Loro

14 4 0
                                    

Hari terlalu cepat berlalu. Sekarang hari Senin, hari dimana paling tidak disukai oleh beberapa pelajar. Saat ini Kala sudah di meja makan untuk sarapan bersama. Mama mengambikan nasi untuk ayah, dan Kala mengoleskan selai pada rotinya. Entah mengapa hari ini Kala tidak ingin sarapan nasi.

Setelah selesai menghabiskan rotinya. Kala segera menuju teras dan memakai sepatu hitamku. Sambil menunggu ayah, ia bersenandung kecil lagu ‘Januari’. Ia sangat menyukai lagu itu berawal karena judulnya adalah bulan lahirnya.

“Kala, ayo berangkat.” Ajak ayah yang berjalan menuju mobilnya.

Kala bangun dari duduknya, dan segera menyusul ayah ke mobil. Setiap hari Kala berangkat bersama ayah. Karena jalan ke sekolah dan kantor ayah searah. Jika ayah ada meeting pagi, maka ia berangkat bersama Rana.

Sampai di gerbang sekolah. Kala pamit pada ayah dan turun dari mobi. Ia melihat Rana juga berada didekat gerbang. Kala berlari kecil mengejar Rana.

“Ya!” Kala menepuk pundak Reena sampai berbunyi plak

“Lo selalu kek gini deh. Sakit nih pundak gue. Setiap hari lo pukul terus” ucap Reena sambil mengusap bahunya.

“Ya maaf. Hehehe” cengir Kala. Ia merangkul Reena menuju kelas.

Saat di koridor Kala tak sengaja melihat seseorang yang ia temui di taman. cowok mengenakan hoodie hitam dan berjalan menuju kelas IPS 2.

“Lo kenal sama cowok hoodie hitam itu?” tanya Kala penasaran.

“Gue nggak tau, tapi dia selalu pakai hoodie hitam. Nanti gue tanya Farraz, kayaknya dia kenal, karena tu orang masuk ke kelas Farraz.”

“Oh iya, Reen. Gue-“’

Sebelum melanjutkan ucapannya, Kala langsung duduk dibangku. Sebenarnya Kala ingin cerita pada Reena tentang mimpi yang terasa nyata itu. Tapi ia mengurungkan niatnya, karena terkadang mulut Rana sangat bocor jika ada sesuatu yang menurut dia bagus untuk bahan ghibahnya.

“Mau cerita apa nih?” Tanya Reena yang terlanjur penasaran

“Nggak papa, besok aja, gue malas.” Kala beralasan malas dan langsung meletakkan kepalanya di meja dengan tumpuan tangan. Menunggu bel untuk upacara aku berniat tidur sebentar.
skip

“ La, ayo ke lapangan. Udah bel nih” ajak Reena membangunkanku

“Gue cari topi dulu. Lo duluan aja.” Ucap Kala sambil mencari topi di tas.

Mungkin hari ini bukan hari beruntung nya. Ia tidak menemukan topi di tasnya maupun di laci meja. Kala segera keluar kelas menuju lapangan. Seorang cowok tak sengaja menyenggol bahunya dan cowok itu menjatuhkan topinya.

“Hei! Topi mu jatuh” Kala sudah berteriak sekeras mungkin tapi cowok itu tetap melanjutkan jalan menuju lapangan.

Kala membawa topi itu siapa tau mereka akan bertemu saat upacara nanti.

TBC
Jangan lupa nyalain notifikasinya, udah kek yutub aja si hahaha

maap mau update kmrn lupa bree✌🏻

-salam dari kecapmaniss 🥰-

KALA(U)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang