Alur 6

76 6 0
                                    

Saat Aluri diantarkan pulang oleh Dito, ia malah diajak untuk ke Minimarket terlebih dahulu.

"Kenapa lo bawa gue kesini?" Tanya Aluri setelah turun dari motor.

"Berisik, ngoceh mulu jadi cewek" Tukas Dito dan langsung meninggalkan Aluri di parkiran.

"Woyy, lo cewek yang pake baju sekolah. Mau disitu terus?"

"Lo manggil atau cari ribut si" Balas Aluri dengan teriakan. "Apaan?"

"Lo bantuin gue belanja cemilan, gue mau main ke rumah temen gue habis ini."

"Gue ga nanya bang" "Beli, beli aja sendiri, lagian lo bukan anak kecil yang harus ditemenin."

"Banyak bacot, gue tinggal lo disini" Asal kalian tahu Minimarket yang Dito datangi ini cukup jauh dari tempat tinggal Aluri dan artinya mau tidak mau Aluri harus menuruti keinginan Dito.

"Ternyata ini alesan lo ngajak gue ke Minimarket ini, pantesan nyari yang jauh."

"Pinter lo, ga sia-sia lo sekolah"

Setelah beberapa menit disibukan dengan keinginan Dito yang labilnya melebihi cewek kalau belanja, sampai milih mie instant saja harus tanya dulu siapa bintang iklannya.

"Ini bintang iklannya siapa?"

"Kenapa si ribet amat lo jadi cowok"

"Tinggal jawab aja susah banget, dasar cewek"

"Yang ini Siwon, yang ini Iqbaal ramadhan, yang ini Sule" "Udah gue taunya ini doang."

"Ok berarti di rumah lo ada Tv."

"Hah, sumpah kurang kerjaan banget ni orang"

"Sejak kapan snack kentang gini banyak variant rasanya, ada rasa BBQ lagi"

"Hahaha lo kemana aja, di rumah lo ga ada Tv" Tawa Aluri mendengar apa yang barusan Dito katakan.

"Lo ngeledek gue hah"

"Apaan ngga tuh" Dito sudah seperti anak yang tak pernah datang ke Minimarket, melihat snack kentang dengan berbagai rasa saja keget.

"Kalau gue lebih suka yang BBQ sama rasa rumput laut"

"Ini beli buat gue bukan buat lo"

"Yaudah pilih aja sendiri, gue tunggu dikasir" Akhirnya Aluri menjuju kasir terlebih dahulu sambil membawa barang belanjaan yang lumayan banyak ini.

"Si Dito mau hibernasi atau apa si, beli makanan banyak banget"

"Nih Mbak tambahin ini" "Yang ini ini..sama ini pisah ya Mbak." Perintah Dito pada Mbak penjaga kasir tersebut.

"Totalnya jadi 150.000 ribu Mas" "Ada membernya Mas?" Dijawab gelengan oleh Dito.

"Ini Mas, terimakasih."

"Sama-sama"

"Nih lo bawa" Perintah Dito pada Aluri yang sedang menerima telepon dari seseorang.

"Lo nyusahin banget si."

Setelah beberapa menit akhirnya sampai juga di rumah Aluri.

"Makasih udah mau anterin gue pulang dan makasih lo udah ngerepotin gue"

"Lo ga ikhlas nih" "Yaudah gue pergi dulu, makasih juga"

"Ini belanjaan lo" Sambil menyerahkan kentong belanjaannya pada Dito.

"Itu semua buat lo, gue ambil ini aja" Dito menyerahkan kembali kantong belanjaanya pada Aluri dan hanya mengambil minuman dingin yang ada. Dito langsung tancap gas tanpa menunggu pertanyaan dari Aluri terlebih dahulu.

"Woy,ini beneran buat gue. Ikhlas loh ya jangan minta bayaran." Teriak Aluri dan dibalas dengan acungan jempol oleh Dito.

"Baik juga tuh cowok, lumayan uang jajan aman sampe sebulan" tururnya dengan mata berbinar melihat banyak makanan.

Dito pov

Hari ini gue ada ulangan susulan gara-gara kemarin gue bolos pas ulangan. Ternyata gue ga sendirian.

"Wah cewek, ga bakal bisa nyontek nih" Ucap gue dalam hati setelah mendengar suara orang megucap salam.

"Assalamu'alaikum permisi Bu."

" Walaikum'salam masuk." "Kamu langsung duduk, kerjakan soalnya, jangan nyontek dan ini soalnya. Silahkan." Titah Bu Gendis padanya.

"Baik Bu, saya duduk dimana Bu?." Tanyanya pada Bu Gendis.

"Terserah." Singkatnya.

"Yakin Bu?." Masih berusaha bertanya disaat sudah mendapatkan respon yang kurang baik.

"Banyak tanya, sudah kamu duduk dengan Dito, sekalian awasin di biar gak curang. Sana."

"Hah,ba-baik Bu."
"Sumpah itu mata kaya mau keluar." Gumamnya saat menuju mejaku.

Gue mendengar pergerakannya saat menarik bangku, namun yang gue lakukan hanya menelungkupkan tangan diatas meja sebagai alas kepala.

"Eh Lo kelas apa? Ko gue gak pernah liat Lo sih?."

"Sksd banget nih cewek." Batin gue.

"Jangan-jangan anak baru ya."

"Lo kemana aja woy" jawab gue dalam hati.

"Yaelah di tanya diem terus, lagi sariawan ya."

Akhirnya tidak ada lagi ocehan dari cewek di samping. Namun hanya bertahan beberapa menit saja.

"Jangan-jangan nih orang pingsan atau mati lagi."

"Bu__" Baru saja Nasya ingin memberitahu Bu Gendis tentang kelakuan gue, secara sepontan gue membekap mulut cewek rese ini.

"Diem, mending sekarang lo bantuin gue ngerjain nih ulangan. Banyak bacot terima akibatnya." Ancam gue.
Yang gue lihat dia hanya mengangguk pasrah.

"Dasar cewek, diancam dikit aja diem." Remeh gue dalam hati.

"Nih kerjain, gak pake lama OK."

"OK." Singkatnya dan langsung mengerjakan soal soal itu. Masalah dia bisa apa ngga itu urusan belakangan buat gue.

Alur BerbisikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang