By Deathberry 🍓🍓
.
.part 1
#
.
Aku bukanlah siswi yang menonjol disekolah, aku pemalu dan cenderung jarang bersosialisasi. Teman sekelaspun tak begitu memperdulikan jika masuk atau tidak. Meski begitu aku tidak terlalu bodoh dalam urusan pelajaran. Banyak anak laki laki memandangiku dengan tatapan yang kuanggap seperti tatapan menghina, mengejek atau semacamnyq yang berbau jelek. Kadang aku berpikir apa wajahku super jelek.
.
"Hei. Apa yang kau baca hinata?" Tanya teman sekelasku bernama gaara.
.
Aku menoleh sambil tersenyum singkat lalu menunjukkan buku yang aku baca tanpa perlu bersuara. Aku yakin dia pasti kesal.
.
"Oh, hinata suka membaca ya?"
.
Aku mengangguk pelan tanpa melihatnya. Jelas sekali dia kecewa itu terdengar dari nada bicaranya. Dulu aku sempat menyukainya karena wajahnya mirip anak band favoritku tapi sekarang tidak lagi.
.
"Gaara! Ayo kelapangan" ajak lee semangat.
.
"Eh? Baiklah"
.
Aku tahu lewat ekor mataku kalau gaara melirik kearahku sebelum pergi bersama temannya.
.
Sejujurnya aku sudah berusaha menghilangkan sifat pemaluku, mulai dari ikut jadi panitia penerimaan siswa baru, anggota diruang kesehatan, anggota perpustakaan dan terakhir anggota osis jabatan bawah namun semuanya tidak berhasil dan justru semakin introvert. Aku tersiksa didalam tubuhku sendiri. Setiap kali mendengar orang tertawa aku merasa mereka menertawakanku.
.
"Sasuke!!"
.
"Kyaaa! Sasuke!!"
.
Aku melewati kerumunan itu dengan santai, bagikuitu hal wajar karen Sasuke siswa terkeren dan terpintar disekolah. Tapi dibalik sifatnya yang pendiam dia itu kejam jadi dia orang pertama yang selalu aku hindari dimanapun berada.
.
Braaakk.
.
Entah bagaimana aku bisa terjatuh dengan tumpukan buku yang tercecer tidak karuan. Rupanya ada siswa yang tak sengaja menyenggol tubuhku hingga aku jatuh terjerembab. Tidak ada satupun yang menolongku padahal aku terjatuh tak jauh dari kumpulan fansgirl fanatiknya Sasuke. Buru buru aku memungut bukuku dan lari terbirit birit kekelas tentu saja dengan pipi yang merah karena malu.
.
"Ah, dimana diaryku?"
.
"Kau bicara padaku?" Tanya shion yang duduk disebelahku seolah tidak percaya aku berbicara dengannya.
.
"Eh? Ti-tidak. Maafkan aku" aku risih, tentu saja kelakuanku yang mengobrak abrik isi tasku begitu mengganggunya. Kupikir.
.
"Lain kali kalau butuh bantuan katakan saja"
.
Aku hanya mengangguk ragu, ini pertama kalinya aku diperhatikan teman sebelahku.
.
Obrolan anehkupun terhenti ketika guru kakashi masuk kekelas untuk memberi pelajaran. Selama pelajaran berlangsung pikiranku bercabang dua, menerka nerka dimana benda kesayanganku hilang. Apa karena terjatuh tadi? Bagaimana kalau diambil orang jahat? Disanakan aku menuliskan semua hal yang aku lalui setiap harinya.
.
"Hyuga...apa kau sakit? Wajahmu memerah?!"
.
Aku terkejut dengan pertanyaan tiba tiba dari guru. Apalagi tatapan teman sekelas yang tertuju langsung padaku seolah aku alien yang tersesat dibumi.
."A-aku ba-ba-ik baik sa-ja" susah mati aku mengucapkannya, tapi teman sekelasku malah tertawa sambil berbisik bisik. Aku yakin mereka membicarakanku. Betapa malunya.
.
.
Begitu bel pulang aku memasukkan asal buku kedalam tas dan berlari sekencang mungkin kekoridor menuju perpustakaan yang aku lewati tadi. Aku terus mencari diaryku yang malang. Disemak semak tidak ada, ditong sampah tidak ada, dipot juga tidak ada. Aku benar benar frustasi mencarinya.
.
"Apa yang kau la-"
.
Aku terlonjak kaget hingga kepalaku membentur dinding. Naruto sahabat karibnya Sasuke bertanya padaku. Hatiku dag dig dug tidak karuan rasanya aku ingin pingsan.
.
"A-aku-aku-" bodoh! Kenapa lidahku mendadak kelu. Sebaiknya aku lari saja, sekuat apapun aku mencarinya buku itu tak akan pernah kembali, rela tak rela aku harus mengikhlaskannya.
.
#.
Seminggu berlalu sejak hilangnya diaryku, aku seperti kehilangan tempat curhat. Diriku yang tertutup semakin tertutup. Aku menaruh kepalaku diatas meja sambil menulis apa yangada diotakku dengan malas. Sampai sebuah suara memanggil namaku begitu keras mirip lengkingan tepatnya.
.
Aku tertegun sesaat, aku takut karena tak pernah sekalipun aku bermusuhan dengan seseorang. Aku selalu berusaha berada dijaluryang aman.
.
Pluuukk!!
.
Sebuah buku tebal sengaja dijatuhkan diatas kepalaku karena aku tetap diposisi tadi saat mendengar suara teriakan.
.
"Awww....kepalaku" aku mengaduh seraya menegakkan punggungku. Aku mengerjapkan mata ketika melihat kaki panjang seorang laki laki didepan mejanya. Aku kemudian mendongak untuk memastikan siapa orang ini.
.
"Sa-sa-" dimana jurang? Aku ingin bunuh diri sekarang. Mata tajamnya sangat mengerikan!! Mimpi apa aku semalam.
.
"Sebenci apa kau padaku?!" Jantungku mencelos, Sasuke membolak balik diaryku tanpa rasa berdosa.
.
"H-hei!" Aku kesal, karena sifat maluku aku tidak bisa membela diri.
.
"Sasuke itu jahat, Sasuke devil, Sasuke sok keren, Sasuke-" dan lagi dengan cueknya Sasuke membaca keseluruhan judul didalam diaryku.
.
"Kem-kembalikan!!!" Wajahku panas serasa terbakar. Semua penghuni sekolah berbondong bondong meninvasi kelasku. Aku marah sekali, Sasuke sudah mempermalukanku didepan umum.
.
"Tidak perlu berteriak. Buku sampahmu tidak akan berguna untukku" ucap Sasuke dengan seringaian devilnya.
.
Aku terkesiap refleks menangkap diaryku yang barusaja Sasuke lemparkan dan pergi keluar kelas dengan gaya angkuhnya. Aku benci sekali padanya.
.
Aku melipat tanganku diatas meja menelungkupkan kepalaku dalam dalam. Aku tidak bisa menahan tekanan mental karena dipermalukan. Aku menangis tanpa seorangpun yang peduli padaku.
.
.
Tbc....