Beomgyu tersentak kaget saat pintu kamarnya diketuk pelan oleh seseorang. Dia dari tadi sedang memikirkan sesuatu sambil mondar-mandir, ada yang mengganjal di pikirannya. Dan tentu saja itu tentang netra bulat yang bertubrukan dengannya sore tadi.
Setelah ketukan tadi, pintu kayunya berderit pelan—menandakan ada yang akan masuk.
"Beomgyu, makan malam sudah siap."
Ternyata itu pelayannya, dia segera mengangguk kepada si pelayan. Itu berarti papanya sudah datang.
Pelayan tadi langsung pergi meninggalkan kamar tuannya, menyisakan tuannya yang dilanda perasaan kalut.
Oke, semasa papa ga tau pasti aman aman aja.
Beomgyu sudah keluar dari kamarnya. Dia melangkahkan kakinya perlahan turun dari tangga. Belum saja dia benar-benar turun dari tangga, beomgyu sudah disambut tatapan galak tuan choi yang sangat mengintimidasi.
Tak lama, kakaknya—choi yeonjun, yang ternyata ada di belakang papanya berlari ke arah tangga dan menuntunnya kembali ke kamar. Beomgyu sempat meronta, tapi tentu saja yeonjun segera mendekap tubuh ringkih itu dan membawanya ke dalam kamar.
Sebelum yeonjun menutup rapat pintu kamar, beomgyu sempat menoleh ke lantai satu. Ada banyak orang di sana.
Pantesan aku langsung di bawa kesini.
Tatapan beomgyu sendu, di saat seperti ini dia selalu merasa sedih dan tak berguna. Hidup sebagai aib bukanlah hal yang mudah.
Melihat itu, yeonjun memegang kedua bahu adiknya. "Maaf ya,"
Yeonjun mungkin tidak tahu persis perasaan adiknya saat ini, namun dia bisa lihat dari sorot mata beomgyu yang menyiratkan perasaan tak suka itu.
Beomgyu mendongak menatap kakaknya, dia tersenyum dan menggeleng pelan di saat yang bersamaan. Yang lebih muda mengangkat kedua tangannya dan membuat gerakan gerakan dari tangannya.
"Ga papa kok, makan aja sana. Nanti juga ada kakak kakak yang ngasih makan ke beomgyu."
Yeonjun paham dengan gerakan-gerakan tangan itu. Dia mengusak rambut adiknya sebelum pergi dari kamarnya.
Keduanya—beomgyu dan yeonjun sangat terkejut saat tuan choi tiba-tiba masuk ke kamar beomgyu. Sorot matanya masih sama seperti tadi, sangat mengintimidasi.
"Kamu keluar sana, sambut tamu tamu papa. Papa mau bicara sama dia."
Yeonjun mengangguk patuh, dia segera melesat pergi dan meninggalkan tuan choi dan putra bungsunya.
Beomgyu menunduk, jujur dia jarang sekali berinteraksi dengan papanya. Selain karena tuan choi itu orang yang super sibuk, jika dirumah pun tuan choi lebih memilih untuk berbicara dengan yeonjun daripada dirinya.
Helaan napas keluar dari mulut tuan choi, "Udah papa bilang berapa kali, kamu jangan keluar kalo papa kedatangan tamu."
Beomgyu kan ga tau pa, kalo ada tamu dadakan.
"—kalo kamu ketauan, pasti bakal riweh. Nama baik papa bisa tercoreng cuman gara gara kamu, kalo udah gitu saham perusahaan bakal turun terus bangkrut, mau makan apa kita nanti?"
Makan nasi lah, yakali semua uangnya langsung abis. Hiperbola dasar.
Beomgyu tetap menunduk mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut papanya.
"Kalo aja kamu sempurna kayak yeonjun, papa bakal jadi orang paling bahagia di dunia."
Yeonjun aja teros!
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyap - taegyu
Fanfiction"Kamu tau taehyun? aku juga ga mau dilahirin dalam kondisi kayak gini. Kalo bisa milih, aku lebih milih gausa dilahirin sekalian." BXB (jangan salah lapak) top; kth bot; cbg ©2020, purplebeom