4

6 3 0
                                    

Upacara selesai. Beberapa siswa siswi ada yang masih beristirahat, sepak bola, dan ada beberapa yang duduk duduk di depan kelas. Chala bingung dimana letaknya ruang kepsek.

'siapa sih Juna kok gue kepikiran mulu. Namanya tuh kek familier gitu. Masa iya cuman denger di tipi sampe familier gitu. Ini juga ruang kepsek nya mana dah' batinnya.

Chala nggak kenal sama Juna? Sebenarnya mereka sempat terpisah saat masih sd. Insiden itu terjadi beberapa tahun lalu dan telah merubah segalanya dan beberapa kepribadian Chala berubah. Butuh bertahun-tahun untuknya mengembalikan jati dirinya sebagai seorang Chala.

"Permisi. Mau tanya lo tau ruang kepsek dimana?" Chala mendekati segerombolan siswa yang sedang berada di koridor sekolah.

"Wah anak baru men."
"Cakep tuh men asek."
"Kayak ada manis manis nya gitu."
"Sikat men."
"Awokawok."
Bukannya dapat bantuan malah keadaannya kayak gitu. Chala merinding jijik mendengarnya. "Hm kalo gatau yaudah misi." Chala meninggalkan gerombolan tadi.

Bruk
Chala menabrak benda yang tinggi. Eh bukan benda. Tapi seorang cowok, cowok putih tinggi dan pendiam mungkin. "Eh sorry. Mau nanya nih ruang kepsek di mana tuh?" Chala membuka bicara. "Lo lurus aja. Beberapa ruangan dari sini ntar ada tulisannya ruang kepsek." Cowok tadi langsung pergi meninggalkan Chala. Chala bergegas mencari ruangan yang ditujunya. "Ganteng ya tuh cowok tadi tapi sayang ngirit ngomong gak kayak si Junedi. Nah tuh ruangannya." Chala menemukan ruang kepsek nya.

Tok tok tok
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam. Masuk aja."

Di kelas

"Pagi anak anak kita punya murid baru. Nak silahkan perkenalan." Kata ibu kepsek kemudian pergi dari ruang kelas ini.

"Oke bu. Ekhem, hai hai kenalin aing teh Chantala panggil aja Chala. Salam kenal yak." Chala mulai memperkenalkan diri.

"SALAM KENAL !!!!" seru murid murid di kelas ini.

"Neng neng, akang kendang...." Kata cowok di meja belakang. "Kalo gue bilang sayang jangan ilang ye." Sahut Chala yang diberi tepukan dan tawa meriah dari teman teman barunya ini.

"Nona. Nona punya wajah manis sekali." Seru cowok berkulit coklat dengan logat bicaranya khas Sumba. "Iya ini saya punya wajah memang sudah manis dari lahir." Lagi lagi Chala menjawabnya dan lagi lagi seisi kelas heboh.

"Neng coba deh cari '823 meaning' di internet. Itu yang sedang gue rasain ke lo."

"Wah sama gue juga. Jangan jangan kita..." Ucapannya sedikit menggantung. Hanya untuk bahan bercandaan saja sih makanya nggak dilanjutin sama Chala.

"Bu permisi. Apa saya boleh duduk?"

"Iya kamu boleh duduk. Silahkan." Bu Anita -wali kelas Chala- mempersilahkan Chala untuk duduk.

"Terimakasih ibu geulis." Bu Anita hanya geleng geleng kepala.

Chala mencari bangku kosong dan menemukan nya di bagian paling belakang. Di sebelah cewek berambut hitam sebahu.

"Hai nona bolehkah saya ini duduk disebelah nona?" Tanya Chala. "Awokawok ngakak gue sama kayak si Dullah aja lo. Iya boleh." Dullah itu cowok kulit coklat yang ngomongnya pake logat Sumba namanya Abdullah tapi dipanggilnya Dullah.

"Oh iya. Gue Chala salam kenal." Chala mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh cewek tersebut. "Salam kenal juga gue Githa."

"Okey ntar istirahat ke kantin bareng kuy."

"Kuylah." Pelajaran berlanjut. Hari pertama Chala bersekolah ini menurutnya sedikit aneh tetapi dia senang.














Next
Vomentnya kaka taraktakdung mwa:[]

What Happened to Year?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang