Yang terjadi, terjadilah. Karena menghindari hanya akan manambah luka.
......" Kamu..." Gumam Anila ketika melihat wajah pemilik tangan itu.
" Bangun Laa malu ih di liatin orang." Ucap nya
Anila meraih tangan yang mau membantunya. Namun saat hendak berdiri banyak anak kecil yang sedang berlarian menyenggolnya. Dan terjadilah ..
" Aduhh aww shh.." erang Anila sambil memegang pinggangnya yang sakit mengenai aspal
" Kok lu malah ngedesah la." Ucap Raihan yang berada diatasnya dengan tangan sebagai penahan sehingga mereka tidak bersentuhan
" Yeee otak lu kaya kuaci."
" Kuaci?"" Gope ngeressssssss." Ucap Anila dengan disambut tawa
" Ahahaha bisa ae lu La."
" Ga ada niatan bangun Han? Leher gua keram banget serius, bukan bermaksud merusak suasana ya hann."
" Ahaha iya iya Laa..., Ini yang namanya definisi senggol bacok." Ucap Raihan dengan cekikikan." Aduh pinggang gueee mau lepas rasanya."
" Kode minta digendong La?" Ucap Raihan datar
" Aduh... aku gpp, ga usah gpp Han. Kamu terlalu peka aku ga kuat." Drama Anila dengan mimik wajah di buat2
" Dasar cewek." Dumel Raihan ,lalu berlalu meninggalkan Anila dibelakangnya.
" Raihannnn iiihhhh tungguin sakit nii, gakuatt nolaknyaaa Han maksud gue." Teriak Anila dengan wajah kesalnya.
Raihan dengan wajah penuh kemenangan berjalan meninggalkan Anila. Sebenarnya Raihan ingin sekali melihat wajah kesal Anila , tetapi ia sengaja tak melihatnya. Agar rasa rindunya tetap berada dalam hatinya. Rindu seorang penyemangat di dalam hari-harinya.
Anila pun tersenyum dibelakang Raihan. Melihat punggung itu tetap kokoh hingga saat ini, membuat hatinya begitu tenang. Sosok yang telah ia cintai selama 3 tahun, yang membuatnya ingin berterima kasih dengan tulus, karena telah memberikan banyak kebahagiaan dan pelajaran di setiap harinya. Yang terpenting dari semua itu, terimakasih atas kehadiranmu, Raihan Atmala.
Anila dan Raihan telah sampai di rumah Anila. Dengan drama bonceng-membonceng menggunakan motor yang sebenarnya Raihan bawa tadi. Karena Raihan ingin mengunjungi rumah temannya yang kebetulan tak jauh dari rumah Anila. Namun semesta merestuinya, dengan memberikan berkah baik, yaitu bertemu Anila yang sedang terjatuh dijalan.
Dulu Raihan sering sekali berkunjung kerumah Anila , bahkan ketika kedua orang tua Anila sedang bertengkar, saat itu Raihan sedang menemani Anila belajar dikamarnya. Iyah hanya menemani, Memeluk dan menenangkannya.
"La." Panggil Raihan saat Anila sedang membuka pintu
" Kenapa han?"
" Apa Raihan masih bisa sering ketemu ila? Seperti dulu."
" Hmmm... " Pikir ila, karena bingung menjawab apa. " Han, masuk yuk mampir dlu ila bikinin kopi kesukaan Raihan, hehehe." Alih ila dengan cengirannya.
Raihan tersenyum. Sadar akan pertanyaan yg baru saja ia lontarkan. Ia harus mengerti situasi ila , tidak seharusnya bertanya seperti itu.
" Raihan lanjut dulu deh La, masih ada tugas soalnya. Jaga diri ya La, kabarin Raihan kalau butuh sesuatu, Bye La."
" Byee." Jawab ila dengan tersenyum.
" Han tunggu.. " cegah ila saat Raihan ingin meninggalkan pekarangan rumah ila.
" Kenapa La?"
" Makasih ya han. Hati- hati dijalan." Ucap ila dengan tenang dan tersenyum sambil menatap dalam mata Raihan.
" Sama-sama , Anila Citta Mala." Jawab Raihan balik menatap mata cokelat ila, lalu pergi meninggalkan ila.
Anila lalu masuk rumah dengan wajah murung. Ntah kenapa hatinya selalu merasa sendu setelah bertemu Raihan. Ia duduk dan melihat sebuah foto keluarga. Mengingat kembali hari itu. Dimana ibunya pergi meninggalkan rumah.
Flashback on
" La kerjain dulu baru megang hp. " Ucap Raihan
" Kan tugasnya dihp Han. Aku gatau soalnya kalau ga liat di hp, gimana si kamu." Jawab Anila dengan polos
" Ngeles aja." Jawab Raihan dengan jutek.
Tiba- tiba .... Prangggg.. suara benda jatuh seperti gelas beling yang dibanting.
" Kamu selingkuh?" Teriak Darma , bapak Anila.
" Aku ga selingkuh, itu temen ku mas." Jawab Hani , ibu Anila.
" Kamu ga pulang dua hari Hani! Bagaimana bisa aku percaya kalau kamu ga selingkuh? Kamu tidur dirumahnya? Iyah?" Jawab darma penuh penekanan sambil menahan amarah.
" Kemarin saudaranya dia sakit mas , aku hanya dimintai tolong untuk menjaganya. Kamu kenapa selalu menuduhku mas? Padahal kamu juga seperti itu!!" Teriak Hani kepada darma dengan emosi.
Disisi lain, Anila yang sedang terdiam mendengar suara debat kedua orang tua nya. Hanya menangis yg bisa dilakukannya. Dengan kepala tertunduk dan tangan yg menutupi wajahnya.
" La , boleh aku memelukmu?" Tanya Raihan dengan hati2
Anila menatap Raihan , lalu langsung memeluknya dengan erat dan menangis sekencang-kencangnya.Raihan ikut meneteskan air matanya. Melihat sang kekasih sedang dilanda banyak masalah.
" Semua akan baik-baik aja La. Percaya sama aku. Menangis lah selagi ada aku La. Aku akan memelukmu hingga tetes air mata terakhir." Ucap Raihan dan membalas memeluk erat Anila.
Flashback off
Anila meletakkan kembali foto itu dimeja. Lalu ia mengusap air matanya dan masuk ke kamarnya. Mencari handphone miliknya. Lalu meletakkan nya dilaci , dan tiba-tiba ada sebuah notif yang masuk ke nomornya dari akun sajak yang ia ikuti di media sosial..
@AD_pena
Ketika kita bertemu dalam kekosongan. Banyak hal yang membuat kita ingin dikisahkan. Seperti pasangan yang tak ingin terpisahkan. Namun salah satu dari kita masih butuh pengistirahatan. Belum bisa berkutik kembali dengan hati yang baru, setelah hati yang lalu menghilang dari keseharian.
Beristirahat lah kamu bersama iringan senja. Lalu terlelap bersama iringan malam :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Waktu
Teen FictionAku dan kamu sebagai orang yang membentuk kata kita menjadi mungkin. Dengan seulas alasan dan harapan yang tidak dapat diceritakan. Hanya kita yang tahu atas komitmen yang sedang dijalankan. Bertahan atas sebuah hubungan yang semoga ditakdirkan. Nta...