"Kookie! Jungkookie!"
Teriakan seperti itu sudah terdengar beberapa kali namun belum memunculkan hasil. Jangankan orang yang dipanggil datang, balik menyahut saja tidak.
Namun sebagai seorang ibu, ia tak menyerah untuk menemukan anak bungsunya. Ia terus mencari di setiap seluk beluk rumah.
"Ayah lihat Jungkook?" Tanyanya pada sang suami yang sedang asyik menonton siaran di televisi.
"Enggak." Dijawab singkat, tanpa menoleh.
"Masa enggak lihat? Kan daritadi ayah duduk di depan."
"Ayah emang enggak lihat, bunda. Mungkin di kamar sedang main game."
Ibunda Jungkook menggerutu kesal. Kalau memang di sana untuk apa sampai repot mencari. "Enggak ada." Namun tak ada tanggapan lagi dari lelaki itu, membuatnya sebal.
Lantas wanita itu meneruskan langkah kaki menuju meja tempat telpon rumah berada. "Coba kalau Yoonji atau Yoongi masih tinggal di sini. Pasti enggak pusing nyari."
Nyonya Jeon masih menggerutu sebal sembari menekan tombol telpon dan meletakkan gagangnya di depan telinga. Memang benar, anak kembarnya sudah tak tinggal bersama sejak mereka masuk universitas. Memilih tinggal di kota perantauan untuk memudahkan mereka selama menempuh pendidikan.
Setelah deringan ketiga, suara lain terdengar di telinganya.
"Yoonji?"
"Oh, bunda. Ada apa? Aku sudah enggak ada kelas jadi mau pulang.""Hati-hati kalau begitu. Oh ya, kau tau Jungkook di mana?"
"Jungkook hilang?""Enggak. Bunda enggak tau dia ada di mana. Kira-kira kau tau enggak biasanya dia main di mana?"
"Hm........ aku kurang tahu tapi coba ke atap rumah."
"Atap rumah?"
"Iya. Beberapa hari lalu aku sempat lihat dia posting foto di atap rumah.""Terima kasih, Yoonji. Bunda coba cari ke sana."
Setelah telponnya dengan Yoonji selesai, wanita itu kembali menghampiri sang suami yang masih fokus menatap layar televisi. Menggoyangkan bahunya agar mau menengok. Memang menyebalkan kalau sudah berhadapan dengan acara kesayangan.
"Ayah, coba ke atap rumah! Katanya Jungkook ada di sana."
"Hah? Beneran dia ada di sana?"
"Ya kita ke sana dulu ayah!"
Ia mengikuti tarikan istrinya. Keluar rumah dengan terburu dan berdiri di halaman agar dapat melihat keadaan atap dengan jelas.
"Astaga!" Ibunda Jungkook tak habis pikir bagaimana bisa anak yang sedang membelakangi mereka berada di sana. "Tuh lihat, Jungkook sedang duduk di sana. Cepat suruh dia turun."
"Biarin aja bun. Paling dia lagi main game dan enggak pengen diganggu makanya main di sana."
"Ayah! Ini jam nya Jungkook les. Kalau ayah enggak mau panggil dia, biar bunda yang naik ke atas."
"Iya, iya, ayah yang ke atas."
Sang kepala keluarga mengalah, ketimbang membiarkan istrinya menghampiri Jungkook. Ia menggunakan tangga yang sepertinya digunakan anak itu untu sampai di atap rumah.
Jika mengira mereka akan segera turun, jawabannya tidak. Keduanya justru duduk bersebelahan, seperti sedang membicarakan sesuatu. Mengundang kejengkelan dari nyonya rumah.
"Ayah!"
Barulah setelah teriakan itu, kedua lelaki yang berada di atas atap terburu turun. Apalagi Jungkook, ia lekas menghampiri sang ibu dan dihadiahi sebuah jeweran.
"Kau enggak inget sekarang jam berapa? Ngegame terus kerjaannya!"
Sambil memegangi telinga yang terasa sakit, Jungkook mengikuti ibunya yang justru menarik telinganya. "Tadi juga mau turun, bun."
"Alesan! Minggu depan kau tuh ujian, kalau nilaimu jelek gimana? Bunda padahal udah daftarin kau ke tempat les yang mahal."
"Iya bun, iya, Jungkook berangkat les sekarang." Wanita itu melepaskan tangannya dari telinga Jungkook dan menatapnya tajam. "Tapi mau bales chat dulu."
"Enggak ada! Katanya mau masuk univ kayak kakakmu? katanya mau ketemu Taehyung? Jangan males belajar! Cepet Les."
"Iya bun." Jungkook hanya bisa pasrah, kawan.
"Handphone kau bunda sita sampai selesai ujian." Sang ibu berucap, mengambil paksa benda yang sedang Jungkook pegang. Menimbulkan protes disertai gestur memohon agar alat pintar miliknya dikembalikan. "Ujian masuk univ."
Sungguh, Jungkook hanya bisa pasrah. Melihat bundanya yang pergi dengan membawa ponselnya. Sudah begitu karena sifatnya yang pelupa, ia tak hafal nomor siapapun. Ia mendesah frustasi. Meninjukkan kepalan telapak tangannya pada pintu kamarnya dan merutuki dirinya sendiri.
"Hah, gimana ini? Taehyung tadi ngechat apa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie and Taetae 2 || KookV ✓
Fanfic[COMPLETE] "HAH?!" Jimin berjengit kaget. Menyembunyikan teropong di tangannya dan segera menarik tangan Taehyung agar ikut menunduk sehingga tubuh mereka tertutupi tembok. "Ada apa?" Taehyung bingung juga penasaran. Melihat wajah Jimin yang pucat...