jisung turun beralih pada seorang remaja yang lebih pendek darinya. Dan sepertinya kita seumuran?

"Berterimakasih lah kepadaku, Park Jisung." ucap remaja laki laki itu.

'What the hell, kenapa dia bisa tau namaku? Aneh.'

"Kau siapa? Dan kenapa kau bisa tau namaku?" tanya Jisung penasaran

"Aku teman sekelas mu, Zhong Chenle" balas remaja itu

'Sebentar! Apakah dia murid baru?'

"Tau namaku dari?" tanya Jisung lagi masih penasaran

Remaja yang mengaku sebagai teman sekelas nya itu tersenyum lalu berkata "Aku tau namamu. Dari matamu."

Jisung tersentak kecil. Hati nya berdenyut lebih cepat dari sebelum nya

"Jangan gugup, aku tidak akan menyakitimu. Terkecuali jika kau menyentuh tangan ku" sambung remaja laki laki itu

'Lalu bagaimana kita berkenalan? Kalau kita tidak berjabat tangan?'

"Kita sudah saling kenal, jadi tidak perlu berjabat tangan" jawab nya dengan senyum nya

'Fuck! Dia bisa baca pikiran ku?!'

"Jangan berpikir aku bisa membaca pikiran mu, itu bukan kemampuan ku." jawab nya lagi lalu meninggal kan Jisung yang sekarang tubuhnya kaku tidak bisa bergerak. Karena senyuman nya tadi.

Sepertinya kalian harus tau, jika name tag di seragam Jisung belum terpasang karena sang Bunda yang selalu lupa memasang name tag pada seragam sekolah Jisung.


⚛⚛⚛


Dengan susah payah dan napas terengah-engah, akhirnya Jisung tiba di sekolah nya. Tiba tiba ia mengingat kembali kejadian tadi.

'Aku harus cepat ke kelas, untuk melihat orang tadi ... Siapa namanya? Ah Zhong Chenle'

Gumam nya dalam hati, lalu berlanjut berlari ke kelas dengan gelisah, dengan kecepatan kilat akhirnya ia tiba di kelas nya

Dengan ragu ragu, dan napas yang masih tidak teratur. Jisung masuk dan melihat sekitar memandang wajah teman teman nya...





































Dan hasil nya nihil.



























'Kemana dia pemilik nama Zhong Chenle?!.'  gumam nya





















'Ahh mungkin ke kantin? Atau ke toilet? Kan bisa jadi.' gumam nya lagi

















Jisung menaruh tas nya, lalu beranjak ke kantin. Saat beranjak ke kantin lebih tepatnya berada di lorong lorong kelas yang sepi seseorang menepuk pundak nya

'Apa kah itu kau, Zhong Chenle?'

Jisung menoleh pelan memastikan siapa yang menepuk pundak nya, dan kali ini.....






























"Kau mencari ku, Park Jisung?." dia... Dia yang Jisung cari dari tadi. Dia si pemilik nama Zhong Chenle.

Jisung segera bangun dari lamunan nya, "Iya aku mencarimu, kau dari mana saja tadi?" jawab nya to the point dan di akhiri pertanyaan membuat sang empu nya tersenyum

'Manis senyuman nya.'

"Aku habis dari kantin, hanya mengisi perut ku saja yang sedikit kelelahan setelah memayungi mu tadi." balas nya dan didapatkan tawaan kecil dari Jisung

'Matanya semakin tenggelam jika tersenyum. Aku suka.'

Jisung membuyarkan lamunan Chenle, dengan mengajak nya kembali ke kelas dan dijawab anggukan persetujuan oleh Chenle. Mereka pun bersamaan ke kelas sambil melemparkan senyum bahagia serta malu malu yang tercetak di wajah masing masing.

'Adik ku sudah besar, aku semakin takut jika suatu saat dia mencintai seseorang'

Gumam seorang pria bertubuh kecil, sama seperti adik nya Chenle yang bertubuh kecil juga.

Orang yang memandangi Chenle dari kejauhan itu adalah Kakak kandung nya Chenle yang bernama ...




































To be continued...

Menggenggam tanganmu itu sulit [CHENJI]  [SUNGLE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang