Chapter 01

2K 260 36
                                        

"Bagaimana kabar Jackson?"

"Baik, nampaknya dia menikmati acara sekolahnya.." Yoora menyahut memberikan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh sosok ayahnya yang berada cukup jauh duduk dihadapannya pada meja makan mereka yang berukuran panjang.

"Adikmu?"

Yoora tak menjawab secepat pertanyaan sebelumnya, gerak tangannya bahkan terhenti untuk melanjutkan acara makannya, yang ia rasakan adalah rasa kering pada tenggorakannya dan juga kaku pada gerak bibirnya untuk berucap.

"Aku tahu penyakitnya kembali muncul kemarin.." Ayahnya kembali berucap. "Kau tidak mau membujuknya pulang?"

Yoora menyesap minumannya lebih dulu sebelum akhirnya menyiapkan beberapa kalimat untuk memberikan balasan.

"Ayah tahu bagaimana keras kepalanya Chanyeol, lagi pula.. Ia tidak mau kembali ke Korea karena kejadian itu."

Ayahnya mengangguk setuju, melakukan hal yang sama seperti Yoora dengan menenggak air di gelas minumnya lalu hening sejenak.

"Ayah akan membawanya pulang, tolong siapkan saja salah satu pengurus yang bisa membantu Junmyeon disini nantinya." Satu kalimat panjang itu benar – benar diucapkan oleh Ayahnya sebelum sosok itu pamit untuk pergi lebih dulu mengingat ada meeting penting pagi ini.

Yoora mengangguk meskipun ia masih berusaha menyerap maksud ucapan Ayahnya yang masih sulit untuk ia percayai meskipun hatinya merasa bahagia mendengarnya.

Your Love is My Drug

#Chapter 1.

"Bagaimana keadaanya?"

"Sudah mulai stabil.." Sahutan itu adalah suara dari Kim Junmyeon selaku manager dan juga Dokter yang bertugas merawat dan mengawasi sosok Park Chanyeol yang sudah dalam dua hari ini terbaring lemah diatas ranjang.

Setelah kejadian dimana psikologis Chanyeol kembali terpuruk saat di gereja, pria itu tidak sadarkan diri. Hingga akhirnya Junmyeon harus kembali merombak apartemen milik Chanyeol menjadi ruangan rawat inap dengan segala peralatan rumah sakit yang dengan mudah ia dapatkan dari kenalannya yang memiliki rumah sakit di New York.

Ini bukan kejadian pertama kali bagi Junmyeon namun demikian melihat Chanyeol seperti ini selalu membuat hatinya merasa nyeri. Ia sudah bersama dengan pria itu sedari awal vonis Chanyeol memiliki penyakit yang kini ia derita.

Parkinson—penyakit yang tidak mematikan namun tidak bisa disembuhkan. Dan Park Chanyeol mengidap penyakit itu.

"Kenapa dia seperti ini lagi? Sudah hampir satu tahun ini ia bisa bertahan memiliki semangat hidup.. kenapa bisa seperti ini?" Junmyeon menghela nafas, jujur saja ia juga tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan dari suara wanita yang tengah meneleponnya, kakak Chanyeol. Park Yoora.

"Mungkin saja dia tengah lelah dan terbawa suasana mengingat lagi mengenai hal ini, ini salahku.. seharusnya aku mengawasi dan bisa menjaganya—maafkan aku." Junmyeon bergerak membungkuk sedikit walaupun ia sadar Yoora tidak mungkin melihat kesungguhannya meminta maaf saat ini.

"Jangan seperti ini.. kau sudah berkorban banyak dan mau melakukan banyak hal untuk adikku. Kami yang seharusnya meminta maaf.. Chanyeol tidak mungkin bisa bertahan seandainya kau tidak mendedikasikan kesungguhanmu sebagai dokter dan juga sahabatnya untuk merawat dan menjaganya.." ucapan Yoora memang benar adanya.

Seandainya Junmyeon menolak untuk menjadi manager bagi Chanyeol dan juga seorang dokter yang merawat pasiennya, mungkin saat ini Chanyeol sudah berada di tempat rehabilitasi atau lebih buruknya lagi.. mungkin pria itu hanya tinggal nama mengingat usaha bunuh diri yang berulang kali Chanyeol lakukan.

Your Love is My DrugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang