2

469 99 9
                                    


"Sebutkan kata sandi," Todoroki berkata.

Kerutan di kening Momo mulai terlihat. Dia bingung "Maaf?"

Todoroki melangkah lebih dekat dengan tetap memegang senjatanya, menyebabkan tubuh Momo menjadi kaku.

"Jangan mendekatiku, merah-putih. Bicaralah padaku dari sana."

Todoroki mengabaikannya dan melangkah lebih dekat. "Turun,"

"Aku berharap aku bisa," Momo berkata, "tapi seperti yang kamu lihat, di sini sangat tinggi dan aku tidak punya energi tersisa."

Todoroki mengangkat senjatanya lebih tinggi dan mengarahkannya ke arahnya.

Melihatnya, Momo mulai takut dan kehilangan ketenangannya. Dia mulai meraba-raba dengan gemetar perlengkapan parasutnya. "Aku akan turun. Santai saja. Aku melepaskan ikatan ini sekarang."

Gadis bersurai hitam itu langsung melompat turun. Dia bahkan tidak memberi Todoroki kesempatan untuk bersiap sebelum dia langsung melompat ke pelukannya. Bibir mereka tanpa sengaja bersentuhan.

Mata Momo melebar dan rona merah mulai menjalar di pipinya. Dia malu sekali. Ciuman pertamanya . Paling tidak tampaknya Todoroki juga semalu dia, karena pipi pria bersurai merah-putih itu juga memerah.

Todoroki sebenarnya berterima kasih pada refleksnya yang cepat sehingga dia dapat menangkap sang gadis dengan mudah. Dia dengan cepat melepaskan bibir mereka yang bersentuhan. Dia sedikit tersandung ke belakang karena Momo tetap memeluk tubuhnya seperti koala.

Todoroki menjadi tidak nyaman, jadi dia menurunkan tubuh Momo dan mundur.

Momo sendiri ingin menangis bahagia karena akhirnya dia merasakan kakinya ternyata masih bisa bergerak. Dia tidak lumpuh sama sekali. Dia tinggal perlu mencari jalan ke Korea Selatan dan akhirnya bisa pulang.

Dia tersentak kaget ketika menemukan muka prajurit itu tepat di depan wajahnya, terlihat serius.

"Sebutkan pekerjaan dan namamu," Todoroki memerintahkan.

"Hm, aku memiliki perusahaan fashion," jawab Momo berharap itu akan memuaskan Todoroki. "Aku tidak berpikir kamu akan tahu namanya." Dia melihat pria didepannya tampak tidak terkesan. "Dan aku tidak merasa nyaman memberi tahu namaku karena kita baru saja bertemu." Dia tersenyum sedikit untuk mencerahkan suasana.

"Dimana kamu tinggal?" Todoroki bertanya.

"Seoul, Gangnam-gu," jawab Momo langsung. "Tapi aku tidak bisa memberimu rinciannya."

"Jelas, tempat tinggalmu jauh sekali," balas Todoroki sambil mencibir.

"Tidak apa-apa, aku bisa mengaturnya," Momo tersenyum percaya diri. "Aku telah melalui yang lebih buruk,"

Todoroki menggelengkan kepalanya. "Kurasa tidak. Sepertinya ada kesalahpahaman. Kami orang Korea Utara tidak sebaik itu terhadap orang asing"

Momo sudah bisa mengira tentang itu tapi dia tetap menolak untuk mempercayainya. "Jadi benar aku di Korea Utara?"

Todoroki menganggukan kepala, menunggu reaksi orang asing didepannya dan bersiap menembak di tempat jika dia melakukan hal yang berbahaya.

Momo menelan ludah dengan susah payah saat melihat ekspresi Todoroki yang serius. Dia tampak menakutkan sekali.

Momo sendiri tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Yang pasti dia tidak akan melompat-lompat dalam kebahagiaan karena dia berakhir di Korea Utara.

"Dimana kita?"Gadis itu bertanya sekali lagi.

Todoroki menjawab. "Sebenarnya ini masih belum wilayah Korea Utara. Kita masih berada di DMZ,bagian 38 ."

Wrong landing // TodoMomoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang