Damn it.
I lose"Yemima Varsha"
______________________________________
Sudah sekitar 15 Menit lamanya, Rayden yang duduk membelakangi Alisa diatas motor sportnya, dengan posisi Alisa yang memeluk tubuh tegap itu erat.Rayden membuang nafasnya pelan, "Alisa, sampai kapan kau akan terus begini?". Tanya Rayden pelan memecah keheningan.
Bibir Alisa mempout lucu tanpa Rayden sadari, " Sebentar lagi Aden, aku hanya ingin menenangkan batinku sejenak". Jawab Alisa menggunakan nada bak seorang balita yang tidak mau diajak pulang oleh orang tuanya.
Rayden terkekeh gemas tanpa suara,
"Aish, ini sudah malam kau tau? Cepat turun". Titah Rayden menggerakkan punggung tegapnya kekanan - kekiri sehingga wajah Alisa yang awalnya menempel erat pada punggung Rayden, kini ikut teroyak-oyak mengikuti gerakan punggung pemuda itu.Dengan terpaksa Alisa mengangkat wajahnya dan melepaskan tautan kedua tangannya dari tempat ternyaman nya tadi, "Ish. . . Kalau menyuruhku turun tak usah dengan mengobrak-abrik wajahku juga dong". Protes Alisa dengan mempoutkan kembali bibirnya dan segera turun dari motor berukuran besar itu.
Rayden hanya memutar bola matanya malas, dan ikut turun dari motornya. Memegang kedua bahu Alisa dengan Lembut dan berkata, "Kau sudah ku suruh turun dengan cara halus dan baik-baik tadi. Tapi apa? Kau hanya diam dan meminta membiarkannya sejenak, ini sudah malam. Aku tak mau kejadian tadi terulang kembali. Kau mengerti?". Rayden merendahkan suaranya, tak ingin membuat gadis ini merasa ketakutan kembali.
Alisa menundukkan kepalanya, menyetujui apa yang Rayden katakan, mengenai dirinya dan juga keselamatannya yang kini harus didahulukan. "Rayden, jangan berbicara seperti itu. Aku akan tetap baik-baik saja". Jawab Alisa menatap kedua manik jelaga pemuda itu. Melepaskan pegangannya pada bahu Alisa, dan mengusap lembut pucuk kepala gadis itu dengan sayang. "Aku hanya tidak ingin kau kenapa-kenapa lagi Alisa". ucap Rayden menambahkan.
"Persetan dengan rasa benciku terhadap Alisa, yang aku inginkan hanya gadis ini tidak kenapa-kenapa lagi". Rayden bermonolog dalam hati
Pandangan teduh Rayden, membuat Alisa merasakan kenyamanan dan kasih sayang yang sesungguhnya yang tak pernah ia dapatkan selain dari kedua orang tuanya...
Ah. .. Mengingat tentang kedua orang tuanya, Alisa bersyukur, karena saat ini kedua orang tuanya tidak ada dirumah. Ia tidak ingin membuat keduanya merasakan cemas dengan kejadian yang baru menimpanya tadi. Melihat Alisa yang hanya menatapnya dalam membuat Rayden salah tingkah di tempatnya, berdehem sejenak untuk menutupi kegugupannya yang kini sudah mulai memperlihatkan wujudnya. "Hari sudah semakin malam, lebih baik kau masuk kedalam rumahmu. Ayo aku akan mengantarkan mu". Ucap Rayden segera merangkul bahu Alisa dan mengajak gadis itu untuk berjalan berdampingan dengannya.
sampailah mereka pada bangunan besar bercat putih pucat ini, Rayden segera membalikkan badan Alisa sehingga kini mereka berdua saling berhadapan. " Jika kau merasa ada yang aneh, kau bisa menelpon ku, jika kau merasa ada yang mengikuti atau mengintai mu, kau harus langsung meneleponku juga. Tak ada penolakan, ini perintah". Ucap Rayden tegas terlihat dalam manik matanya yang menjelaskan bahwa kali ini dia benar-benar berbicara dengan serius.
Alisa meneguk salivanya dengan susah payah, dia tidak percaya dengan kalimat yang Rayden lontarkan. Apa sebegitu kah Rayden mengkhawatirkan dirinya? Apa ini semua tulus dalam hatinya? Apa hanya rasa kasihan semata? Berbagai persepsi kini mulai berkelana dalam pikiran Alisa. Tak mau membuat Rayden tambah khawatir terhadapnya, akhirnya Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Baiklah, jika itu semua terjadi aku kan langsung menghubungimu Rayden".
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate you? I Can't [LK]
RomanceSejak saat itu, dimana Alisa hendak dibully oleh teman sekolahnya.... seorang siswa datang untuk menyelamatkannya.. tapi bagaimana jika tindakan pemuda itu justru membuat Alisa menjadi sangat suka, ralat... cinta lebih tepatnya. Alisa yang berusaha...