Alur 7

70 6 0
                                    

Aluri pov

Ada satu fakta yang baru aku sadari, setelah ulangan susulan dan bertemu Dito. Aku sudah diantarkan oleh Dito sebanyak dua kali, dua kali bayangkan saja. Awal pertemuanku dengannya bisa dikatakan kurang baik, namun lihat apa yang sudah aku alami selama beberapa hari ini.

Diantarkan pulang, yaitu saat setelah ulangan susulan dan hari esoknya dengan alasan bahwa dia akan mengantarkanku pulang namun aku malah nyasar ke minimarket yang lumayan jauh dari rumah. Dan hari ini, aku melihat notifikasi dari instagram bahwa seorang Dito memfollow seorang Aluri Nasya. Yang membuat aku terheran heran adalah, bagaimana dia mengetahui instagramku, sedangkan anak anak satu kelasku saja tak semuanya tau.

"Hahh, ga salah nih. Si Dito ngefollow. Follback ga ya?"

Hari ini ada pelajaran olahraga, dan sangat kebetulan kelas Dito juga sedang ada pelajran olahraga. Namun disini aku baru sadar bahwa Dito itu Kakak kelas.

"Itu si Dito, ternyata dia Kakak kelas. Dosa ga ya, kemarin kemarin udah ga sopan sama tuh orang." Pikirku, tanpa memperhatikan akan bola volly yang mengarah padaku. Dan kalian bisa menebak akan apa yang terjadi denganku selanjutnya, UKS.

Ini sudah kedua kalinya aku masuk ke ruangan ini. Dan hasil akhir seperti biasa, tak ada orang yang menemaniku.

"Sial banget si, woyy ini ga ada orang yang peduli satupun apa?." Ucapku sedikit teriak, namun langsung dikagetkan oleh tirai penghalang yang tiba-tiba terbuka.

"Gila ya lo, ini tempat orang sakit buat istirahat. Dan lo malah teriak-teriak ga jelas." Dari nada bicara yang dilontarkan sepertinya orang ini sangat terganggu akan sikapku barusan.

"Maaf maaf, ga berisik lagi ko." Ucapku lalu langsung membekap mulutku sendiri dan langsung bergegas menuju kelasku.

Untuk kali ini aku masih bisa mengikuti pelajaran selanjutnya sampai jam pelajaran selesai.

"Lo beruntung banget Aluri, gue jadi iri."

"Dia beruntung ya, kenapa ga gue aja tadi yang kena tuh bola volly."

"Ratu kelas kita aja belum pernah sedekat itu, Aluri udah start duluan."

Apalagi ini, kenapa orang orang membicarakanku lagi. Apa yang beruntung dari terkena bola volly, mereka semua ini memang aneh.

°°°

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, hari ini adalah jadwalku untuk piket kelas. Awalnya jadwal piket hari ini lengkap, namun saat aku selesai mengembalikan buku dari perpustakaan tak ada orang yang piket satupun.

"Ga ada yang piket, gue sendirian. Besok lapor ketua kelas, harus" ocehku sambil menyapu ruang kelas.

"Gila sih ini sampahnya banyak banget, perasaan tadi ga sebanyak ini deh"

"Selesai, tinggal buang ke tong sampah. Sebentar ko ini tong sampahnya ringan banget kaya ga ada beban" ternyata isinya kosong.

Saat diperjalanan menuju gerbang sekolah aku bertemu dengan Mang Didin salah saty petugas kebersihan disekolah.

"Mang Didin rajin banget ya, jam segini tong sampah depan kelas udah kosong" apresiasiku pada Mang Didin.

"Saya belum ambilin sampah sampah depan kelas neng, ini baru mau mulai. Memangnya kenapa neng?" Tanya Mang Didin heran.

Ayolah bukan hanya Mang Didin saja yang heran disini, aku juga heran.

"Hehe gapapa Mang, kalo gitu saya pulang dulu ya Mang"

"Iya neng hati hati"

Selama perjalanan gue masih mikirin masalah tong sampah yang kosong sebelum waktunya.

"Positif thinking aja, mungkin temen temen yang buang jadi mereka pulang duluan. Dan nyisain tugas buat gue"

Alur BerbisikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang