Langit temaram terlihat sangat jelas dari bilik jendela, rasa dingin serasa menyelimuti tubuhku, tapi demi sebuah kewajiban aku mengabaikannya.
Dan di sinilah aku berada, di hadapan kompor, wajan dan berbagai bahan yang berjejer di meja. Ya, apalagi kewajiban seorang istri jika sudah berada di dapur kalau bukan memasak.
Seperti inilah hari-hariku selama tiga tahun terakhir. Sejak awal menginjakkan kaki di rumah minimalis ini, tepatnya sehari setelah pernikahanku semua pekerjaan rumah dilakukan sendiri olehku tanpa bantuan asisten rumah tangga. Memang awalnya sangat merepotkan dan keteteran, tapi seiring berjalannya waktu aku belajar hingga akhirnya terbiasa seperti saat ini.
Aku menata masakanku di meja. Baiklah, sekarang saatnya menuju tempat Yumna tertidur. Tempat gadis kecil berusia tiga tahun. Eits, jangan salah paham, dia bukan anak hasil dari luar nikah. Dia adalah anak dari suamiku--Reyza Ghiffari dan istri pertamanya--Raya Naveesha. Meski bukan anak dari rahimku sendiri, tapi aku yang merawatnya sejak bayi sudah menganggap ia sebagai putriku sendiri.
Ibunya?? Kak Naveesha meninggal setelah ia melahirkan, dan aku ditunjuk olehnya untuk menggantikan perannya, maka terciptalah akad suci ini.
Langkahku yang hendak menuju kamar Yumna terhenti saat melihat kamar Kak Reyza sedikit terbuka. Ya, kisahku seperti di novel-novel di mana sepasang suami istri tidur di kamar yang berbeda dengan alasan tidak ada cinta di antara mereka.
"Naveesha ..." lirih Kak Reyza.
Aku tak dapat melihat raut wajahnya karena posisinya memunggungiku, tapi bagus sih dengan begitu aku tidak akan ketahuan kalau sedang mengintipnya.
Aku menyipitkan mata, memfokuskan netraku pada sosok pria berbaju hitam itu. Bahunya bergetar pertanda ia sedang menangis.
"Kenapa kau meninggalkanku di posisi memuakkan seperti ini Naveesha." Aku tetap mendengarkannya dengan baik meski harus menahan sakit. Aku tahu dan mengerti betul maksud dari "posisi memuakkan" yang diucapkan olehnya.
Bukan rahasia lagi kalau selama pernikahan kami, Kak Reyza--suamiku sendiri tak bisa melupakan istri dan cinta pertamanya itu. Aku pun tak ingin memaksanya, karena Rasullullah SAW sendiri tak bisa melupakan Khadijah selapas istri pertamanya itu wafat. Mungkin, Kak Naveesha adalah sosok 'Khadijah' bagi Kak Reyza hingga sampai detik ini pun selalu Naveesha yang ia sebut.
Aku seorang Ibu, aku mampu merawat, membesarkan dan membuat Yumna tertawa bahagia. Namun, aku tak akan pernah bisa menjadi sosok 'istri' bagi Kak Reyza, karena baginya istrinya hanya satu yaitu Rayya Naveesha.
"Kau tahu, aku harus menahan amarah setiap kali aku melihat ia bersama putri kita. Aku tak rela, Sha. Aku ingin kamu yang merawat dan membesarkan putri kita. Apa kamu meragukanku? hingga kau memilihnya menjadi Ibu Yumna. Aku bisa Sha, aku bisa merawat putri kita aku rela melakukan apa saja untuknya, tetapi mengapa kamu justru mengamanahkan permintaan terakhir seperti ini! Mengapa?" tanya Kak Reyza. Suaranya terdengar parau dan bahunya semakin gemetar.
"Apa kamu tahu? putri kita memanggilnya 'Bunda' panggilan yang seharusnya disematkan untukmu. Seolah aku ingin berteriak di hadapan Yumna bahwa dia bukanlah Ibunya. Katakan berapa lama lagi aku harus menahan semua ini, Naveesha."
Deg ...
Aku membekap mulutku tak percaya. Sungguh menyakitkan mendengar bahwa aku lah penyebab kehancuran orang yang aku cinta. Aku mencintai Kak Reyza jauh sebelum pernikahan ini terjadi. Aku mengaguminya sejak SMA. Lihat! apa yang aku perbuat sekarang. Apakah aku terlalu egois di sini? aku selalu berharap Kak Reyza bisa membalas perasaanku suatu saat nanti. Aku pikir, kehadiranku lambat laun akan memulihkan dukanya, tapi ternyata aku salah. Aku malah menambah luka baru untuknya.
Aku tak boleh egois kali ini. Sudah sangat jelas misiku tak berhasil, bukannya menghapus luka aku malah semakin menambahnya. Sekarang muncul satu pertanyaan dalam otakku.
Apakah benar aku mencintainya? Sedangkan yang aku perbuat justru membuatnya tersiksa dan semakin terluka.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡.
610 words. (Pendek ya, prolog😁)
Apa yang harus aku lakukan guys? kenapa cinta terlalu menyakitkan hiks😖
Jangan lupa cek mulmet di tiap part, ada orang ganteng di sana. Fotonya😂
Thanks for reading and See you.


KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Sepihak [Pindah ke Dreame]
Spiritual"Bukankah ini yang selama ini kuminta? bukankah ini yang selalu kulambungkan dalam doa? bisa bersatu dengannya dalam ikatan halal, namun, mengapa setelah takdir mengabulkan justru aku tak sanggup untuk bertahan." Monologku yang tak pernah terbalas s...