Amfitrit pov
Aku masih memikirkan perkataan peramal Delphi saat kami pertama kali bertemu di kuil tadi. Aku biasanya memang mendapat ramalan tapi biasanya dari ayahku dan kadang aku juga bisa meramal atau melihat masa depan walau tidak seahli ayahku. Ramalan Delphi sedikit aneh karena ayahku tidak pernah meramalkanku seperti itu, sejujurnya aku penasaran siapa yang dimaksud dengan takdirku, kapan kami bertemu. Ya aku harap setidaknya itu bukanlah takdir burukku.
Hari telah berganti, seperti biasa hari ini aku akan pergi berjalan-jalan dengan adikku Thetis dan juga salah satu temen kami Delphinus. Delphinus adalah salah satu teman lelaki kami dia adalah seekor lumba-lumba yang bisa merubah wujudnya di daratan. Kami sedang duduk di batuan karang yang berada di taman laut seperti di daratan di laut kami juga punya taman dan banyak mahkluk juga kemari. Kami berbincang tentang banyak hal salah satunya tentang pria-pria yang mengingankan Thetis.
"Ku dengar tuan Poseidon sudah tidak mengejar-ngejarmu lagi, benarkah itu The?" tanya Delphinus.
"Hey beritanya cepat juga ya menyebar, tentu saja setelah di mendengar ramalan Themis dia langsung mundur. Aku lega sekali akhirnya tuanmu yang pecinta wanita itu berhenti mengejarku." cerita Thetis dengan bersemangat.
"Benarkah The, kenapa kau tidak bilang padaku lebih awal?" ujarku sambil cemberut.
"Hey maaf Am aku ingin menceritakannya padamu kemarin tapi kau kan pergi dengan Artemis" ujar Thetis.
"Ya sudah tidak apa-apa yang penting kau sudah terbebas dari pecinta wanita itu."
"Iya kau benar aku senang sekali terbebas darinya dan selain itu juga Zeus juga sudah tidak lagi mengejarku karena ia juga mendengar ramalan yang sama dengan Poseidon" cerita Thetis.
"Memangnya ramalan apa yang membuat mereka berdua sampai menjahuimu?"tanyaku padanya.
"Ramalah Themis yang bilang bahwa anakku nanti akan lebih hebat dari ayahnya, begitu mendengarnya mereka langsung kehilangan minat padaku sepertinya mereka takut dikalahkan anaknya kelak" cerita Thetis sambil tertawa.
Setelah mendengar cerita Thetis dalam benakku ternyata pemimpin kami Poseidon pengecut juga ya dia takut akan dikalahkan oleh anaknya nanti, hal ini menambah nilai minus dariku tentang dirinya. Paling tidak setidaknya dia sudah menjahui adikku aku harap kami tidak akan berhubungan lagi dengannya di masa depan. Hari itu kami bertiga menghabiskan sisa hari mengobrol bersama melanjutkan cerita Thetis dan juga mengobrol tentang banyak hal lain.
Amfitrit pov end
.
.
.
.
Poseidon Castle
Poseidon duduk di singgasananya di menunjukkan wajah bosan mendengarkan ocehan pria yang dari tadi mondar-mandir di depannya. Pria yang sedang mengoceh itu adalah saudaranya yang bernama Zeus dia terus berbicara yang hal yang sama terus menurus membuat Poseidon bosan. Zeus terus membicarakan tentang mereka yang gagal mendapatkan Thetis karena ramalan itu dan juga terus-terusan menasehati Poseidon agar mencari istri.
"Sayang sekali kita gagal mendapatkan Thetis, padahal dia cantik dan kuat" ujar Zeus.
"Ya kau benar sejujurnya aku mempertimbangkannya sebagai istriku, tapi kau malah ikut menggodanya" ujar Poseidon dengan kesal.
"Wahh benarkah, maaf brother aku tidak tahu ku kira kau hanya main-main seperti biasa" ujar Zeus.
"Sudahlah lupakan saja, karena ramalan itu aku jadi sudah tidak minat dengannya juga" ujar Poseidon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Heart of Ocean (Book 2: Poseidon & Amfitrit)
Fantasía(Don't forget to vote) Lautan bergejolak sesuai dengan hati para penghuninya terkadang senang dan bahagia namun terkadang juga sedih dan kecewa. Start : 19 Agustus 2020 End : -