Suara sirine ambulans bersautan di jalanan menuju rumah sakit. Sebuah ambulans memotong cepat heningnya jalanan malam.
Cairan pekat kemerahan sangat terlihat kontras pada kemeja putih Chan.
"Hyung-Hyung tidak tidak jangan menutup matamu, sadarlah kumohon. Bertahanlah sedikit lagi, maafkan aku" Panik Chan saat mata hyungnya akan tertutup. Ia hanya takut.
Takut hyung nya akan meninggalkannya.
"hm ch-chan... ini sak-kit" Dengan tersendat sendat pria dengan luka di kepala itu mengeluarkan suara.
"bertahanlah, kumohon Hyung. Aku minta maaf, Aku minta maaf hiks" Isak Chan. Menggenggam tangan hyung nya yang entah kenapa terasa semakin dingin.
"A-aku tak bermaksud untuk menolakmu begitu saja, aku... aku hanya takut kalau kau hanya bermain-main. Aku bodoh, sangat bodoh. Maafkan aku Hyung " Jelas Chan
Suara alat pendeteksi detak jantung semakin nyaring ditelinga. Perawat terlihat kalang kabut memeriksa keadaan Hyungnya.
"Kumohon bertahanlah Hyung. Aku akan bersamamu selamanya hiks, Kau harus bertahan. Kembalilah kepadaku, kumohon hyung"
Kejadian saat pertemuan mereka tadi tidaklah sesuai dengan apa yang direncanakan. Chan hanya bercanda. Ia hanya ingin melihat keseriusan Hyung nya itu.
Hyungnya keluar begitu saja sari restoran ketika Chan menolak untuk bertunangan dengannya. Ia mengendarai mobilnya dan tanpa pikir panjang menabrakannya pada mobil yang melaju dari arah berlawanan.
Chan melihatnya.
Ia melihat bagaimana Mobil hyungnya keluar dari parkiran dan menabrakkan diri pada mobil lain, tepat didepan matanya.
Bukan ini yang ia inginkan. Ia tak mengira Hyung nya akan senekat ini.
¤Flashback¤
Chan berlari menuju mobil hyungnya
"HYUNG!! WONU HYUNG!! kau masih sadar, bangunlah kumohon" Chan menundukkan kepalanya, melihat kedalam mobil yang sudah terbalik itu.
Ia mengambil ponselnya, menelepon ambulans dan kembali mencoba membuka pintu mobil Hyungnya.
Pecahan kaca yang menusuk telapak tangannya ia abaikan begitu saja. Hyungnya lebih penting.
"kau bisa mendengarku?, Jangan tutup matamu. Dengarkan suaraku. Aku minta maaf, aku tak bermaksud membuatmu kecewa dan kacau seperti ini hiks" panggil Chan dengan isakan yang tertahan.
"C-chan pergilah, i-ini akan m-meledak. K-kumohon" bisik Wonwoo tertahan.
Kenapa orang-orang hanya memperhatikannya? Kenapa tidak ada yang membantu? Kenapa? KENAPA?
"KUMOHON BANTULAH AKU MENGELUARKAN HYUNGKU!! KUMOHON, k-kumohon...hiks" Teriak Chan pada sekumpulan orang yang hanya memperhatikan kejadian itu dari jauh. tanpa berniat membantunya.
Akhirnya dua orang pria membantunya mengeluarkan Hyungnya dari mobil itu, sebelum mobil itu meledak.
Chan memangku kepala hyungnya. Mencoba agar Hyungnya tidak tertidur disaat seperti ini.
"C-chan, aku mengantuk. a-aku ingin pulang... Uhuks" Ucap Wonwoo, mencoba untuk menutup matanya. Ia lelah
"Tidak tidak tidak hyung. Buka matamu, aku disini. Ambulans sebentar lagi akan datang. KENAPA AMBULANSNYA LAMA SEKALI?!" Panik Chan. Menggoyangkan badan hyungnya agar tetap tersadar.
"aku mencintaimu hyung. Jangan tinggalkan aku"
Chan mengusap rambut Wonwoo perlahan.Kemeja putih hyungnya berubah semerah darah. tak jauh berbeda dengan miliknya. Kepala nya terus mengerluarkan darah.
Tak lama kemudian, ambulans datang. Wonwoo segera diangkat menuju ambulans. Chan mengikuti dan masuk kedalam ambulans.
"Chan, k-kau terlihat manis malam ini" ucap wonwoo dengan senyumannya
Tangis Chan pecah saat itu juga. Ia hanya melihat bagaimana para perawat menangani hyungnya di dalam ambulans. Ia menangis di pojok ambulans dimana hanya bisa melihat hyungnya kesakitan dan ini semua salahnya.
Beberapa bulan setelah kejadian.
Pintu ruangan terbuka. Wonwoo melihat kearah Chan yang baru masuk. Tersenyum dan melebarkan tangannya, meminta pelukan
Chan langsung menghamburkan dirinya pada pelukan kekasihnya itu.
"Kau merasa lebih baik?" Tanya Chan. Melepaskan pelukannya dan menatap kedalam netra kekasihnya.
"Ya, kurasa begitu. Kau juga disini, jadi aku merasa sangat baik" Jawab Wonwoo
Mata Chan berkaca-kaca. Ia bersyukur Wonwoo masih bertahan sampai saat ini. Ia tak ingin mengingat kembali kejadian itu. Ia sangat bodoh saat itu
Sekarang ia disini, bersama Kekasihnya, Pasangan sehidup sematinya. Ia tak ingin mengulang waktu-waktu yang sudah berlalu.
Wonwoo yang melihat Chan seperti akan menangis langsung menariknya dan memeluknya. Menenangkan kesayangannya ini
"Tidak, jangan meminta maaf. Jangan merasa bersalah. Aku masih disini." Ucap Wonwoo ditelinga Chan
" Jangan melakukan itu lagi, kau terlalu nekat. Aku mencintaimu Hyung, Sungguh" Chan membenamkab wajahnya pada dada bidang kekasihnya.
"Aku juga mencintaimu" balas Wonwoo. Menarik wajah Chan dari dadanya.
Memperhatikan wajah sembab kekasihnya. Manis sekali.
" Sekarang aku jadi ingin memakanmu"ucap Wonwoo jahil
"Hei kau masih sak-umph" bibir Wonwoo menempel pada bibirnya sebelum ia selesai berbicara.
Chan mengalungkan tangannya pada leher Wonwoo, memperdalam ciuman mereka.
"hngg Hyunghh Hah" Ucap chan.
Wonwoo tersenyum dalam ciumannya.
Ya, biarkan mereka melanjutkan kegiatannya
author's note:
Hi, aku baru nulis lagi akhir akhir ini. Entah gimana kedepannya. Feel free untuk memberikan kritik dan sarannya oke.
Mohon dukungannya, Arigatou~
KAMU SEDANG MEMBACA
et cetera [Lee Chan's diary(s)]
Cerita Pendeket cet·er·a/et ˈsedərə/ used at the end of a list to indicate that further, similar items are included. •LeeChanXAll •SEVENTEEN •Just OneShoot Story •Based on my imagination