Part 12

1.2K 34 9
                                    

Part 12

Di tengah-tengah pertarungan, salah satu Kuntilanak yang berambut pendek, kabur ke markas anjing. Ia bertemu dengan Siberian Husky. Ketika bertemu Siberian, Kuntilanak itu langsung menusuk Husky dengan pisau.

"Makanya jangan ngehamilin sodara gue!"

"Yang, hamilin sodara lo bukan gue, tapi Herder!"

Saudara-saudara dari Husky langsung menghampiri anjing yang terluka tersebut. Salah satu anjing, Pitbull marah besar dan memaki si Kuntilanak.

"Semprul banget sih! Kalau mau bales dendam, sama si Herder. Husky nggak salah apa-apa! Dasar Kuntilanak kampret!"

"Sebaiknya bawa dia ke rumah sakit sekarang!" Labrador berkata dengan panik.

Kuntilanak itu langsung kabur. Beberapa anjing hendak menangkap Kuntilanak itu. Tapi mereka harus membawa Husky ke rumah sakit.

***

Seminggu setelah kejadian, sekolah Susanti akhirnya aktif kembali. Tapi sayangnya, teror dari makhluk astral belum selesai. Bloody Eyes merasuki seorang siswa yang sedang menggunakan komputer pada saat pelajaran TIK. (Teknologi Informasi Komunikasi)

Ketika sedang menggunakan komputer, siswa tersebut tiba-tiba membanting monitor desktop dan menyiramkan air putih miliknya ke komputer tersebut. Guru komputer yang melihat itu langsung marah dan membentak anak tersebut.

"Kenapa kamu siram itu?! Itu mahal tahu nggak! Bahaya juga tahu! Kalau ada yang kesetrum gimana?!"

"Saya ini lagi PMS tahu nggak!" Teman-teman si siswa kebingungan karena yang kesurupan adalah laki-laki."

"PMS apa?! Kamu laki-laki." Si guru lebih terkejut lagi karena kabel monitor dicabut secara paksa hingga mengeluarkan api. Kabel monitor tersebut mengenai air hingga terjadi setruman.

"Saya diputusin pacar saya! Jadi saya punya hak untuk marah!"

"Keluar kamu!"

"Saya nggak mau keluar! Saya mau ikutan belajar di sini!"

"Gimana mau belajar?! Komputernya kamu banting tahu nggak?!"

"Pak mungkin dia kesurupan." Sahut salah satu siswa.

"Pergi..keluar kamu dari tubuh anak itu! Saya stress tahu nggak! Baru masuk udah ada yang kesurupan lagi!"

"Saya nggak mau keluar! Saya mau belajar!"

Karena pusing, guru TIK tersebut hanya bisa duduk dan membiarkan siswa yang kesurupan duduk saja. Tapi tiba-tiba siswa yang kesurupan langsung keluar dan membuat keributan. Tapi akhirnya, beberapa guru dapat membuat anak itu tenang. Ketika anak itu sadar, ia langsung disuruh pulang untuk istirahat.

***

Pada malam hari Fera dan Deni pergi ke mall. Mereka makan di sebuah restoran yang sangat mewah. Ketika mereka berdua sedang makan, seorang wanita marah-marah sambil mencekik seorang pelayang restoran. Suaminya hanya bisa mencoba menenangkan wanita itu agar tidak membuat bahaya.

"Saya itu pesan Spaghetti. Bukan Hamburger! Dasar pelayan gila kamu ya!" Ibu itu marah-marah. Suaminya bingung dan tiba-tiba saja tangan ibu itu memukul muka pelayan restoran wanita itu.

Tak hanya sampai disitu, malah kejadian yang mengaggetkan adalah suaminya malah memukul salah satu pelayan restoran laki-laki hingga bibir dan hidungnya berdarah.

Karena melihat hal tersebut, Deni langsung membanting kursi dan memukul suami si ibu. Ia dengan nafsu memaki-maki laki-laki.

"Mau apa lo?! Maksud lo apa bikin keributan di sini! Lo kenapa sama istri lo?! Kalau mau cari ribut, ayo sama gue! Kenapa nggak bisa ngomong baik-baik ke pelayan restoran?! Punya otak nggak! Mana otak lo?!" Deni berkata dan langsung memegang kepala si suami dengan keras-keras.

"Saya mau Hamburger!"

"Eh tua Bangka, punya otak nggak?! Nggak usah teriak-teriak kayak anjing! Kalau mau Hamburger, bilang baik-baik. Baru pertama kali lo gue lihat orangtua kayak lo berdua. Kasar, biadab sama pelayan restoran. Mati mau jadi apa lo?! Jadi arwah?!" dengan cepat Deni menendang si suami dan langsung mendorong ibu-ibu yang meminta Hamburger tadi.

"Mas..udah Mas, orangtua. Nggak usah diladenin." Ucap pelayan pria.

"Nggak bisa dong! Ini mereka udah tua kan logikanya...tobat gitu ya harusnya, karena udah mau mati. Bener kanMas? Mas udah kerja capek-capek, saya kan kasihan Mas dibikin berdarah sama mereka."

"Tapi saya nggak enak sama pelanggan lain."

"Udah, ini uang buat kursi yang saya banting."

"Makasih ya Mas. Udah Mas jangan dilanjutin."

"Nggak Mas. Mbak pelayan juga. Saya kasihan sama kalian."

"Iya Mas." Para pelayan itu pergi kembali ke dapur.

"Eh orangtua! Kalian itu udah mau mati ya, tobat sana cepet! Jangan kayak si Alfa, tukanfg perkosa..belum tobat juga!"

Fera merasa tidak enak hati karena Alfa disebut-sebut. Fera mencoba mendeteksi keadaan mereka berdua. Dan mereka berdua kesurupan.

"Den, percuma kamu ngomong sama mereka. Ternyata mereka kesurupan!"

"Udah ah!, kita tinggalin aja mereka. Fer, ayo kita pergi ke toko buku."

"Iya..jangan sebut-sebut Alfa. Aku takut."

"Nggak usah takut sama si tua tukang perkosa itu."

Fera hanya diam. Ia mengikuti saja Deni yang mengajak dia pergi ke toko buku. Mereka berdua akhirnya membeli buku kesukaan mereka. Setelah mereka membeli buku, mereka keluar dari toko buku. Dan sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Mereka berpapasan dengan Tader.

"Lo cewek ular itu kan?" Tangan Tader menunjuk ke muka Fera.

"Apaan sih, teman lo tuh yang salah!"

"Iya..gue bisa nerawang, gue bisa lihat kalau waktu itu, memang pacar gue jadi ular!"

"Kamu bisa nerawang Sayang?"

"Iya, tapi ternyata kekuatan aku untuk mendeteksi keberadaan makhluk halus itu susah."

"Pantas kamu langsung marah-marah sama kedua orangtua itu."

"Iya..aku juga sebenarnya agak indigo juga."

"Sejak kapan?"

"Sejak..kecil."

"Mau kita apakan Sayang, dia?" Tangan Fera menunjuk ke Tader.

"Biarin aja. Aku lagi nggak mau berantem sama dia." Deni langsung menggandeng Fera pergi.

***

Di sebuah hutan, di hutan perkemahan, Susanti dan Bloody Eyes bertarung. Mereka berdua saling menyerang dengan kekuatannya masing-masing. Bloody Eyes memukul muka Susanti. Susanti marah dan akhirnya mendorong Bloody Eyes.

"Gue belain Herder!" Teriak Susanti.

"Gue belain tante gue yang diperkosa! Itu salahnya Herder!"

"Salahnya Alfa merkosa gue, biarin sekalian semua Kuntilanak sama pasukannya dia diperkosa sama anjing-anjing yang jadi teman-teman gue!"

Perkelahian pun berlanjut. Bloody Eyes membuat Susanti jatuh. Susanti langsung menyerang balik Bloody Eyes hingga ia jatuh dan menangis. Perkelahian berakhir ketika mereka sama-sama lelah.

***

Beberapa hari kemudian, saat menyampaikan amanat pembina upacara, Farli kesurupan saat pidato. Tubuhnya jatuh, beserta juga podium. Ia berteriak-teriak. Leon dan Deni segera membantunya. Rupanya, ia kesurupan Nenek Kuntilanak.

"Saya Tuhan, saya kepala sekolah yang sebenarnya!" Teriaknya.

"Keluar dari tubuh Pak Farli!" Bentak Deni.

"Keluar!" Bentak Leon juga

Sekolah pun menjadi ribut. Murid-murid langsung kabur ke kelas semuanya. Dua orang guru malah ikut kesurupan juga. Mereka semua panik. Deni meminta Fera untuk membeli air mineral di kantin. Kantin agak sepi karena Mbok Wiwin masih dirawat di rumah sakit.

"Kamu cepat ke kantin beli air putih ya."

"Iya Sayang."

BERSAMBUNG

SusantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang