Alur 5

89 6 0
                                    

Aluri POV

Menyusuri jalan aspal di waktu sepagi ini sudah menjadi rutinitas bagiku, menghirup udara pagi yang terbilang cukup segar bila kendaraan belum banyak yang turun ke jalanan. Menikmati setiap langkah sampai tak sadar jika kakiku sudah berada di depan gerbang sekolah. Menyapa satpam yang sedang santai menikmati hangatnya kopi pagi sambil menunggu waktu gerbang di tutup dan menyapa setiap orang yang lewat dengan sedikit senyuman.

Sudah menjadi kebiasaan juga jika aku yang selalu datang lebih awal 06.25, waktu yang terbilang sangat pagi bukan untuk siswa seperti ku yang notabennya tinggal tak jauh dari sekolahan. Tapi apa boleh buat, tidak tinggal dengan kedua orang tua membuatku tak betah jika berlama-lama di kostan.

"Pagi Uri" Sapa Yusuf selaku ketua di kelas 11 IPS 3, kelas yang isinya terkenal dengan siswanya yang sangar dan suka bikin onar namun itu yang di perlihatkan di luar beda lagi dengan apa yang di perlihatkan di dalamnya.

"Pagi" jawabku singkat karena jujur aku tidak terlalu dekat dengan anggota kelas yang lainnya. Bukannya tidak mau berbaur, nyatanya saat aku ingin mencoba aku malah seakan tak di pedulikan. Jadi aku bersikap seperlunya saja, contohnya saat ada yang minta bantuan aku tolong dan saat aku butuh bantuan sebisa mungkin aku mencari orang yang mau membantu ku.

Setelah hampir 20 menit satu per satu kursi mulai ter isi dengan tas mereka masing-masing, tak jarang meja yang gunanya untuk alas saat menulis malah di jadikan kursi. Jangan di tiru ya! Sesekali aku mendengar celotehan bahkan para cewek sudah sibuk memisahkan diri, apa lagi kalau bukan bergosip ria. Jangan di contoh juga ya!

"Eh eh liat si Naufal makin kinclong aja ya" Ucap Rani memulai gosip.

"Iya, pengen deh gue pegang pipinya sumpah kayaknya lembut banget" Manda langsung berkhayal.

"Iya, kayaknya masih mulusan Naufal ketimbang gue"

"Kapan ya gue bisa ngobrol sama Naufal"

"Gue pengin deh di bonceng Naufal pakai mogenya" Ya begitulah gosip pagi ini hangat dengan cerita Naufal yang katanya makin kinclong itu, entahlah aku sendiri tidak terlalu tahu betul seperti apa orangnya.

Sedari tadi aku mendengarkan pembicaraan mereka, bukan maksud mau nguping tapi semua orang yang lewat depan kelas juga bakalan denger ko. Di pembicaraan mereka ada namaku yang mereka sebutkan, walaupun dengan istilah 'cewek pojokan' tapi aku sadar betul bahwa itu julukan untuk ku.
"Kalah dong sama cewek pojokan" itu yang aku dengar selebihnya entahlah aku pun penasaran, karena bel masuk sudah berbunyi. Acara bergosip pun di tutup sementara KBM di mulai.

~~
Bel istirahat berbunyi, riuh para siswa langsung berhamburan menuju kantin memanjakan perut mereka. Aku? Saat ini aku berada di perpustakaan, entahlah aku hanya ingin mengunjungi tempat ini, sesekali mencatatkan nama dalam daftar kunjungan perpustakaan juga harus kan. Saat menyusuri puluhan buku, tiba-tiba Uri seperti mencium bau yang sudah satu minggu ini hilang.

"Astaga ini wangi yang selama seminggu ini hilang, ya allah pertemukan hamba dengan malaikat penolong hambamu ini. Amin."

Selama seminggu ini aku mencoba untuk melupakan tentang petualangn mencari sang malaikat penolongku. Namun hari ini, detik ini aku mencuim bau bau bahwa dia sedang berada disekitarku. Entah sampai kapan aku harus terus mecari seperti ini, andai aku tahu wajah dari malaikat penolongku, mungkin aku sudah berhasil menemuinya dan mengucapkan rasa terimakasihku padanya.

"Baunya makin deket ehh.."
"Ini pasti ga lebih dari 100 meter jaraknya."

Saat semakin dekat dengan tujuan, yang aku temukan hanya sekelompok anak anak rese yang aku temui dikatin tempo hari itu. Sepertinya mereka sedang mengembalikan buku, namun dari mereka tidak ada yang mengenakan jaket yang aku cari.

"Ehh itu cewek aneh yang gue bilang waktu itu" salah satu dari mereka menyadari akan keberadaanku, dan sialnya mengapa mereka masih ingat dengan wajahku ini.

Jangan lupa vote, komen dan share yaa😉

Alur BerbisikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang