chapter 4

10 9 0
                                    

Budayakan vote dan comnt nya!!!
Awas typo bertebaran!
.
.
.
__________

Seharian ini ia berada di ruang UKS,perawat di UKS  sudah menawarkan adelia untuk pulang saja namun adelia menolaknya dengan alasan ia masih ingin di sekolah lagipun di rumah tidak ada orang. Karena yang meminta nya adalah adelia si murid pintar itu akhirnya perawat pun mengiyakan.

Pulang sekolah adelia mulai merasa lebih mendingan setelah istirahat dan minum obat, namun ia kembali di cegat oleh Shindy beserta teman-teman nya.

"shindy, tolong!  Untuk hari ini bebaskan aku" pinta adelia

"enak saja,, Setelah tadi aku melihat kamu dengan jordan berdua di UKS? Aku tau kamu sedang berpura-pura sakit supaya mendapat simpati orang-orang termasuk jordan, iyakan?! " shindy meninggikan suaranya.

"aku beneran sakit shindy, dan aku gak ada niatan untuk jordan simpati pada ku bahkan roti yang dia belikan saja tidak ku sentuh " jelas adelia

"halah,, maling mana ada yang mau ngaku"timpal teman nya membuay shindy mengiyakan, kemudian ia menarik rambut adelia lagi. Sungguh adelia merasa rambutnya akan terlepas dari kepalanya. Harus bagaimana ia menjelaskan kalau ia tidak memiliki hubungan dengan jordan.

Di tengah-tengah ia merasakan sakit di kepalanya, ia melihat rini yang berdiri tidak jauh dari mereka sedang tersenyum puas, puas sekali bahkan dengan santai nya ia menyedot minuman nya sembari menonton kakaknya di bully teman-teman nya.

" aku tau kamu juga mengincar jordan kan?  Jawab aku! " bentak Shindy semakin mengeratkan cengkeraman di kepala adelia

"shindy,, sakit" lirih adelia,, dia tidak ada tenaga untuk melawan balik,bahkan di saat seperti ini tubuhnya malah semakin lemas. Pandangan nya mulai agak kabur namun dengan teganya shindy membenturkan kepalanya di dinding yang berada dekat dengan mereka membuat kepala adelia dua kali lebih sakit, kemudian tamparan keras juga di layangkan mereka serta siraman air di wajahnya guna agar adelia masih tetap sadar.
Namun bukan kesadaran yang mereka dapatkan,karena adelia hampir menutup matanya. Adelia merasakan mungkin ini adalah akhir dari hidupnya yang menyedihkan. Ketika shindy sedang melakukan kesenangan nya dengan adelia,sebuah balok kayu menghantam kepala Shindy dari belakang membuat shindy oleng dan melepaskan cengkeraman di kepala adelia.

"apa-apaan ini,, siapa kamu? "tanya shindy ketika ia melihat seorang pria memakai jas yang memukul kepalanya tadi. Pria itu menatap mereka dengan ekspresi datar,pria itu berdiri di samping adelia dan memeluk pinggang adelia guna menopang tubuh adelia yang bahkan untuk berdiri sudah tidak bisa.

"seharusnya anak-anak sekolah seperti kalian itu tugas nya hanya belajar biar bisa jadi orang yang benar, lalu ini apa? Menyiksa teman sendiri menjadi kesenangan bagi kalian? Mau jadi apa kalian di masa depan nanti, hah?! "pria itu meninggikan suaranya di akhir kalimat.

"ini bukan urusan mu,pria tua! "tantang shindy

"pria tua? Lancang sekali kamu, apa aku keliatan setua itu di mata mu? " bentak pria itu lagi.

"pergi atau aku akan membunuh kalian di sini! "ancam pria tersebut membuat shindy dan teman-teman nya bergerak mundur

"urusan kita belum selesai,adelia!"tunjuk shindy kemudian menyeka darah yang mengalir di kepalanya akibat pukulan balok oleh pria tadi. Melihat shindy dan teman-teman nya pergi  adelia menatap wajah pria yang menolong nya itu namun pandangan nya buram sehingga ia tidak bisa dengan jelas mengetahui wajah pria ini.

"terima k-kasih" ucapnya dengan nada suara yang sangat kecil yang bisa di yakini tidak terdengar oleh pria itu buktinya ia masih saja menatap kepergian shindy beserta teman-teman nya,pandangan nya juga tidak luput dari arah rini berdiri,ia melihat rini hanya tersenyum meremehkan kemudian pergi dari sana. Tiba-tiba ia merasakan tubuh adelia mulai abruk kemudian menatap adelia yang ternyata sudah pingsan. Pria itu pun menggendong tubuh lemah adelia dan membawanya ke dalam mobilnya.
.
.
.

"ukh,,, kepala ku pusing " gumam adelia begitu ia sadar dari pingsan nya, ia melihat sekeliling ruangan yang ia tempati. Keliatan mewah bahkan lebih mewah dari kamar miliknya meski nyatanya ia bukanlah anak orang miskin tapi karena perlakuan keluarga nya itu loh, paham kan!

"aku dimana? "lirihnya lagi

Ceklek,,,, suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan sesosok pria dengan tubuh atletisnya membuat adelia membelalakkan matanya kaget pasalnya pria tersebut dengan tanpa berdosa nya keluar seperti itu. Dia sehabis mandi dan sekarang malah mengeringkan rambutnya dengan handuk yang entah kenapa malah terlihat sexy? Entahlah yang pasti mata adelia sudah tidak bersih lagi sekarang.

"sudah bangun,heh? " tanya pria itu, entah kenapa dari caranya bertanya adelia merasakan ada perasaan yang mengatakan jangan terlalu dekat dengan pria ini. Namun ia menepisnya berlaku pria ini yang telah menyelamatkan nya?  Ia harus bertanya.

"apa...tuan yang kemarin menolong saya? "tanya adelia,pria itu menatap adelia datar

"kemarin? Apanya yang kemarin, sudah 3 hari kamu pingsan"jelas pria itu yang tentu saja membuat adelia kaget,, langsung saja wajah amarah ibu tirinya itu terbayang di pikiran nya. Wajah adelia langsung memucat kala mengingat hal ini dan itu juga tak luput dari pandangan pria yang sedang memakai baju nya itu.

"tiga hari? Anda pasti bercanda tuan, bagaimana mungkin saya pingsan,,, selama itu"adelia mengecilkan suara nya di akhir kalimatnya saat melihat pakaian yang di pakainya sekarang menolak sangkalan adelia.

'kemana seragam ku?' heran adelia.

"terserah mau percaya atau tidak, itu ada makanan,,, makanlah! "perintah nya

"terima kasih! " ucap adelia namun ia hanya melihat makanan tersebut tanpa ada niat untuk menyentuhnya.

"kenapa? Kamu takut aku meracuni mu? Untuk apa? Malas banget kayak gak ada pekerjaan lain"ujar pria itu memahami arti tatapan adelia.

"bu-bukan,, hanya saja-"

"jangan banyak bicara, makan!!! "perintah pria itu, 'dia marah?kenapa?'pikir adelia. Setelah berpakaian pria itu pun mendekati meja yang di atasnya sudah di sediakan makanan dan adelia di suruhnya ke sana agar mereka bisa segera makan.

Adelia hanya bisa mengangguk, makanan itu tidak ada racunnya karena jika memang iya pria itu pasti tidak akan memakannya,, pikir adelia.  Kemudian ia pun mendekati meja dan bergabung dengan pria itu.

"tuan, bisakah nanti antarkan saya pulang?saya khawatir nanti orang tua saya mencemaskan saya,atau gak bisakah saya meminjam uang untuk biaya taxi jika tuan tidak keberatan "pinta adelia, pria di depannya hanya diam tanpa menjawab ucapan nya.

"tuan? "panggil adelia lagi

"kamu tidak akan pulang" jawab pria ini,adelia mengernyitkan dahinya bingung

"maksud tuan? " tanya adelia bingung, pria itu menghentikan makan nya dan menatap adelia kemudian tersenyum sinis

"mau pulang kemana? Ini rumah mu,kamu tidak akan kembali ke rumah itu lagi,aku juga yakin orang tua mu bahkan tidak mengkhawatirkan mu sama sekali" karena tidak ada jawaban dari adelia, pria itu melanjutkan kata-kata nya.

"mereka menjualmu! " seringaian muncul di balik wajah nya

Degg,,,,,,

======to be continued =======

A Growl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang