03

50 11 0
                                    

Hari ini sesuai janji nya pada Jevian, Kayana memilih untuk menginap di tempat laki laki itu. Kayana sudah cukup sering berada di Gedung apartemen Jevian bahkan security yang berjaga di lobby bawah pun sudah mengenal Kayana.

"Babe.. aku mandi dulu, kamu tunggu disini." Titah Jevian begitu melihat Kayana yang sedang melepas ikatan rambut nya.

"Aku masak aja ya? Kan sambil nunggu kamu mandi, mau makan apa?" Tanya Kayana sambil melingkarkan kedua tangan nya di pinggang laki laki yang sedang membuka kancing kemeja nya.

Jevian yang mendengar hal tersebut sontak berdecak pelan kemudian memutar badan Kayana sehingga dirinya bisa menatap gadis tersebut. "Bukan nya aku nggak mau makan masakan kamu, tapi aku bawa kamu kesini bukan untuk masakin aku. Ngerti? Lagi pula kita masih bisa delivery."

Inilah yang Kayana suka dari seorang Jevian. Laki laki itu mengerti bagaimana menempatkan Kayana dan memperlakukan nya sebagai seorang Wanita seutuh nya, dan bukan berarti Damian tidak seperti itu, Damian pun sama hanya entah mengapa Kayana lebih menyukai bagaimana Jevian memperlakukan dirinya.

Dikecup nya pipi kiri milik Jevian yang berhasil membuat pemilik nya tersenyum. "Dah sana mandi, jangan lama-lama udah malem."

Jevian terkekeh pelan kemudian mengacak pelan rambut kekasih nya sebelum bergegas menuju kamar pribadinya.

Kayana memilih untuk bersantai di sofa ruang televisi milik Jevian, dirinya sudah membersihkan diri di rumah nya sebelum ikut bersama Jevian maka dari itu sekarang Kayana hanya memakai piyama berwarna abu abu yang dibeli nya secara khusus karena Jevian juga memilik piyama tersebut.

Lima belas menit kemudian Jevian muncul dengan setelan piyama yang sama seperti yang Kayana kenakan, kemudian lelaki tersebut bergabung di sofa yang sudah ditempati kekasih nya dan langsung memeluk tubuh gadis tersebut dari arah samping. Jevian menaruh kepala nya di bahu kecil milik Kayana dan hal itu sontak langsung membuat Kayana mencium aroma citrus mint yang menguar dari lelaki yang ada dalam dekapan nya itu.

"Besok ada praktek?" Tanya Jevian sambil memindahkan saluran televisi biasa ke saluran streaming favoritnya.

Yang ditanya pun langsung mengangguk. "Jam Sembilan besok aku mulai."

Seperti tersadar akan sesuatu Kayana langsung menepuk lengan Jevian. "Zero mana?"

Jevian mendengus kesal. "Ada di kamar nya lah."

Kayana langsung beranjak menuju sebuah kamar yang dimaksud oleh Jevian, begitu tangan nya membuka pintu kamar tersebut, buntalan bulu berwarna abu abu gelap yang langsung mengeong di bawah kaki Kayana. Ya, zero adalah kucing berwarna abu abu gelap milik Kayana yang sebenarnya dihadiahkan oleh Jevian di ulang tahun nya bulan lalu, dan tentu saja Kayana memilih untuk menitipkan zero di tempat kekasih nya.

"Jevi, zero kamu kasih makan kan?" Tanya Kayana yang belum beranjak dari depan pintu kamar.

"TEMPAT MAKAN NYA UDAH AKU ISI PENUH SAYANG."

Kayana mengangguk kemudian memilih untuk menggendong zero untuk kembali ke tempat dimana Jevian berada.

Jevian yang melihat Kayana menggendong dan memeluk mesra zero pun merasa tidak terima. "Heh zero! Kamu tuh nggak bisa liat Mami sama daddy kamu lagi mesra mesraan aja, ganggu nih si gembul."

Kayana yang mendengar hal tersebut langsung membulatkan matanya tidak percaya. "Kamu sebut apa tadi? Mami sama apa?"

"Sama daddy lah. Kan kamu manggil diri kamu di depan anak gembul ini tuh Mami, ya aku nggak mau kalah lah makanya aku sebut daddy."

"Itung-itung Latihan juga sayang,"

Kayana semakin memberengut. "Latihan apa?"

"Sebelum nikah ya Latihan punya anak dulu, tuh anak nya si buntelan bulu."

Jevian tertawa ketika melihat reaksi yang ditunjukan oleh wajah Kayana, kedua pipi nya sudah dihiasi oleh perona pipi alami yang disebabkan oleh ucapan Jevian. Berbanding terbalik dengan sang pelempar godaan, Jevian malah santai santai saja dan sekarang sibuk menggelitiki perut zero yang semakin hari semakin berisi.

"Idih anak siapa ini perut nya gendut banget? Anak nya Mami ya, bukan anak daddy."

Kayana hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan tingkah laku Jevian sekarang.

"Jevi ... "

"Hm?"

"Jevian ... "

"Hm?"

"Sayang?"

Di panggilan ketiga tersebut Jevian baru menoleh pada Kayana yang berada di samping nya. Jevian bisa melihat Kayana yang merengut lucu dengan bibir nya yang mengerucut.

"Ada yang ngambek ternyata? Kenapa sih bayi nya Jevian ini, hm?"

"Mau apa?" Tambah Jevian.

"Laper Jeviiii ... "

Jevian terkekeh kemudian ia melepaskan zero dan beralih untuk merangkul gadisnya. "Mau makan apa?"

Kayana berpikir sebentar kemudian menjentikan jarinya tepat di depan wajah Jevian. "Mekdi yuk, aku mau ayam spicy nya."

"Pedes loh Na, jangan ya?"

"Please.. boleh yah?" Tawar Kayana.


Akhirnya Jevian tetap menuruti permintaan Kayana yang ingin memakan ayam pedas di salah satu restoran cepat saji. Mereka berdua tidak mengganti pakaian yang tengah mereka kenakan, piyama yang serupa satu sama lain itu hanya dilapisi oleh jaket hitam dan cardigan berwarna beige milik Kayana.

"Ayam spicy nya dua, ayam original nya dua, big mac nya satu, French fries large tiga, mc flurry oreo dua. Ada lagi tambahan nya kak?"

Jevian melirik Kayana disebelah nya. "Mau apa lagi?"

"Udah itu aja."

Jevian mengangguk kemudian memajukan mobilnya ke loket kasir setelah mengkonfirmasi pesanan nya, kemudian menyerahkan sebuah kartu pipih berwarna hitam ke kasir.

Setelah selesai membayar dan mengambil pesanan nya Jevian kembali melajukan mobilnya keluar dari area restoran cepat saji untuk kembali ke apartemen nya. Selama dalam perjalanan pulang Kayana sibuk memakan es krim nya dan sesekali menyuapi Jevian yang diterima dengan senang hati tentu nya.

Sesampai nya di unit milik Jevian, lelaki tersebut langsung menempelkan card key milik nya kemudian Kayana masuk terlebih dahulu.

"Zero... Mami sama daddy pulang."

Jevian yang berada di belakang nya pun tertawa mendengar hal tersebut. "Dasar anak kecil."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time After TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang