Kabar mengenai kepulangan anak kedua dari Tuan Besar Park sudah tersebar diseluruh kalangan pengurus rumah Kediaman itu. Persiapan mengenai kamar dan bahkan segala keperluan untuk mengisi kembali semua kebutuhan kamar milik putra kedua Tuan Besar pemilik rumah itu bahkan segera dilakukan dan diselesaikan saat ini juga mengingat dalam beberapa jam ke depan kedatangan sang Putra Sulung.
Kepala pengurus tangga terlihat sibuk berjalan kesana kemari, memeriksa kondisi kamar, ruang olahraga dan bahkan studio kecil yang dulu sempat dugunakkan oleh sang Pemilik. Setelah yakin semuanya sudah sempurna seperti yang diharapkan, kini tugasnya untuk memberikan arahan mengenai peraturan baru yang akan berlaku untuk seluruh karyawan rumah tangga.
"Tuan Muda akan tidur larut malam atau bahkan menjelang pagi, oleh karena itu pekerjaan di lantai dua tidak akan dilakukan sampai Tuan Muda bangun. Tidak boleh ada suara berisik, tidak boleh ada yang membangunkan meskipun perintah itu diberikan oleh Tuan Besar, Nona Muda atau pun Tuan Kecil."
Para karyawan baru lantas mengangguk dan mencacat rentetan kalimat tersebut pada buku saku mereka.
"Tuan Muda tidak menyukai olahan udang, untuk itu hindari segala makanan atau bumbu dengan kandungan udang didalamnya." Kepala pengurus menunjuk kepada kepala dapur yang ada disekitarnya. "Tidak menyukai strawberry, jadi jauhkan buah - buahan tersebut dari jangkauan Tuan Muda."
"Jangan pernah masuk ke kamar Tuan Muda apabila tidak ia minta, untuk masalah sprei, gorden, handuk, keset dan juga barang - barang lainnya yang perlu dibersihkan atau pun diganti secara berkala akan ia perintahkan langsung nantinya.."
"Tuan Muda tidak suka apabila ada yang mengganggunya bila didalam studio atau pun tengah bersama Jackson.. jadi--"
"Jangan pernah memanggilku atau pun mengatakan ada tamu yang menungguku ketika aku tengah berada di studio dan bersama Jackson." Sontak semua mata mengarah pada sosok yang bersuara melanjutkan titah dari Kepala Pengurus, sosok Tuan Muda yang tengah mereka bicarakan telah berada disana, berdiri dengan tidak elit mengingat pria itu tengah kesulitan oleh Kruk yang berada di bawah ketiaknya mengingat salah satu kakinya kini tengah dibalut oleh perban.
"T-tuan Muda.." Kepala pengurus seketika menunduk hormat diikuti yang lainnya dan Chanyeol menggeleng tak percaya akan hal itu.
"Pak Nam.. bukankah kau mau memelukku saat ini?" Chanyeol bergerak susah payah mendekat dan pria tua bermarga Nam itu lantas mengangkat kepalanya lalu bergerak menyusul Chanyeol disana, memberikan sebuah pelukan hangat yang begitu erat diselimuti isak tangis ungkapan terima kasih yang tak Chanyeol pahami untuk apa. Ia hanya menggeleng tapi turut membalas pelukan Pak Nam dan juga memberikan tepukan lembut di punggung pria paruh baya itu.
"Well, maafkan kami atas kedatangan yang sangat tiba - tiba dan juga jauh dari perkiraan waktu tiba sebelumnya." Tuan Park bersuara seiring dengan kedatangan dirinya dari pintu masuk, diikuti dengan iringan koper - koper besar milik Chanyeol disana.
Para pelayan lantas menyambut dengan hormat, bergerak menyusul mengambil alih koper - koper milik Chanyeol dari tangan supir mobil.
"Tuan Park.." Pak Nam yang tak lagi memeluk Chanyeol kini telah berhadapan dengan Tuan Park, menunggu arahan mengenai pekerjaan apa yang akan diberikan padanya.
Tuan Park menganggukkan kepala lalu menepuk pundak Pak Nam sesekali memberikan senyuman lebar terhadap pria paruh baya yang hampir tiga puluh tahun bekerja bersamanya.
"Aku tahu kau merindukannya Pak Nam, tidak apa.. silahkan lanjutkan pekerjaan kalian, aku dan Chanyeol akan menunggu di ruang kerja.
Pak Nam menunduk hormat dan menganggukkan kepala, lalu mempersilahkan Ayah dan anak pemilik rumah melangkah melewatinya menuju ruang kerja Tuan Park. Setelahnya ia pun lantas memberikan isyarat pada para pelayan untuk melanjutkan pekerjaan mereka dan juga membereskan keperluan milik Tuan Muda mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love is My Drug
RomanceChanyeol berharap pada kematian sementara Baekhyun berharap pada kehidupan. Dua sosok yang bergelung pada permasalahan hidup masing - masing dipertemukan pada takdir dalam satu perjalanan hingga mereka berdua menyadari salah satu hal yang terpenting...