4

879 99 2
                                    

"Nah, Hao perkenalkan, dia Junhui, temanku."

Wonwoo tak main-main dengan ucapannya. Dua hari setelah ia mengatakan ingin mengenalkan Minghao dengan seorang pria, ia benar-benar merencanakan sebuah pertemuan.

Dan saat ini, keduanya dipaksa untuk bertemu.

Kenapa Minghao bilang dipaksa? Satu, karena ia sesungguhnya tak mau. Dua, karena ia rasa pria bernama Junhui juga tak mau.

Minghao berpikir seperti itu saat melihat gelagatnya yang tak nyaman. Ia juga hanya tersenyum tipis, dan berbicara seperlunya. Tampak enggan untuk dekat dengan Minghao.

Setelah Minghao dan Junhui berkenalan, dengan tak tahu dirinya, Wonwoo pamit undur diri. Katanya, ia sudah membuat janji dengan sang kekasih tercinta.

Suasana begitu canggung. Minghao masih enggan memulai pembicaraan, begitu juga dengan Junhui. Mereka berdua hanya fokus melahap makanan di hadapannya. Sesekali melirik, melihat orang baru di hadapannya.

"Apa aku boleh bertanya tentang dirimu?" rupanya, Junhui sudah tak tahan dengan kesunyian itu. Mengesampingkan egonya, Junhui memulai pembicaraan.

Minghao hanya mengangguk, lalu diam menunggu pertanyaan dari Junhui.

"Berapa usiamu?" tanya Junhui.

Pertanyaan klise, membosankan. "Usiaku dua puluh empat tahun. Kau?"

Selalu seperti itukan? Jika tak balik bertanya, maka pembicaraan hanya akan sampai di situ.

"Ah aku satu tahun lebih tua darimu. Omong-omong, kau bekerja di mana? Aduh maaf jika aku terlihat tak menyenangkan seperti ini, aku tak tahu harus memulai seperti apa." Ah ini adalah kalimat terpanjang yang Junhui ucapkan sejak pertemuan keduanya. Pria itu tersenyum canggung, memperlihatkan giginya yang dapat Minghao lihat, ada sebuah kawat kecil di gigi bagian dalam.

"Aku hanya seorang model freelance. Aku tidak bekerja di bawah agensi, tidak terikat kontak, dan bebas melakukan apapun." sebenarnya Minghao sudah beberapa kali ditawari untuk masuk ke bawah naungan agensi. Katanya agar karirnya semakin lancar. Tapi Minghao menolak mereka hanya karena malas, ia tak suka dikekang.

"Ah berarti kita hampir sama. Aku juga hanya seorang konten kreator. Sebentar, apa itu bisa disebut sebuah profesi?" Minghao mengendikkan bahunya acuh. Antara malas menjawab atau memang tidak tahu.

"Jun, apa kau tidak merasa kalau ini terlalu membosankan?"

Minghao tersenyum puas kala mendapat anggukan pelan dari Junhui. Maka, dengan secepat kilat ia memasukkan ponselnya ke dalam tas, meninggalkan beberapa lembar uang dan menarik Junhui untuk meninggalkan cafe.

Mereka berjalan tak tentu arah. Junhui sama sekali tak menolak saat Minghao menariknya pergi. Junhui hanya pasrah, hingga keduanya sampai di depan sebuah taman bermain.

Minghao melepaskan genggaman tangannya dengan Junhui untuk memakai masker, begitu juga dengan Junhui. Ia melakukan hal yang sama.

"Bermain?" Tanya Minghao memastikan.

Junhui kembali menggenggam tangan mungil yang sangat pas digenggamnya itu, "ayo bermain sampai puas."

Tbc...

FANS (JunHao GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang