Persiapan untuk perjalanan sudah beres, rapat bisnis dengan Ino juga sudah selesai.
Ketika Sakura menunggu untuk berangkat ke Sunagakure di hari mendatang, Tsunade memanggilnya.
Lokasi ini adalah tempat favorit Tsunade minum sake, juga sebuah toko minuman keras.
"Aku tidak bermaksud mengatakan jika pertemuan ini khususnya tentang 'pertemuan bisnis'. Besok lusa, aku mendengar jika kau akan meninggalkan Konoha untuk perjalananmu. Aku hanya ingin menghiburmu, Ah! Tetapi sesungguhnya, sederhananya aku hanya ingin minum. Hanya itu!"
Sesudah berkata demikian, Tsunade tertawa.
Tsunade tahu jika dia berkata dengan gaya seperti itu maka Sakura akan berpikiran tentang beban-bebannya.
Bahkan Tsunade berpikir jika belakangan ini Sakura bekerja terlalu keras. Dan juga, Tsunade memanggil Sakura dengan tujuan agar dia bisa melepaskan penat dan meregangkan stres.
Ketika 'Klinik kesehatan dan perawatan mental anak-anak' telah didirikan. Tsunade terus memberi dorongan pada Sakura dari belakang. Mengenai pekerjaan Sakura baru-baru ini, barangkali Tsunade merasa agak bertanggung jawab terhadap hal itu.
―― "Bagaimanapun juga ini adalah hal yang hebat. Iya kan? Dia juga muridku. Dia adalah orang yang memperkenalkan 'klinik kesehatan dan perawatan mental anak-anak' kepada desa. Sebagai gurumu, aku merasa bangga."
Satu demi satu Tsunade menjatuhkan cangkir-cangkir sake. Wajahnya sudah mulai memerah. Sementara dengan cepatnya makan, diikuti dengan minum secara cepat pula.
"Akan tetapi, diakhir hari ini, hal-hal yang aku lakukan adalah hanya untuk kesesuaian dengan seseorang sebagai poin dari sebuah hubungan untuk menyediakan akses merawat pasien-pasien. Karena sebenarnya seseorang yang dihadapi anak-anak adalah orang yang dengan khusus dipekerjakan dan dilatih dengan bekerja secara tepat pada kasus mereka."
"Kau tidak harus menjadi terlalu rendah hati. Mengenai anak-anak dan trauma mental mereka, tidak ada banyak kata-kata yang dapat mereka gunakan untuk mengungkapkan diri mereka dengan baik, dan juga gagasan itu tertumpuk sedikit demi sedikit dan menjadi menimbun."
"Perasaan itu kemudian akan menjadi pikiran kekhawatiran. Ketika hal semacam itu terjadi akan ada seseorang yang akan menyampaikan uluran tangan mereka. Orang tersebut akan menenangkan anak-anak. Kau menciptakan struktur itu untuk para pasien. Hal itu sudah cukup penting bagi mereka."
"Ya."
Setelah menerima kata-kata sedemikian rupa dari gurunya, Sakura bahkan merasa seolah-olah diberi penghargaan dan dia merasa senang.
"Ngomong-ngomong seberapa baik pergaulan Naruto dan Hinata?"
Ketika percakapan itu menjangkau poin dimana mereka dapat berpindah ke subjek lain terlepas dari pekerjaan. Tsunade mengajukan pertanyaan itu pada Sakura.
"Eh?! Dihari yang lalu aku tidak menduga akan bertemu mereka secara kebetulan. Mereka terlihat melakukannya (berkencan) dengan baik."
"Tentang Hinata, kau tidak boleh berpikiran tentang dia pada keadaan seperti ini. Tetapi mungkin dia bahkan menjadi tipe yang mengherankan dan sungguh-sungguh menggunakan kendali di dalam hubungannya."
"Aku berpikiran tentang itu, jika partnernya (Naruto) adalah orang yang keras kepala dan berkeinginan keras, Naruto barangkali akan mengalami konflik dengannya. Tetapi karena itu Hinata, kita tidak harus cemas akan hal itu."
"Jika dia adalah wanita sepertimu, itu akan menjadi sulit. Benar kan?"
Dengan kalimat itu Tsunade tersenyum lebar kemudian tertawa. Sakura tertawa dengan "Ahahaha." lalu menggaruk kepalanya. Senyum itu secara instan menjadi pengganti dari suasana hatinya yang tersembunyi. Seperti yang dia pikirkan, ini karena Sakura berpikir tentang kisah cintanya sendiri.
―― "Ini tidak berguna. Aku tidak harus berpikir tentang itu jika aku akan sangat bersungguh-sungguh dan serius tentang itu."
Ketika Sakura menjadi bingung, dia secara tiba-tiba dan dengan total mengubah nada bicaranya. Dia kemudian bertanya kepada Tsunade.
"Guru, aku sudah secara terang-terangan mengatakannya. Tetapi aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Tentang laki-laki, bagaimana aku bisa membujuk mereka untuk berbalik?"
"Jika.. kau ingin membuat laki-laki menatapmu.."
Tsunade kemudian meresponnya dengan cepat.
"Gunakan dadamu."
Sebagaimana dia mengatakan itu, dia dengan bangga membusungkan dadanya dengan 'donn' (/whomp) - efek suara.
― "Dada wanita.. Dada seseorang..? Ehh?"
"Bukankan begitu? Ini seperti yang aku pikirkan. Iya kan? Hinata juga memiliki dada yang besar. Seperti itu kan?"
Sakura menenggelamkan bahunya ke bawah dengan 'zuun'-ekspresinya tampak suram dan kecewa.
"Kau bodoh! Ini hanya guyonan!"
Tsunade kebingungan sehingga dia menambahkan kalimat itu.
"Mengenai apapun yang akan membuat laki-laki untuk dapat berbalik kepadamu, itu tergantung pada orangnya."
"Yeah. Aku ingin berpikir tentang masalah itu."
"Lakukan yang terbaik Sakura! Diluar semua ini. Adakah sesuatu yang bisa aku lakukan untuk membantumu?"
"Untuk masalah ini guru. Aku mohon bertaruhlah untukku."kata Sakura.
"Berjudi?"
"Tolong bertaruhlah jika cintaku tidak akan padam dengan baik. Itu karena judi guru seringkali berjalan dengan miring (sering kalah). Benar kan? Oleh karena itu aku memintamu untuk ini."
Tsunade memalingkan dadanya yang besar ketika tertawa dengan "Ha!"
"Aku mengerti! Mari kita bertaruh untuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Hiden: Pemikiran Cinta, Membentuk Angin Musim Semi
RomanceSakura Hiden: Thoughts of Love, Riding Upon a Spring Breeze (サクラ秘伝 思恋、春風にのせて, Sakura Hiden: Shiren, Harukaze ni Nosete)