Siji

28 4 0
                                    

Kala POV

“Kala,” Panggilan yang begitu lirih mengusik pikiranku.

“Aku minta maaf sebelumnya. Aku tau pernyataan ini mungkin bakal buat kamu kecewa sama aku. Maaf aku udah nggak bisa lanjut hubungan ini sama kamu-“ dia menggantung kalimatnya.

“Apa maksudmu?” tanyaku sewot karena tak ingin kehilangan dirinya.

“Ada orang lain dihati aku.” Kalimat itu seakan menusuk seluruh tubuhku.

Apa ini? Ku kira setelah aku bersamanya, cinta pertamaku, aku akan terus bersamanya sampai maut memisahkan.

  Sebelum menjawabnya semua hilang. Hanya suara teriakan Mama yang ku dengar.

“Kala, bangun! Sudah jam setengah lima. Biasanya kamu selalu bangun sendiri lho.”

  Aku terbangun dari mimpi yang bisa dibilang buruk itu. Ada rasa terimakasih pada mama yang sudah membangunkanku dari mimpi itu. Aku mengambil handphone dan mengecek jam. Sudah jam setengah enam pagi. Karena ini hari sabtu maka aku tidak langsung mandi. Aku mengambil hp dimeja setelah selesai berpakaian lengkap. Mengecek chat grup lalu membalas pesan dari sahabatku, Reena.

  Ia mengajakku lari pagi di taman perumahan. Ya, kami tinggal di perumahan yang sama, hanya bloknya yang berbeda. Aku menyetujui ajakan Reena karena aku juga bosan hanya di rumah jika libur.

  Aku segera bersiap dengan pakaian training ku. Celana hitam dan kaos putih. Aku menunggu Reena menjemputku di teras setalah berpamitan dengan mama. Ayah hanya libur di hari minggu. Maka dari itu, setiap minggu aku mengusahakan agar tetap di rumah, walau hanya menonton televisi dengan ayah.

“Kala!” teriakan itu terdengar dari luar gerbang. Aku yakin itu Reena.

“Ma, aku berangkat ya!” teriak ku dari teras.

  Tanpa menunggu jawaban mama. Aku langsung menuju gerbang dan menghampiri orang di luar pagar. Sudah ku duga itu pasti Reena. Setelah menutup gerbang kami berangkat menuju taman.

“Balapan lari yuk. Yang kalah traktir sarapan bubur mamang.” tantangku pada Reena

“Siapa takut. Satu… Dua…” menunggu hitungan Reena yang ketiga. Reena langsung berlari dan berteriak,

“Tiga!” aku yang terkejut langsung lari ingin menyusulnya.

  Saat sampai di taman. Aku menang seperti biasa. Napas Reena tersengal-sengal karena mengejarku yang sudah jauh didepannya. Saat dia sampai, ia langsung membungkuk dengan tangan di lutut sebagai tumpuannya.

“Heh, curang lo! Belum hitungan ketiga udah lari aja lo.” Ucapku tak terima karena ia curang saat mulai tadi.

“Walaupun gue curang, lo juga yang menang. Ayo keliling taman.” Ia juga mengomel tak terima aku menang walau sudah dicurangi.

  Setelah selesai memutari taman sebanyak tujuh kali. Aku langsung mengajak Reena untuk makan. Saat duduk disana aku melihat seseorang yang familiar, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Siapa dia.

“Kala, lo kenapa?” aku sedikit terkejut dengan panggilan itu. Padahal hanya memanggil biasa.

“Ah… Nggak papa.”

  Tak lama setelahnya bubur pesanan kami datang. Aku memakan sangat pelan karena masih berusaha mengingat seseorang tadi yang ku lihat.

TBC
ini cerita pertama yang aku publish, semoga kalian suka dan menikmati cerita ini♥️
Jangan lupa tambahin ini ke perpustakaan kalian

-salam dari kecapmaniss 🥰-

KALA(U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang