"Para black witches kembali berulah." ujar Profesor Hugo mengusap wandnya yang basah. Sesampainya mereka di Hogwarts beruntung tidak ada satupun orang yang terjaga karena hari memang sudah sangat larut. Beruntungnya mereka, belum ada seseorangpun yang mendengar kericuhan di Hogsmeade.
Dahi Nanon terlihat mengernyit saat mendengar ucapan Profesor yang baru saja menolongnya itu, ini kali pertamanya ia mendengar nama yang begitu asing di telinganya sama halnya dengan teman-temannya yang masih setia berdiri di sebelah kiri dan kanannya.
Dirundung rasa penasaran, Ohm mendekati Profesor Hugo. "Apa mereka sama dengan penyihir pada umumnya?" tanyanya penuh rasa ingin tahu. Profesor Hugo menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan sebuah kertas kuning yang terlihat sangat lusuh dan begitu kuno, "tentu saja tidak, mereka mematikan dan penuh dengan kekuatan juga dendam. Maka dari itu mereka bisa membebaskan Chimera dari mantra pengurung."
"Dan kamu, Nanon." panggil Profesor Hugo sembari menyodorkan gulungan kertas ditangannya, "Ya profesor?" jawab Nanon penuh selidik.
"Kau Slytherin bukan?"
Nanon mengangguk mengiyakan. "Kau bisa bahasa ular?" tanya Profesor dengan tegas. Seisi ruangan seketika menjadi hening, tak ada seseorangpun yang berani membuka mulut mengetahui fakta dibalik setiap orang yang memiliki kemampuan untuk berbicara dengan hewan melata tersebut atau yang biasanya disebut dengan kemampuan parseltongue.
Nanon membaca baik-baik rentetan kalimat tak berbentuk di atas kertas usang itu, ke empat temannya ikut membacanya bersama-sama. "Tulisan apa ini?" tanya Chimon, "Ini adalah cerita anak tentang petani dan seekor ular." jelas Nanon tanpa ia sadari.
"Profesor, jangan bercanda. Bukankah hanya dark wizard, para keturunan Gaunt, Voldemort dan Harry Potter yang memiliki parselmouth?" Ohm kembali menyela "Selebihnya tidak ada generasi lain yang mengerti bahasa itu, bahasa itu tidak verbal walaupun seorang Weasley pernah berhasil menirukannya beberapa tahun yang lalu. Kemampuan itu hanya bisa diperoleh karena garis keturunan atau possessed." sahut AJ yang sedari tadi diam.
"Bahkan Harry Potter sendiri sudah bukan lagi seorang parselmouth setelah Voldemort tiada." tambah JJ.
"Jangan bercanda, orang tua Nanon bukanlah seorang pure-blood, Ibunya adalah seorang Squib sedangkan ayahnya adalah seorang mudblo-"
"Jangan sebut ayahku dengan sebutan itu."
Semuanya kembali terdiam setelah Nanon menyela perkataan Chimon dengan nada kesal yang cukup kentara, Nanon yang terlihat bingung atas semua pernyataan singkat yang teman-temannya lontarkan membuatnya semakin tidak tahu harus menjawab apa, ia bahkan tidak ingat apa yang baru saja terjadi selain dirinya dan Ohm dikejar oleh monster berkepala tiga barusan.
Semua yang ada di sana percaya bahwa Nanon bukanlah seorang dari dark wizards melihat umur Nanon yang masih terlalu muda untuk menjadi seorang wizard, Nanon juga bukanlah keturunan Gaunt karena ia adalah seorang darah campuran, Ayah Nanon hanyalah penyihir dengan kekuatan biasa yang lahir dari orang tua muggle sedangkan Ibunya adalah seorang penyihir yang tidak memiliki kekuatan sihir dan biasa disebut sebagai Squib dan yang pastinya Nanon bukanlah Voldemort ataupun Harry Potter.
Namun di sela keheningan itu, AJ kembali memberanikan diri untuk menyangkal. "Bisa jadi Nanon adalah salah satu relatif keluarga Gaunt yang membelot?"
Keluarga Gaunt atau keluarga garis terakhir dari Salazar Slytherin dikenal sebagai keluarga yang sangat fanatik terhadap garis keturunan darah murni mereka untuk menjaga agar darah mereka tidak terkontaminasi dengan para mudblood lainnya oleh sebab itu para keturunan keluarga Gaunt hanya menikahi sepupu mereka atau penyihir lain yang berdarah murni.
"Bukankah Merope adalah anggota keluarga Gaunt yang terakhir?" JJ kembali menyahuti saudaranya yang semakin banyak bicara, AJ mengangguk menanggapi "Ya, Merope menikahi seorang muggle bukan? Siapa tahu dia punya keluarga lainnya yang tidak dicatat dalam sejarah?"
"Merope Riddle?"
Sebuah suara menganggetkan mereka yang sedang berdiskusi, sontak semua yang ada disana menolehkan kepala mereka pada pintu masuk yang kini telah berdiri seorang perempuan berperawakan tinggi yang menatap tajam ke arah mereka.
"Jamie, ada apa kemari?" Profesor Hugo bergegas mengalihkan pembicaraan mereka yang semakin kompleks, kaki jenjangnya berjalan menghampiri siswi Ravenclaw itu, Jamie Jutapich.
Siswi berparas manis itu masih setia menatap Nanon yang juga menatap kedua matanya yang menyelidiki adik tingkatnya itu. "Aku dengar semuanya, kemungkinan penyihir mempunyai kemampuan parselmouth sangatlah kecil. Bahkan Dumbledore hanya bisa memahami bahasa itu tapi tidak bisa melafalkannya. Bagaimana bisa seorang darah campuran sepertimu bisa memiliki kemampuan luar biasa itu? Apa mungkin kau orang yang terpil-"
"Cukup Jamie, biarkan Nanon dan teman-temannya beristirahat. Nanon, kita bicarakan lagi tentang ini nanti. Chimon kau ikut aku, kalian ber-empat kembalilah ke kamar kalian." Profesor Hugo menyela sembari membukakan pintu untuk ke empat muridnya keluar dari ruangannya, mengingat hari semakin malam dan jam malam mereka sudah habis sejak tadi bisa jadi masalah jika mereka ketahuan belum tidur sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selepas ke pergian mereka, Profesor Hugo mengayunkan tongkatnya pelan membiarkan sihirnya membawa dua buah kursi berukuran sedang untuk diduduki oleh Chimon dan Jamie. "Jamie, kau belum menjawab pertanyaanku, ada apa kau ke ruanganku?" tanya Profesor Hugo yang kini tengah duduk di kursi pribadinya, kedua matanya menatap lekat ke arah Jamie yang masih terlihat santai dan berbanding terbalik dengan Chimon yang terlihat kebingungan.
"Hogsmeade... Ulah mereka bukan?"
Lelaki yang paling tua di ruangan itu mencebikkan bibirnya kesal, "Tsk, memang siapa lagi?"
"Ada perlu apa mereka hingga mengeluarkan monster yang sangat merepotkan itu? Apa mereka sedang mengincar sesuatu?" Jamie melipat kedua tangannya di depan dada, "Apa Chimon tahu tentang hal itu?" tanyanya lagi.
Chimon yang mendengar namanya dipanggil sontak menggeleng, "Aku tidak tahu apapun, kecuali Hagrid bilang ada salah satu monster besar yang lepas dari mantra dan saat itu Ohm juga Nanon sedang berada di Hogsmeade, tempat yang sama saat monster itu terakhir kali terlihat." jelas Chimon dengan jelas.
Namun tiba-tiba ia teringat akan satu hal, tidak ada diantara mereka yang memanggil salah satu profesor dari sekolah mereka ini. Seingatnya Ia dan si kembar langsung berlari menuju Hogsmeade tanpa memberitahu satu pun pihak sekolah, bahkan Hagridpun sudah di pesan agar tidak memberitahu keberadaan Ohm dan Nanon.
"Ramalannya!" pekik Jamie dan Profesor secara tiba-tiba hingga membuat Chimon menelan bulat-bulat kalimat yang hendak di ucapkannya tadi.
'Profesor tahu dari mana?'
KAMU SEDANG MEMBACA
( Slow Update ) SLYTHERPUFF [ Ohm x Nanon ]
FantasyPetualangan Nanon dan Ohm sebagai penyihir muda di Hogwarts, sekaligus petualangan akan perasaan mereka yang kian menguat setiap harinya. Di dukung oleh Chimon, AJ dan JJ sebagai sahabat Nanon.