Unexpected

4. Pulang

"Jaem?"

"Ya kak?"

"Tuh kan kebiasaan, dibilang gausah pake kak juga manggil guanya," ujar Eunseo.

"Hehe, sorry kebiasaan. Kamu juga manggil aku pake panggilan biasa dong, jangan Jaem, Jaem aja," sahut Jaemin.

"Yaudah Na!"

"Ya sayang?"

"Ih malah gombal!"

"Gak gombal itu, gimana sih, ya kenapa?"

"Kamu inget Juyeon kan? Temenku?" tanya Eunseo kemudian.

"Oh yang dulu ketemu di taman hiburan bukan sih?"

Eunseo mengangguk pelan, kemudian Jaemin meneruskan,

"Kenapa emangnya?"

"Dia kan baru jadian sama ceweknya. Nah kamu tau kan aku akrab banget sama dia. Jadi kami ada rencana gitu jalan bareng."

"Berdua doang?" tanya Jaemin.

"Ya enggak lah, sama kamu juga sama pacarnya. Double date, DOUBLE D A T E!"

"Oalah... Bilang dong daritadi. Malah berbelit belit, hehe."

"Dih! Mau gak kamunya?"

"Yaudah sih, gak masalah juga kan sama sama bawa pacar. Kalo kalian jalan berdua baru aku gak bolehin!" balas Jaemin kemudian dan membuat Eunseo terkekeh.

#####

"Udah bilang cewek lu belom?"

"Bilang apaan?"

"Jalan bareng, kita."

"Kapan?"

"ASTAGA JUYEON!"

"Lah?" Juyeon kebingungan, mengapa Eunseo malah marah?

"Kan kemaren kemaren udah dibahas, yang katanya mau double date itu loh!" jelas Eunseo.

"Oh ya? Kapan?"

"Emosi gua ngomong sama nih anak satu. Untung temen lu, Ju."

"Hehe, sorry sorry. Lupa gua. Ntar deh ya. Kan hari ini juga gua jemput doi balik. Lu udah ngomong emang sama cowok lu?" tanya Juyeon.

"Udah, beres. Tinggal atur waktu kalo lu udah bilang cewek lu. Eh? Lu lupa Ju, kalo hari ini ada jadwal pengganti? Kan balik sore jadinya?"

"Hah? Iya ya! Astaga gua lupa. Gimana dong, udah janji jemput Minju, yaampun!"

"Astaga, emang bener lu, Yeon. Bilang sekarang dah," ucap Eunseo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

#####

Minju agak kecewa karena diberitahukan agak mendadak. Mana orangtuanya juga berhalangan untuk menjemput. Ingin meminta tebengan dengan teman-temannya jelas tidak enak. Karena teman-temannya juga dijemput sama sepertinya. Kecuali Ryujin, membawa motor sendiri. Tetapi anaknya hari ini mengerjakan tugas kelompok bersama yang lain. Pusing sudah kepala Minju.

Alhasil Minju pun daritadi berdiri di dekat pagar, melihat-lihat daftar kontaknya. Siapa yang harus ia hubungi agar ia bisa pulang? Mana angkutan umum tidak terlihat sama sekali.

"Eh, eh, itu si Minju bukan sih?" celetuk Haechan.

"Lah iya! Han turun lu Han, gua mau nyamperin Minju," ujar Hyunjin.

"Lah kampret! Terus gua baliknya gimana?" balas Han.

"Jaem, tebengin nih."

"LAH? JAEMIN KAN BARENG AING!" protes Haechan.

"Bonti lah, rumah Han kan deket, santai lah gak ngelewatin jalan raya juga."

"Emang kampret nih anak satu. Yaudah Chan, majuan lu. Han, naik lu," perintah Jaemin kemudian.

Sedangkan Hyunjin langsung melajukan motornya hingga tepat di depan Minju.

"Sendirian aja dek?"

Minju agak tersentak kemudian tersenyum untuk membalas Hyunjin dan mengangguk pelan.

"Kok belum balik, tumben?" tanya Hyunjin berbasa-basi. Berharap agar tebakannya benar, karena biasanya Minju selalu pulang on time dan hari ini tumben sekali dia masih berdiri menunggu jemputan. Berarti tidak ada yang menjemputnya kan?

"Gak ada yang jemput kak," sahut Minju.

Gotcha! Tebakan Hyunjin benar.

"Balik bareng gua aja yuk. Naik deh, gua ada helm dua kok, santai."

"Eh? Ntar ngerepotin kak..."

"Santai elah. Daripada lu sampe malem berdiri disini? Mau?"

"Ya gak mungkin juga sih kak. Tapi, yaudah deh," ujar Minju akhirnya menyetujui ajakan dari Hyunjin.

#####

"Gak balik lu Seo?" tanya Juyeon ke Eunseo karena Eunseo tidak beranjak dari duduknya sedangkan teman-temannya hampir semua sudah keluar dari ruangan.

"Ini lagi mau mesen taksi."

"Lah? Gak di jemput emang?"

"Cowok gua bimbel," sahut Eunseo.

"Yaelah... Lagian sih lu, bocah mau ujian di pacarin."

"Kampret..."

"Yaudah, bareng gua aja udah," tawar Juyeon kemudian.

"Serius nih?"

"Iya, dua rius. Belum mesen kan lu?"

"Belom. Selamat duit gua, sip let's go parkiran!!!" seru Eunseo.

√