01

281 39 0
                                    


"Kayana.. turun dulu dek, ada Damian di bawah."

Begitu mendengar suara sang Ibu yang menyebutkan nama Damian, Kayana langsung bergegas mengganti celana pendek yang dia pakai khusus tidur dengan training hitam panjang.

"Kak Damian kok kesini Ma?"

"Lah Mama gak tau, kirain Mama Damian udah ngabarin dulu ke kamu."

Kayana menggeleng. "Mana ada, dia kalau udah kerja kan mana pernah ngechat aku."

"Yaudah sana temuin dulu, gak kasian apa kamu Damian masih kemejaan gitu."

Kayana langsung bergegas menuju ruang keluarga dan benar saja dia langsung mendapati Damian yang sedang sekedar merebahkan kepalanya di sandaran sofa. Pakaian Damian pun masih dengan kemeja warna hitam dan celana bahan senada dengan kancing kemeja yang sudah terbuka dua di bagian atas.

"Kalau cape tuh ya pulang bukan mampir dulu ke rumah orang." Sahut Kayana sambil membawakan teh hangat untuk Damian.

Damian yang mendengar suara yang sangat dia kenali, langsung menegakan kembali posisi duduknya.

"Kamu kan rumah aku, tempat aku pulang." Balas Damian sembari menarik Kayana untuk mendekat.

"Bentar dulu aku capek pengen istirahat." Tambah Damian yang langsung merebahkan kepalanya di pundak Kayana.

Kayana paham kalau pekerjaan Damian sangat membuat lelaki tersebut kewalahan, Damian harus mengurus dua perusahaan sekaligus setelah berpulangnya sang ayah tiga bulan lalu.

"Mas Gilang masih tetep bantuin kamu kan?" Tanya Kayana sembari mengelus rambut hitam milik Damian.

"Masih. Kerjaan nya Mas Gilang lebih gila daripada aku. Makanya kalau kamu ketemu dia jangan kaget kalau kantung matanya makin hitam."

Sejenak ada jeda diantara mereka berdua, Kayana yang sibuk mengelus rambut Damian dan Damian yang semakin nyaman dengan perlakuan Kayana.

"Udah makan?" Tanya Kayana.

"Udah. Tadi dibeliin sate padang sama Januar di kantor."

"Bagus deh."

"Na.." Panggil Damian setelah dirinya membenarkan kembali posisi duduknya.

"Kenapa?"

"Besok aku berangkat ke Pangkal Pinang ya aku harus urus anak perusahaan nya Papa." Jelas Damian.

Kayana mengangguk paham. "Berapa lama?"

"Satu minggu. Aku janji gak akan lebih dari satu minggu."

"Iya kamu tenang aja, aku gapapa asal kamu jaga kesehatan selama disana."

Kini giliran Damian yang mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Kayana.

Damian sudah kembali ke rumahnya sejak lima belas menit yang lalu, lelaki itu menyempatkan untuk menumpang mandi di rumah Kayana.

Ting!!

Suara notifikasi pesan masuk langsung membuyarkan fokus Kayana yang saat ini sedang menonton film favoritnya walaupun film tersebut sudah Kayana lihat belasan kali.

Jevian🐻

udah tidur?
21.45

belum
masih nonton
21.46

Tidak lama setelah Kayana membalas pesan dari Jevian, sebuah panggilan video masuk yang tidak lain adalah dari Jevian.

"Kenapa sih belum tidur jam segini?"

"Masih jam segini Jeviii, nanti kaya anak bayi tidur jam segini."

"Loh kenapa? Kamu kan bayinya aku. Baby girl lebih tepatnya."

"Jeviaaann!! Udahan aja videocall nya aku sebel sama kamu."

"Sebel sama aku kok bilang-bilang sih."

"Biar kamu peka."

Terdengar suara tawa Jevian yang sangat khas.

"Emang aku kurang peka apa, sayang?"

"Ga tau ah aku males sama kamu."

Lagi-lagi Jevian tertawa karena mendengar suara Kayana yang tengah merajuk. Jevian selalu dibuat gemas dengan segala tingkah Kayana.

"Besok ke Amoree ya, ada menu baru. Khusus buat kamu besok aku yang langsung masakin."

"Ga mau."

"Eiy, masih ngambek ternyata. Yaudah sini-sini cerita mau aku bujukin apa biar gak ngambek lagi? Eskrim mau?"

"Aku bukan anak kecil Jeviaaaannn!!"

"Masa sih? Tapi kalau jalan sama aku mintanya Baskin Robbins terus."

Jevian bisa melihat wajah cemberut Kanaya di layar ponselnya dan itu membuat Jevian seratus kali lebih gemas dari biasanya.

"Terus mau apa sayangnya Jevian?"

"Ga mau apa-apa. Tapi janji besok kamu harus masakin aku di Amoree."

Jevian tersenyum. "Aku masakin kalau kamu mau datang besok."

"Iya aku ke Amoree besok, lagipula Kak Dami pergi seminggu ke Pangkal Pinang."

"Asik dong."

"Asik kenapa?"

"Asik lah karena Kayana bisa bareng Jevian terus."

Kayana tersenyum mendengar ucapan Jevian, tetapi di dalam hatinya Kayana tau bahwa yang ia lakukan ini salah tapi Kayana pun tidak bisa mempungkiri bahwa ia sudah terpikat kembali oleh pesona milik Jevian yang tidak lain adalah mantan kekasihnya dua tahun lalu dan sekarang mereka diam-diam menjalin kasih di belakang Damian.

"Na?"

"Sayang? Kok ngelamun sih? Mikirin apa? Sini coba cerita dulu sebelum bobo."

Kayana tersenyum. "Engga kok, cuma ngantuk aja."

"Yaudah bobo sana, jangan lupa berdoa dulu."

"Iya."

"Kok cuma iya aja?"

"Terus apa?"

"Sayangnya mana?"

"Iya sayang."

Jevian tersenyum puas. "Good. Sana bobo, aku masih harus kerjain laporan."

"Jeviii jangan bobo malem-malem ya."

"Iya sayang. Janji kok cuma sampe jam sebelas habis itu aku bobo."

"Oke, daaaahhh Jeviii."

"Dah sayang, Good night. Iloveyou."

Pip!!

Suara Jevian masih membekas apalagi ketika Jevian mengucapkan kalimat terakhir di panggilan videonya, setelah itu entah kenapa wajah Damian langsung muncul dibayangan Kayana tepat setelah panggilan videonya dengan Jevian berakhir.

Time After TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang