2. Lembah Matahari Terbit

27 6 1
                                    

Nampak seorang pemuda memakai zirah perang , ia menunggangi seekor kuda berwarna hitam pekat dilapisi Sadle berwarna merah menyala melewati pegunungan menuju kepulan asap di lembah dibawah gunung yang dilewatinya, 

Gllaarrr Byurrr Fiushhh Glarrr

Suara Api dan Air yang bersaut - sautan menggema sepanjang lembah hijau nan indah itu kedamaian disana seketika menghilang berubah menjadi huru - hara, asap ada dimana - mana, tanah berlubang - lubang, pemuda itu tak lain adalah seorang prajurit yang tertinggal dengan teman - temannya saat pergi berperang,

"URVILLA KALI INI AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU HIDUP" Ucap seorang pria peruh baya dengan zirah berwarna merah menyala

"Mungkin Api abadi dalam dirimu itulah yang akan padam dengan air ku Haocun" Balas seseorang di depannya dengan Zirah berwarna perak, ya dialah yang bernama Urvilla dan yang membuka pembicaraan tersebut adalah Haocun

Gllaarrr Byuurrr glarr byuurrr fiusshh

Api dan Air terus bertebangan dimana mana, saat Api bertabrakan dengan Air Keduanya berubah menjadi asap sehingga lembah tersebut tampak berkabut dan beberapa prajurit yang mati terbakar Api dan sebagian mati tertusuk Air, Darah dimana-mana kabut itu tampak seperti kabut darah yang mengerikan,

"Menyerahlah Arnav dan Arnesh kalian tidak akan menang melawanku" Ucap Jiazen sang putra tunggal dari Haocun, ya dia adalah putra mahkota Kerajaan Timur

"Jangan kau anggap kami akan menyerah begitu saja hanya karena kau seorang Putra Mahkota" Ucap Arnesh

"Meskipun kami hanya adik dari Putra Mahkota tapi jangan anggap kami enteng" Potong Arnav dengan menyeka keringat di dahinya sudah
3 jam mereka melawan Jiazen namun belum juga mengalahkannya

Ting

Nampak seorang pemuda dengan pedang dan zirah perak mengkilap muncul diantara mereka bertiga,

"Kalian, pergilah ke - selatan bantu yang lainnya" Titah pemuda itu ke Arnesh dan Arnav "Biar aku yang menghadapinya" Sambungnya lantas mengacungkan pedang peraknya ke arah Jiazen

"Wah.. Wah.. Wah.. Besar sekali nyalimu itu Pangeran Arneyva yang terhormat" Tanggap Jiazen melihat 3 orang di depannya ini

"Lidahmu melakukan kesalahan lagi, seorang kesatria yang Cerdas tidak akan meremehkan lawannya" Tubuh Arneyva menghilang dan sesaat muncul didepan Jiazen, ia berusaha menebas tubuhnya

"Hmm.. Begitu rupanya" Dengan santai Jiazen mengangkat pedang nya menyambut serangan Arneyva dengan santai dan mata yang merah padam

Ctttiiinnggg

Kedua pedang itu bertemu dan saling menahan posisi antara satu sama lain,

"Kecepatan teleportasimu bagus juga tapi ayo kita lihat seberapa kuat pertahananmu" Jiazen menarik nafas panjang dan

Blaarrr

Pedang milik Jiazen mengeluarkan aura berwarna merah dan gagang pedang nya berubah menjadi magma,

"Hmm.." Arneyva tersenyum sinis dan melakukan hal yang sama,

Blarrr

Pedang Arneyva mengeluarkan aura biru dan gagangnya berubah menjadi Es, melihat lawannya mampu melakukan tehnik yang sama Jiazen menggeram dan menutup matanya, tak mau kalah Arneyva melakukan tekhnik yang sama dan seketika,

GLLAARRR FIUSSHH CTANGG CTANGG

Kedua pedang itu berubah menjadi Es dan Magma panas, satu sama lain saling dorong mendorong, meleleh tumbuh lagi, padam tumbuh lagi begitulah setiap kedua mata pedang itu bertemu,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang