BAB II

1 0 0
                                    

—HAPPY READING—

—HAPPY READING—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Malioboro.
•••

Tak terasa sebulan sudah terlewati sejak pertemuan Lily dan Adlyas.

Selama itu pula, Adlyas berusaha mendekati Lily.

Lily yang sebenarnya mengerti maksud Adlyas berpura-pura tak tau. Ia ingin tau seberapa besar usaha Adlyas untuk mendekati dirinya.

Seperti saat ini, mereka berdua sedang berjalan-jalan ke Alun-alun Utara.

Sebuah tempat wisata yang berada di tengah kota Yogyakarta yang langsung tersambung dengan jalan Titik 0 Km dan Malioboro.

Sebenarnya Alun-alun sendiri adalah lapangan milik Kraton Yogyakarta yang dijadikan tempat wisata. Dulu, setiap setahun sekali diadakan acara Sekaten Maulud Nabi Muhammad SAW disana.
Banyak permainan dan berbagai macam makanan khas dan unik.

Namun karena suatu alasan yang membuat lapangan menjadi gersang dan tak terawat, maka sekarang sekeliling Alun-alun itu diberi pagar dan hanya diberi satu pintu masuk.

Nah, Lily dan Adlyas berjalan-jalan dipinggir Alun-alun.

Mereka berbincang dengan santai dan sesekali tertawa.

Langit cerah dan angin sedang bersahabat, menggoyangkan rambut kecoklatan milik Lily yang dikucir pony tail.

Keduanya sedang berjalan menuju Titik 0 Km. Adlyas mengajak Lily untuk masuk ke area Malioboro.

"Kamu pernah masuk kesana, Ly?" Tanya Adlyas sambil menunjuk Istana Negara yang terletak disebelah utara Titik 0 Km.

"Pernah. Waktu Upacara 17 Agustus tahun lalu." Jawab Lily.

"Kalau kesana?" Tangan Adlyas menunjuk ke Museum Benteng Vredeburg.

"Pernah juga. Waktu acara Serangan Umum 1 Maret." Ucap Lily sambil membenarkan kacamata bundarnya.

"Kalau ke Taman Pintar?"

"Pernah, Adlyas. Aku tinggal disini dan aku sudah hafal tempat disekitar sini."

"Kalau ke hatiku gimana?"

Lily mendengus dan memutar bola matanya.

Adlyas tertawa dan iseng bertanya, "kamu udah punya pacar, Ly?"

"Ha? Enggak. Nggak minat pacaran." Jawab Lily sekenanya.

Adlyas langsung terdiam, dia terkejut ketika Lily dengan gamblangnya bilang tak minat pacaran. Adlyas berpikir apakah dia masih kurang mencuri perhatian Lily?

Lily diam-diam mencuri pandang ke arah Adlyas. Ia cukup peka bahwa Adlyas terkejut dan mungkin marah.

Lily maklum dan dia sengaja melakukan itu, untuk mengetahui seberapa gigih Adlyas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Momentum in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang