3. Kamu Lagi

112 17 4
                                    

Kantin sangat ramai, rata-rata bangku sudah terisi penuh. Pica dan Zarin kebingungan, sementara beberapa pasang mata tertuju pada mereka.

"Gue pesen dulu ya, lo cari tempat duduk," ucap Zarin kemudian meninggalkan Pica yang bingung mencari tempat duduk.

"Duduk dimana ya.." cicit Pica.

"Disitu aja deh, kayanya masi kosong," ucap Pica kemudian mengambil tempat duduk.

Perlu kalian ketahui, Pica dan Zarin berada dikantin utama dimana lebih banyak anak kelas XI dan XII dibanding kelas X. Dan ini pertama kalinya mereka ke kantin utama karna kantin kedua sangat penuh, biasanya mereka selalu makan dikantin kedua yang lebih tentram dan tidak banyak drama.

Anak kelas X yang kekantin utama adalah anak-anak yang memiliki nyali besar. Contohnya Zarin dan Pica, sebenarnya ini bukan karna nyali tapi karna desakan perut mereka berdua.

"Kenapa sih pada ngeliatin aku.." cicit Pica.

Semua mata tertuju padanya, banyak yang berbisik-bisik dengan tatapan ngeri. Bahkan ada yang menyuruhnya untuk pindah ke kursi lain. Emangnya ada apa dengan kursi yang ditempatinya sekarang?

"DEK MENDING LO PINDAH!" teriak salah satu siswi kelas XII.

Pica kebingungan, tiba-tiba riuh karna datang enam laki-laki dari pintu kantin. Semuanya menoleh, banyak yang berteriak dan berbisik-bisik memuja keenam pria tersebut.

Yang membuat Pica ketakutan adalah keenam pria tersebut berjalan kearahnya, mereka menatap Pica dengan tatapan aneh.

"Adik cantik mau duduk bareng kita-kita?" ucap salah satu mereka, setahu Pica namanya Diarko.

Pica kebingungan "E-enggak,"

"Terus kenapa duduk sini?" tanya salah satunya lagi, Zeo namanya.

"Emangnya ini bangku punya kalian ya?" tanya Pica.

"Iya punya gue sama temen-temen gue, minggir lo." ucap Adit, mata pria itu sinis.

Sepertinya tak menyesali perbuatannya di lapangan tadi.

"Biasa aja kali, ini sekolah bukan punya kak Adit kan?!" kesal Pica menunjuk Adit.

"Pergi, sebelum kata-kata gue nyakitin lo lagi." desis Adit.

"Kalo aku tau ini bangku kak Adit, aku juga najis mau duduk disini. Cowok gapunya hati," cetus Pica, kemudian pergi dengan menabrak bahu Adit.

Semua orang yang berada di kantin menganga kaget, mereka tidak tahu bila Adit mempunyai sifat yang sinis terhadap wanita. Setahu mereka Adit orang yang humble dan baik hati. Tapi mengapa dengan Pica sikapnya sangat berbeda?

"Cih," decih Adit kemudian duduk tanpa beban.

"Siapa sih tuh orang? benci banget kayanya lo sama dia," ucap Diarko.

"Orang gila," balas Adit.

"Tapi pas liat lo ngomong sama dia, lo kaya waras sumpah," ucap Samudra sambil berdecak kagum.

"Gue juga liatnya gitu, like not you." ucap Asta sambil terkekeh pelan dan menunjuk Adit.

Adit hanya tertawa pelan "Bawaannya sinis aja gue kalo liat dia,"

"Hati-hati kena karma," celetuk Xavier, orang yang paling pendiam diantara mereka semua.

"Aminin ga nih?" ucap Samudra.

"AMIN!" mereka semua berucap kompak.

🦋

"Aku pengen pindah sekolah rasanya," rengek Pica.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang