Semua penghuni Kos panik siang itu, teriakan kak Yola membangunkan penghuni Kos yang sedang tidur siang. Dia bercerita dengan gemetar terlihat dari wajahnya yang sangat takut, dia melihat seekor Ular berwarna Hitam melingkar di dekat Pintu kamar mandinya.
"Kak Rahmi...kak Rahmi..." panggil kak Yola dengan suara bergetar selama beberapa kali. "Iya Yola, kenapa?" tanya kak Rahmi dengan nada setengah sadar dan Mata yang sayu. "Di kamar kami ada Ular kak tolongin!" pinta kak Yola panik hampir menangis.
"Mana? lihat!" jawab kak Rahmi sambil berjalan masuk ke dalam kamar kak Yola. "Di kamar mandi kak, hati-hati kak!" pinta kak Yola. "Coba panggil Bapak kos kak!" pintaku.
"Biar aku aja yang panggil Se." Riska menawarkan diri, Aku menyelinap masuk secara diam-diam, kak Rahmi yang terlihat takut membuat ekspresi lucu yang membuatku tidak bisa menahan tawa. Tapi dia tetap berani menyodokan Kayu, ke arah Ular itu.
"Awas kak!" teriakku mengejutkannya. "Dise! kaget kakak," wajahnya terlihat panik, tanganya bergetar, Kayu yang di Tangannya terlempar ke arah depan.
Aku memberi saran. "Coba tabur garam kak! bawang merah, bawah putih, gula, cabe merah, micin. mempan ga?" kak Rahmi menggeleng-geleng Kepala. "Jadi sambal, sambal Ular haha..." Jelas kak Rahmi nada takut tapi tetap tertawa. "Ih hush kak takut," Jawabku.
Kak Rahmi memperhatikan lagi. "Dari tadi ga bergerak dia, apa mati?" tanya kak Rahmi.
"Semprot pake Obat Serangga mabuk ga ya Ularnya? pingsan gitu?" tanyaku. "Bisa jadi," kak Rahmi menyemprotkan Obat Serangga ke arah Ular itu.Kak Eka ndut tiba-tiba datang masuk ke dalam kamar dengan Handphone di Tangan Kanannya sambil mengarahkan Handphonenya kearah Ular itu.
"Hai Teman-teman lihat ini ada Ular! Aku takut Teman-teman." kata kak Eka ndut sambil update story di Sosmed. "Kak Eka malah buat Story bukannya bantuin," protesku.
"Iya dong harus!" jawab kak Eka ndut.
"Se, mau lihat ndak?" tanya kak Rahmi. "Enggak lah kak aku takut, Aku keluar ya kak!" jawabku.
Beberapa dari kami menunggu di luar kamar, Bapak kos sudah turun ke bawah memeriksa kamar kak Yola berpakaian lengkap dengan alat pelindung diri.
"Seperti ular, seperti ular yang sangat berbisa, sangat berbisa suka memangsa, suka memangsa diriku tergigit cinta..."
Iis duduk manis, menggoyangkan Kaki sambil melatunkan nyanyian. Dia tidak bertanya, konsentrasinya tidak pecah karena kesibukan sekitar.
Nyanyi Is?" tanya Ayu. "Pantun kak Ayu," jawab Iis. "Cakep." sambung Riska.
Beberapa menit kemudian Ular itu berhasil di jinakan, dan langsung dibawa ke tempat yang lebih aman.
Kak Rahmi keluar kamar dengan wajah senyum-senyum yang tidak jelas. "Hebat kan kakak nangkap Ular,"
"Bukan kakak yang nangkap," jelas Ayu. "Iyain aja la yu! biar kakak senang," pinta kak Rahmi.
"Oh tidak bisa haha..." jawab Ayu.Beberapa minggu kemudian, penghuni kos dihebohkan kembali dengan berita Binatang bukan Ular tapi Biawak.
"Kak Rahmi....kak Rahmi..." panggil kak Sulis teman sekamar kak Yola. "Ada Biawak kak di kamar Sulis." jelas kak Sulis. "Bentar!" pinta kak Rahmi.
Dengan alat seadanya, kak Rahmi berhasil mengusir Biawak di kamar kak Sulis, tidak butuh waktu lama kak Rahmi memang Penjinak Binatang.
Aku dan kak Rahmi duduk di Ayunan, Riska menghampiri kami dengan wajah khasnya yang suka mengerutkan Alis.
"Tadi pagi di teras belakang Kamar kami ada Ular kak," jelas Riska. "Iya? Terus kemana Ularnya?" tanya kak Rahmi. "Lari ke kamar kakak," jelas Ayu yang berjalan mengikuti Riska.
Kak Rahmi mulai panik. "Benar-benar la yu?" Ayu selalu serius dan tidak pernah berbohong untuk masalah ini. "Iya kak,"
Kami menghampiri kak Eka ndut di Kamarnya, kak Rahmi bercerita tentang yang dilihat Ayu tadi pagi. "Kak Rahmi, Kejar!" pintaku. "Eka, buka Pintu belakang!" pinta kak Rahmi dengan nada sombong. "Siap." jawab kak Eka ndut.
"Nah itu dia kak, kejar kak Rahmi!" pinta Riska
Aku berdiri paling belakang. "Kak Rahmi macam mau Kungfu bawa kayu." Iis berdiri di sampingku tanpa aku sadari. "Haha...iya,"
Ayu berjalan ke arah kak Rahmi karena penasaran. "Dapat kak?" kak Rahmi memasang wajah lega dan bersyukur. "Lari dia ke semak-semak,"
"Mugo-mugo ora dolan reneh neh," kata Riska.
(Semoga ga main kesini lagi dia)Beberapa minggu kemudian, di Kamarku ada Hewan yang sangat lucu yang sangat menggemaskan. Seekor Tikus kecil yang sedang mencari induknya bersembunyi di balik Pintu belakang.
Aku mendatangi Kamar kak Rahmi untuk meminta bantuan dalam pengusiran Tikus. "Kak Rahmi ulalaa..." kak Rahmi keluar Kamar dan berpose di sebelah Pintu Tangan Kirinya di Kepala dan Tangan Kanannya di Pinggang persis seperti seorang Model.
"Iya Dise ulaalaa yuhuuu..." jawabnya.
"Tolong kak anak kakak dibawa pulang!" pinta ku. "Siapa itu?" tanya kak Rahmi. "Tikus," jawab ku. Kak Rahmi tertawa geli. "Haha...sebentar!" pinta kak Rahmi sambil membawa Kantong Plastik bewarna Hitam.
"Belum Mati dia kak," jelasku. "Iya kakak nangkapnya peke ini," jelas kak Rahmi. "Sayang sini! Zmama jemput haha..." ucap kak Rahmi pada Tikus itu.
Kak Rahmi berhasil menangkap Tikus tu, dia membawanya keluar ke tempat yang lebih aman.
"Enggak dipelihara aja kak?" tanya ku. "Enggak, Terima kasih haha..." jawab kak Rahmi.Kami duduk di Bangku Teras sambil melamun tersenyum heran memikirkan dalam bulan ini banyak Tamu yang datang. Memikirkan yang terjadi sebelumnya, membuat kami tertawa geli.
"Ini Kos apa Kebun Binatang ya kak?" tanyaku.
"Merangkap haha..." jawab kak Rahmi sambil tertawa.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kos Katanya? (Terbit)
HumorAnak Kos Katanya? Akibat dari tingkah mereka yang aneh, terkadang membuat status mereka dipertanyakan. Dibalik itu semua, mereka menciptakan keseruan untuk menghibur Teman-temannya. Dise yang suka menganggu Teman-temannya, terkadang terlihat perhati...