Dance Dance

641 62 3
                                    

"one, two, three, four, f-"

"Sudah, berhenti!! Gerakan kalian masih sama aja.  Monoton, ga menarik, kurang tenaga. BERKUMPUL CEPAT!" bentak Soonyoung, menghentikan semua kegiatan di dalam studio dance.

Semua anak dance baru itu cepat-cepat berkumpul, mereka tak ingin membuat coach nya ini semakin marah.

Berjajar rapi di depan coachnya. Kepala mereka hanya menunduk, memperhatikan ujung sepatu masing-masing dengan perasaan takut. Helaan nafas saling beradu mengisi keheningan sesaat. Tentu saja, mereka baru saja selesai latihan bukan?

"Kalian tak belajar dari apa yang kukatakan kemarin? apa yang kukatakan tentang dance kalian? sudah lupa?" Tanya Soonyoung dengan penuh penekanan. Berjalan-jalan mengelilingi anak dance baru yang berjumlah 7 orang tersebut.

"Siap tidak" Jawab serentak kelas 10 kecuali satu orang di ujung kiri barisan. Dia hanya meremas samping bajunya, terlihat seperti menahan sakit

Soonyoung menghampirinya. Lee Chan, ia tau namanya. Tentu saja harus tau, ia coach kan?

"Jangan lebay. Kau masih bisa bertahan" Nyinyir Soonyoung. Menepuk pundak Chan keras, membuatnya dengan cepat menegakan kembali badannya. Melupakan kalau gerakan tiba-tiba akan membuatnya akan menjadi lebih sakit. Chan menggigit bibirnya agar ringisannya tak keluar.

Soonyoung melihat sekilas, lalu kembali kedepan barisan

"Kembalilah berlatih, jangan sampe mengecewakan nama Ektrakuliler dance. Sekarang pulanglah, maaf kalau aku terlalu kasar" Ucap Soonyoung, menutup kegiatan latihan hari ini

"Chan, kau kita harus bicara" Panggil Soonyoung. Chan hanya mengangguk

Chan menunduk, menahan rasa sakit diperutnya.
'Ia harus tahan, sebentar lagi, sebentar lagi.' Ucapnya salam hati

Semua orang di studio sudah keluar satu persatu. Menyisakan Chan dengan Coach nya. Hanya keheningan yang mengisi waktu, sampai...

"Kaak sakit hiks..." Chan berjongkok, memeluk perutnya yang terasa semakin melilit. Soonyoung cepat berlari ke arahnya.

"Tenang sebentar Sayang, Maafkan aku"Ucap Soonyoung. Menggedong koala Chan ke sofa di ujung ruangan.

"sakit hiks.."isak chan. Memeluk leher Soonyoung yang menggendongnya.

"Kambuh lagi? Kau pasti melewatkan jam makanmu lagi kan? Aku akan mengambil obat di tas mu dan roti yang kubeli tadi. Sekarang tunggu sebentar, berbaring lah dulu" Ucap Soonyoung panjang lebar. Hendak berdiri dan melepaskan pelukan Chan, namun hanya gelengan yang ia dapatkan.

"Jangan dilepas....hiks ini sakit" Chan semakin menangis dipelukannya. Soonyoung hanya menghela napas, Ia lupa kalau kekasihnya akan sangat manja jika sakit seperti ini.

Soonyoung berjalan pelan, mengambil obat dan roti dengan susah payah. Chan berada di gendongannya oke?

Mendudukan diri di sofa, dengan Chan di pangkuannya. Membuka bungkusan roti yang tadi ia bawa.

"sekarang lepaskan dulu pelukanmu. Makanlah, aku suapi" Chan hanya menggeleng kan kepalanya dileher Soonyoung

"ayolah Chan, kau ingin aku melaporkan ini ke ibu mu?" ancam Soonyoung. membuat Chan sedikit demis sedikit menegakan badannya

Chan akhirnya makan walaupun hanya beberapa suap roti. Setelah itu, ia meminum obatnya dengan bantuan Soonyoung tentunya.

Jam menunjukkan pukul 8 malam, dan Chan belum pulang. Soonyoung menghela napasnya, tau ia akan mendapatkan omelan dari ibu nya Chan.

"Kau sudah baikan?" tanya Soonyoung. Mengelus pelan surai hitam Chan yang berada dipangkuannya. Entahlah, Chan tidak mau turun dari pangkuannya, bahkan saat makan tadi. Kakinya terasa kebas sekarang.

"hmm" Jawab singkat Chan

Soonyoung tahu, kekasihnya marah.

"Maafkan aku oke? Aku tak bermaksud untuk membentakmu tadi. Itu keluar begitu saja" Soonyoung memeluk erat tubuh Chan yang terasa semakin kecil dipelukannya

"Kau jahat, seharusnya kau tak begitu. Kasian juga temanku yang lain. Mereka berusaha semampunya mereka, kau malah merendahkannya" Jelas Chan. Menarik dirinya keluar dari pelukan dan pangkuan Soonyoung. Ia berkacak pinggang didepan Kekasihnya itu.

"Ayolah, aku tak sengaja. Lagian memang mereka yang tidak membawa perubahan apa apa pada latihan hari ini" Alasan Soonyoung.

"ya ya terserah kau. Pergi saja sana, jangan lihat mukaku lagi" Chan berjalan pelan kearah tasnya di samping sofa. Membereskan isi tasnya dan bersiap untuk pulang.

"Sayang.... oke maafkan aku. Aku serius, jangan seperti ini. Mengertilah" jengah Soonyoung. Menarik tangan Chan.

"Terserah, antarkan aku pulang. Ibuku pasti akan marah marah" titah Chan. Mengecup sekilas bibir Soonyoung sebelum berjalan kearah pintu

Soonyoung hanya berdiam diri, memproses apa yang baru saja terjadi. Chan mencium nya? Kejadian langka sekali.

"Cepat kak!! yasudah aku pulang sendiri saja." Teriak Chan dari luar ruangan

"Iyaa sebentar sayang" Soonyoung segera membereskan barangnya. Mematikan lampu lalu keluar dari studio.

Tidak ada yang bisa manusia tebak dalam kehidupan ini, bahkan hal kecil saja. Kejutan di kehidupan membuat hidupmu lebih terasa hidup bukan?

Author's note:
Gatau apa yang aku ketik, lagi dapet ide langsung  aku tulis aja :")

Semoga suka, kritik saran sangat dipersilahkan. Terimakasih yang udah mau baca

Appreciated me with vote or comment 😄 Thank U

et cetera [Lee Chan's diary(s)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang