Be mine
By Deathberry 🍓🍓
.
Part 6
.
#
Pipiku seperti terbakar, panas hingga warna kemerahan itu tak jua lenyap dari pipiku. Berkali-kali aku menghela nafas berusaha bersikap santai, tapi bukannya berhasil aku malah megap megap dalam kepanikan.
.
"Hentikan itu Hinata, kau hanya pergi jalan-jalan bukan untuk dipenggal" aku menyemangati diriku sendiri setelah tiba ditaman hiburan itu.
.
Aku menghampiri Sasuke yang sudah menunggu ku. Kaos polos dilapisi jaket biru Dongker dan celana jeans? Sederhana sekali sementara sejak pagi aku heboh sendiri mau memakai apa dan berakhir dengan cardigan juga rok selutut ku.
.
"Hey, Sasuke-san"
.
Sasuke tersenyum kikuk padaku, aku celingukan mencari shion dan Naruko tapi mereka tidak nampak batang hidungnya.
.
"Apa Naruko dan shion sudah datang?" Tanyaku
.
Sasuke menggaruk kepalanya canggung saat aku bertanya.
.
"Maaf, aku meminta Naruko untuk membohongi mu"
.
Apa?
.
Tega sekali mereka!
.
"Kalian mengerjaiku?" Ucapku sembari menahan rasa kesal.
.
"Hey, bukan begitu. Jika tidak seperti itu kau tidak mungkin mau pergi dengan ku" jelas Sasuke.
.
Sebenarnya Sasuke mau apa mengajakku ketempat ini? Terlebih kenapa dia harus berbohong.
.
"Aku mau kok pergi dengan mu"
.
Akhirnya aku menghabiskan hari mingguku dengan mencoba beberapa wahana permainan bersama Sasuke. Percakapan kamipun seperti sesi tanya jawab dan itu sangat membosankan, mungkin menurutnya. Karena ia tampak gelisah dan gugup tidak karuan saat bersama ku.
.
Apa ada yang salah dari ucapan ku?.
.
Dia juga sibuk berkirim pesan entah dengan siapa. Aku meliriknya sekilas dan sialnya dia malah berbalik menatapku lalu tersenyum lebar.
.
Astaga?! Dia kenapa? Aku jadi bingung.
.
"Ah, ada toko aksesoris disana!" Teriakku mengalihkan acara pandang memandang.
.
"Kau mau kesana?"
.
Aku mengangguk cepat seperti anjing pudel lalu menyeret tangan Sasuke untuk segera masuk kesana. Begitu masuk Mataku langsung berbinar terang hingga aku lupa diri.
.
"Kawaii" aku tidak peduli dengan rasa maluku jika menyangkut aneka benda kesukaanku.
.
"Hinata" panggilnya.
.
"Hah? Apa?" Aku masih melihat lihat aneka aksesoris ditoko tanpa mempedulikan Sasuke yang mulai banyak bicara. Sejak sampai ditaman hiburan tingkahnya sangat aneh, sesekali aku memergokinya menelepon seseorang, aku tidak tahu itu siapa itu.
.
"Kalau kau suka ambillah, aku akan menghadiahkan nya untuk mu" Sasuke mendekati ku kemudian ikut memilih aksesoris itu.
.
"Kau tidak perlu melakukan nya, aku hanya suka melihatnya saja kok.. ini sangat keren" Ucapku tidak enak, semoga saja dia tidak tersinggung.
.
"Lihat,, kau mau ini?"
.
"Hah?" Sasuke menarik tanganku lalu menaruh sebuah gelang tepat ditelapak tanganku. Aku menatapnya penuh tanya dan tampak nya dia tahu arti tatapan ku.
.
"Karena aku menyukaimu, jadilah pacarku"
.
Pluuk
.
Gelang pemberiannya yang aku pegang jatuh kelantai begitu saja. Aku jelas terkejut dengan semua yang serba tiba tiba. Dan aku hanya mematung berusaha mencerna ucapan nya. Sasuke membungkuk lalu mengambil gelang itu dan aku justru menatapnya kosong.
.
Apakah ini mimpi?
.
"Hinata? Apa kau baik-baik saja?"
.
Tidak, dadaku sakit dan seluruh tubuh ku memanas.
.
"Hey?"
.
Refleks, aku mundur kebelakang saat Sasuke mendekat kearah ku untuk memastikan keadaan ku. Ia menunduk kecewa lalu menatap ku dengan rasa bersalah. Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana, rasa ini benar benar asing dan aku belum pernah merasakannya.
.
"A-ano-aku- maaf aku harus pulang sekarang"
.
Aku langsung mundur cepat berlari keluar toko hingga menubruk sepasang kekasih yang tengah bermesraan, seketika pikiran ku berubah kacau membayangkan aku dan Sasuke paca- tidak! Itu tidak akan!!
.
"Hinata, tunggu"
.
Aku tidak mau lagi pergi bersama nya!!
.
Aku terus saja berlari tapi Sasuke berhasil menangkap ku. Dia menarik lenganku cukup kuat hingga aku nyaris menubruk dadanya, sebelum itu terjadi Sasuke sudah menahan kedua pundak ku.
.
"Hinata, dengarkan aku dulu" dia mengatur nafasnya setelah berlari "jangan seperti isikapmu membuat ku merasa bersalah" pinta Sasuke.
.
Aku tidak tahu dan jujur saja aku belum siap, ini terlalu mendadak. Aku membencinya, ah tidak tapi aku hanya sedikit tidak menyukai sifatnya bukan orang nya tapi entahlah, aku tidak mengerti.
.
"Maaf Sasuke-san,, aku-aku belum bisa menjawabnya. Aku mohon biarkan aku berpikir"
.
Genggamanmu itu melonggar bersamaan helaan nafas lega dari bibir Sasuke.
.
"Aku akan mengantarmu pulang"
.
"Tidak, aku bisa sendiri"
.
Wajah Sasuke berubah muram, sudah beberapa kali aku menolak tawarannya. Dan sepertinya dia tidak rela melepas ku.
.
"Kalau begitu berhati-hatilah"
.
"Arigatou Sasuke-san" aku tersenyum kecil padanya dan langsung berlalu pergi.
.
.
Tbc...