3 hari berlalu sejak aku tiba di Indonesia,tepatnya di Jakarta. Dan hari ini aku berdiri di depan ruang kepala sekolah SMA garuda,tidak terlalu buruk untuk sekolah menengah.Tetapi jika dibandingkan dengan sekolah lamaku tentu jauh berbeda, sekolah lamaku lebih elit dengan jajaran mobil sport di parkiran.
Masih ada waktu 10 menit sebelum bel berbunyi, begitu kata kepala sekolah disini yang ku ketahui namanya adalah pak Budi.
Aku mengundurkan diri untuk izin ke toilet, kalian pikir aku benar ke toilet? Tidak, itu hanya alibi ku untuk berkeliling dan melihat-lihat sekolah ini.
Koridor cukup ramai, banyak orang berlalu lalang dan mereka menatapku intens. Tentu saja aku sudah tau hal ini karena 'ia' pernah bercerita dengan suara bawel miliknya di videocall kala itu.
"Kalo kamu ada di sekolah ku mata mereka semua pasti langsung ngarah ke kamu deh aku yakin," ucapnya yang sedang sedikit kesal itu membuatku selalu tersenyum mengingatnya. Wanitaku yang malang
Aku menghentikan langkahku ketika mendengar suara gaduh, 2 orang wanita itu tampak sedang meributkan suatu hal. Aku menajamkan telinga ku untuk mendengar pembicaraan mereka.
"Berapa harga lo sejam, hah!?" ucap salah seorang wanita dengan nafas menggebu gebu.
"Berani-beraninya lo deketin cowo gue!"
"Dasar lonte!" ucapnya lagi.
Kasar. Tidak pantas seorang wanita bicara seperti itu, terlebih lagi di sekolah.
Byur
Satu botol air membasahi kepala wanita yang terduduk di tengah kerumunan.
"Ekhem."
Dehaman ku seketika membuat perhatian langsung teralih padaku,termasuk si wanita yang menyiramkan air kepada wanita yang ada di bawahnya.
"A..xel?"
Nafasku tercekat, rasanya jantungku seperti berhenti berdetak. Wanita yang baru saja disiram adalah dia, wanita ku.
Aku bisa merasakan emosiku memuncak, mengambil alih kontrol dalam diriku. Ini tidak benar, aku tidak bisa toleransi dengan apapun yang menggangu wanita ku.
Siapapun yang mengusik wanita ku berarti mereka berurusan dengan ku.
"Apa-apaan ini!" ucapku berteriak sambil membantu wanitaku berdiri.
Semua orang terkejut,termasuk dia. Aku tidak bisa menahan emosiku lagi,melihat orang yang ku jaga sedemikian rupa di perlakukan tidak pantas seperti itu.
"Anak baru gausah ikut campur deh," ucap seorang laki-laki yang keluar dari kerumunan, ku tebak dia pasti pacar perempuan tadi.
Tanganku mengepal, aku maju selangkah mendekati mereka. "Yang lo siram itu pacar gue anjing!" ucapku.
Dan
Bugh
Laki-laki yang memintaku untuk tidak ikut campur itu terpental, membuat orang-orang berteriak. menjerit ketakutan.
"Cewe yang lo siram pacar gue!" tegasku memperjelas. Aku hanya tidak ingin milikku di usik.
Bugh
KAMU SEDANG MEMBACA
denina
Teen FictionJika ada yang menyatakan bahwa mencintai itu sulit,aku akan mengatakan dengan lantang bahwa itu bohong.karena mencintai adalah bagaimana kamu menerima seseorang itu masuk kedalam hidupmu,menerima seseorang dengan kekurangan dan kelebihannya. Aku ber...