Chapter 11

4.5K 201 5
                                    

Setelah kenyang dan pekerjaan selesai Lily berencana beristirahat sejenak. Sebenarnya Lily masih merasa senang hari ini makan makanan yang jarang sekali ia makan bahkan belum pernah selama hidup nya. Makanan yang Bibi Mary membawakan yang sangat banyak dan berbeda-beda bahkan Lily ingin suatu saat memakan makakan lezat itu.

Ah, membayangkan nya sudah membuat Lily lapar lagi.

Setelah ini Lily akan berterimakasih kepada Bibi Mary dan Monica karena berbaik hati sudah memberikan makanan yang enak untuk nya hari ini."Apa hari ini ada perayaan sesuatu?" gumam Lily mulai berpikir hari ini ada perayaan maka dari itu makanan untuk para pelayan berbeda dari biasanya.

"Sudah kenyang?" tanya Monica tiba tiba berjalan kearah Lily yang sedang duduk. Lily langsung berdiri melihat bibi Monica datang menghampirinya.

"Iya bibi. Enak sekali makanan nya sampai aku tak bisa berkata apa-apa lagi saking lezatnya." puji Lily dengan wajah sumringahnya dan Monica hanya tersenyum tipis mendengarnya.

"Istirahatlah, kau pasti lelah." Monica berkata lalu akan meninggalkan Lily yang juga bersiap untuk beristirahat tetapi perkataan bibi Monica berhasil membuatnya kebingungan.

"Kau di sini bekerja menjadi seorang pelayan Nak. Bibi harap kau ingat itu."

****

Sarah menaruh hasil rajutannya dengan hasil yanh sempurna, memang ia sangat pandai merajut dan sangat senang mengisi waktu kosongnya dengan merajut karena suaminya tidak akan membolehkan bekerja yang bisa membuatnya lelah.

"Aku merindukan mu, sayang." Gumam Sarah menatap bingkai photo mereka yang terpajang di kamar nya. Sarah ingin menjadi wanita sempurna untuk Arsen tetapi? Entah dosa apa yang Sarah lakukan sampai ia tak bisa berjalan dengan normal.

Sarah segera menyeka air matanya karena tak ingin suaminya melihat air matanya, karena ia tahu Arsen terkadang memantaunya lewat Cctv yang dipasang di setiap sudut rumah nya termasuk kamar nya ini. Sebuah ketukan membuat Sarah mendorong kursi rodanya dan membukanya

."Ada apa Freya?" tanya Sarah melihat Freya yang mengetuk kamarnya.

"Maafkan saya menganggu waktu anda nyonya. Saya ingin memberitahu kan bahwa Makanan sudah siap." beritahu Freya kepada Sarah.

Wanita itu hanya mengangguk mengerti dan menyuruh Freya pergi. Freya pun langsung pergi dengan ketidaksukaan yang ia tutupi dengan menunduk. Freya sangat tak suka bahkan benci kepada Sarah wanita cacat yang merepotkan tuan Arsen. Entah kenapa Arsen masih saja bersama wanita itu. Freya yakin Arsen masih bersama Sarah hanya karena kasian dengan wanita cacat itu.

Sungguh wanita malang...

Dimeja makan Sarah makan seorang diri karena Arsen belum pulang. Terkadang Sarah makan didalam kamarnya kalau ia sedang malas untuk kemeja makan. Sarah tak sengaja melihat Lily yang terlihat ingin kembali bekerja setelah istirahatnya.

"Lily!" panggil Sarah membuat wanita kecil itu segera menghampiri majikannya itu.

"Iya Nyonya. Ada yang perlu saya bantu?" tanya Lily kepada Sarah yang tersenyum tipis.

"Kau sudah makan?" tanya Sarah seketika membuat Lily tercengang karena ia pikir Sarah akan meminta sesuatu atau menyuruhnya mengambilkan apa.

"Hei! Kenapa kau melamun" tegur Sarah melihat Lily yang terdiam."Apa kau belum makan?" selidik Sarah dibalas gelengan oleh Lily.

"Tidak Nyonya. saya sudah makan, bahkan makanan hari ini sangat enak sekali Nyonya. Apa hari ini ada perayaan Nyonya? Karena menu hari ini berbeda dari sebelum nya" terang Lily dengan panjang lebar dan tak lupa senyum penuh senangnya terlihat jelas.

Sarah hanya bisa tersenyum tipis dan menyuruh Lily kembali bekerja lalu setelah kepergian Lily, Sarah memanggil Monica karena ada sesuatu hal yang ingin ia tanyakan kepala kepala pelayan nya itu.

"Iya Nyonya. Ada yang perlu saya bantu?" Moncia berkata seraya mendekati Sarah yang masih dimeja makan.

"Aku ingin bertanya dan kau harus menjawab dengan jujur." tekan Sarah membuat Monica sedikit tegang.

"Iya Nyonya. Tanyakan saja." balas Monica kepada Sarah yang terlihat menarik nafasnya sejenak lalu menghembuskan nya kembali. Sarah menatap Monica yang menunggu nya bertanya tetapi...

"Lupakan saja. Aku sudah selesai makan, bereskan ini semua." ucap Sarah seraya mendorong kursi rodanya menuju kamarnya.

******

Hari pun sudah semakin gelap dan Arsen sudah pulang, pria itu keluar dari mobilnya dengan gaya angkuh nya. Berjalan menuju rumah besarnya dan tak lupa beberapa pelayan menyapa sang Tuan rumah dengan hormatnya.

"Dimana istriku." tanya Arsen kepada Mary seraya mencari istrinya yang tak menyambutnya seperti biasany. Wanita paruh baya itu memberitahu keberadaan nyonyanya.

"Di kamar? Dari tadi?" ulang Arsen mengernyit heran mendengar jawaban Mary yang memberitahu nya bahwa Sarah semenjak siang tak keluar kamar. Kenapa istrinya?

Para pelayan awalnya cemas dan ketakutan tetapi mereka lega karena nyonya mereka baik-baik saja di dalam kamarnya."Saya juga tak tahu Tuan. Saat kami mengetuk nya nyonya meminta kami jangan menganggu nya."

"Baiklah, kau bisa pergi." Arsen berkata seraya mengibaskan lengannya dan berjalan menuju kamarnya bersama Sarah.

Ceklek.

Arsen semakin heran karena kamar mereka begitu gelap terlebih jendela ditutup oleh Hordeng semakin membuat gelap kamar mereka."Sarah, kau dimana? Aku sudah kembali." panggil Arsen mencoba mencari keberadaan istrinya.

Arsen mendekati saklar lampu sampai akhirnya lampu menyala memperlihatkan Sarah dengan pakaian tipis yang melekat ditubuh indahnya. Meski Sarah tak bisa berjalan tetapi tubuh wanita itu begitu ramping dan indah. Arsen cukup terkejut melihat Sarah yang jarang sekali memakai pakaian tipis seperti ini.

"Sarah. Kau...." ucapan Arsen terjeda karena tiba-tiba saja Sarah mendorong kursi rodanya dan mencoba membuka celana Arsen dengan cepat sampai membuat Arsen terkejut dengan apa yang Sarah lakukan.

Sarah tak memperdulikan wajah terkejut suaminya ini dan terus berusaha membuka celana Arsen yang entah kenapa begitu susah ia buka. Sarah ingin menangis karena sangat kesusahan membuk celana suaminya.

"Kenapa ini susah sekali." Sarah berkata dengan wajah frustasinya. Wanita itu kesedihan dan kekkesal menjadi bercampur menjadi satu.

Arsen sendiri langsung mundur dan melihat air mata Sarah yang berjatuhan. Pria itu berjongkok dihadapan istrinya itu dan menangkup wajah Sarah yang sudah menangis.

"Hei, ada apa denganmu sayang? Kenapa kau melakukan ini, hm? Kaakan apa terjadi sesuatu?" tanya Arsen penasaran melihat sikap aneh Sarah terlebih menangis tanpa sebab.

Sarah hanya bisa terisak dan memeluk Arsen seakan takut pria itu akan pergi meninggalkan nya. Arsen sendiri hanya bisa mengelus rambut Sarah yang saat ini masih menangis dengan bergetar. Arsen mencoba tak bertanya lebih jauh untuk sekarang ini

Aetelah mereda baru ia akan tanyakan kepada Sarah kenapa bisa seperti ini. Seandainya ada seseorang yang menyakiti hati istrinya itu, Arsen akan buat orang itu menderita dan hancur tak tersisa.

"Tetap bersamaku Arsen. Aku mohon. Aku mencintaimu selalu..." bisik Sarah seraya menangis membuat Arsen diam membisu..

******

Sore siang.

Ada yang nunggu mereka ga?
Bibi Monica kok ngomong gitu?

Aduh Sarah kenapa ya guys?

Kalau Lily yang buat Sarah nangis apa akan buat Lily menderita dan hancur jugakah?.

Tunggu aja ya guys
Makanya

Vote komen dan follow ya.

10.09.2020.
15.21 wib

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang