Cinta Tak Berbalas

197 10 6
                                    

"Gimana, enak gak minumannya?" tanyaku pada Sheila.

"enak dong, ini kan minuman kesukaanku" jawab Sheila, sambil meminum jus dari sedotannya.

"Pulang yuk, sudah kenyang nasi goreng nih" kataku.

"ya udah deh, antarin aku pulang ya Vino!" canda Sheila. "kalau bukan aku yang antar siapa lagi?" jawabku.
Aku mengantar Sheila pulang ke rumahnya, setelah aku mentraktirnya makan malam nasi goreng. Sesampai di rumah Sheila aku menyempatkan diri untuk mampir dulu, kupikir rumahnya tidak ramai, tapi ternyata ada keponakannya.

"ciee.. mbak Sheila, cowoknya ya?" kata keponakan perempuan Sheila.

"apa sih? dia Cuma temen woy" jawab Sheila santai.

     Aku dan Sheila asik bercanda, hingga kira-kira pukul delapan malam, dan aku memutuskan untuk pulang, sebelum aku pulang aku memberi dia sebuah boneka yang kubeli sebagai oleh-oleh saat aku pergi ke pulau Bangka "Sheila aku pulang ya, ini oleh-oleh dariku" kataku sambil menyerahkan boneka yang kubungkus dengan kertas kado bergambar beruang yang lucu.

"iya deh, makasih ya traktirannya" jawab Sheila dengan senyum manisnya. Lalu aku segera menyalakan mesin motorku dan segera pulang.

     Sheila, dia orang yang ku kenal semenjak aku masuk kelas satu SD dan satu kelas dengannya, dia memang cewek yang baik, dan juga mempunyai wajah manis, tak jarang saat ini jika siapa saja yang bertemu dengannya akan jatuh hati, bahkan aku juga yang mengenalnya sejak umur enam tahun, tapi baru sekarang jatuh hatinya, tapi sayang dia sudah mempunyai seorang pacar, tentu aku tidak ingin disangka mau merebutnya.

     Sampai di rumah, aku membuka laptop dan masuk ke akun Twitterku, sebenarnya hanya iseng, tapi aku lihat Sheila juga sedang online.

"hey tidur sana udah malem" kataku membalas mentionnya.

"lo aja yang tidur" jawabnya. Aku dan Sheila sering bercanda tak hanya di Twitter bahkan tiap kali bertemu kami selalu bercanda. Lama kelamaan, aku jatuh hati, tapi aku tahu aku tidak bisa melakukan itu, karena dia sudah punya pacar, jadi aku tetap memendam perasaanku, aku tak tahu kapan akan mengungkapkannya.

Karena sering kami saling balas mention di Twitter, ternyata itu membuat pacar Sheila mungkin terlihat cemburu, dia melarang Sheila agar tidak terlalu sering membalas mentionku itu. "ayolah, aku tidak akan merebut Sheila, aku yakin dia jodohmu, aku hanya akan terus menjadi temannya" kataku dalam hati.

     Sejak itu aku jarang berkomunikasi dengan Sheila, dan aku tak mau memulai, mungkin dia akan mengira aku pengacau. "kapan aku bisa jadi pacar Sheila ya, apa aku hanya akan terus menjadi temannya, bahkan sampai aku mati" kataku dalam hati. Hingga saat ini aku tetap hanya memendam perasaan, sampai saat aku hendak pergi ke Bangka, dimana aku akan melanjutkan pendidikanku sebagai mahasiswa. Satu malam sebelum aku pergi, aku memutuskan bertemu Sheila di taman dan ada sesuatu yang akan aku bicarakan.

     Saat sampai di taman, aku menemui Sheila yang sudah menunggu, dia terlihat begitu manis malam ini. "sudah lama ya?" kataku.

"ya gitu deh" candanya. "Sheila besok aku sudah pergi, sebelum aku pergi aku mau ngomong sama kamu".

"ngomong aja susah amat" candanya lagi.

"heemm.. aku sudah lama mengenalmu, dan sudah mengetahui sifatmu, dan juga kebiasaanmu, tapi aku baru tahu bahwa aku suka sama kamu" kataku spontan.

"Vino apaan sih, kamu tau kan aku sudah punya cowok, ngapain mau nembak aku, ya pasti aku tolak lah" jawabnya.

"aku tahu, aku bukan mau nembak kamu, aku hanya menyatakan perasaanku, karena aku juga tahu kamu akan menolakku" jawabku.

"jadi buat apa kamu ngomong ini?" tanya Sheila.

"Sejak kita satu kelas di SMA, aku tahu kamu orangnya berbeda, aku tidak tahu tapi setiap kali kita bercanda, aku lebih merasa nyaman, sekalipun kamu tidak, aku hanya ingin kau tahu saja kalau aku suka kamu" aku menjelaskan.

"maaf Vino tapi aku.." belum selesai Sheila berbicara, aku langsung memotongnya.

"Aku mungkin tidak sempurna dari pacarmu, bahkan tidak ada yang bisa kulakukan untukmu, mungkin aku hanya akan terus menjadi teman dari masa lalumu, dan kau tidak butuh aku, karena suda ada pacarmu. Meski aku akan terus jadi masa lalumu tapi aku akan terus hidup di masa depanmu"

"Vino, aku sudah tahu kamu suka aku, dari semua caramu terhadapku saat ini, tapi aku memang sudah dapat yang menurutku sempurna, dan saat ini mungkin aku belum butuh bantuanmu" kata Sheila.

"ya, bahkan yang kamu anggap sempurna sebenarnya juga tidak sempurna, tidak apa aku bisa menerima, aku hanya akan terus jadi temanmu, bahkan mungkin ketika aku sudah tiada, kau baru sadar bahwa aku berarti untukmu, maaf ya oh iya, kalau kamu merasa kangen sama aku, anggap saja boneka yang aku kasih sebagai penggantiku" kataku.

     Sesaat kami saling terdiam, aku baru sadar inilah yang dinamakan cinta tak berbalas, aku salah menyukai dia, tapi aku tidak bisa membohongi perasaan. Malam itu, akhirnya kami lewati. Pagi hari aku siap berangkat, aku megirimkan pesan singkat sebelum aku pergi "Sheila, sampai jumpa aku senang bisa mengungkapkan perasaanku"
Sheila membalasnya" Terima kasih atas pertemanan kita, kamu yang terbaik"

     Aku senang mengetahuinya, tapi tetap aku hanya temannya, meski cintaku tak berbalas, aku tau ada kalanya Sheila akan membutuhkanku. Aku mungkin hanya selalu jadi teman masa lalunya, tapi seberapa keras ia coba lupakan aku, aku akan terus hadir di masa depannya meski hanya ingatan. "Aku harap kamu bahagia dengan pacarmu, bagimu aku mungkin bukan siapa-siapa, tapi aku yakin ada hubungan khusus di antara kita yang melebihi seorang teman, sahabat, bahkan pacar sekalipun aku berharap bisa jadi pacar Sheila tapi aku tau itu tak mungkin. Sampai Jumpa Sheila."

TAMAT

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang