EoL 1

71 17 19
                                    

Dari sederetan kendaraan yang terparkir di parkiran sekolah seluas lapangan futsal itu, hanya ada satu yang membuatnya sedikit beda. Yaitu sebuah sepeda berwarna merah muda dengan keranjang kecil di depannya ikut terparkir di sana. Sang gadis pemilik sepeda mengambil beberapa buku yang tadi sengaja ia letakkan di keranjang depan. Dengan senyum merekah ia melangkahkan kaki menuju kelas. Tangan yang memeluk banyak buku yang mungkin bagi sebagian orang terlalu merepotkan justru buku itulah yang menjadi sumber semangat gadis dengan tas kecil selain tas sekolah yang selalu ia bawa itu. Tas berisikan permen lolipop kesukaannya, makanan manis yang selalu berhasil menenangkan pikirannya ketika sedang sedih.

Berjalan di koridor kelas yang entah kenapa hari ini terlihat sepi, tidak seperti biasanya. Tak menghiraukan itu, Nara terus berjalan melewati kelas demi kelas. Sampai di sebuah kelas yang tak jauh dari lapangan tempat bermain basket, Nara melihat kerumunan siswa yang terlihat menyaksikan sesuatu. Merasa penasaran, kakinya refleks berjalan menuju ke tempat kerumunan itu.

Betapa terkejutnya Nara ketika ia berhasil menerobos beberapa siswa yang juga berkerumun dan menampilkan seorang siswa yang sangat ia kenal dengan ujung bibir yang sudah berdarah sedang bergulat dengan seorang siswa lainnya. Dan bahkan dari sekian banyak orang yang menyaksikan itu, tidak ada seorang pun yang berniat untuk melerai pertengkaran itu. Nara yang melihat amarah dari wajah Mingyu terus menyala dengan cepat mendekat dan melerai pertengkaran itu.

"Mingyu, Mingyu, udah stop!" teriak Nara membuat Mingyu yang awalnya tidak memperhatikan kini menatap gadis yang berusaha menahannya itu.

"Nara...," lirihnya.

Melihat Nara yang dengan berani melerai pertengkaran itu membuat siswa yang lain ikut menahan lawan dari Mingyu tersebut.

"Urusan kita belum selesai!" tegas Mingyu dengan tatapan penuh amarah.

Sang lawan hanya tersenyum miring menanggapi seakan mengerti yang dikatakan Mingyu barusan.


🍭

"Awwss... Pelan-pelan Nar," pekik Mingyu ketika Nara dengan kasar meletakkan kapas yang sudah ia beri obat merah di sudut bibir Mingyu yang sedikit robek.

"Lagian segala sok-sokan," kesal Nara dan kembali mengobati luka Mingyu dengan lembut. "Emangnya ada apa sih?" Untuk ketiga kalinya Nara menanyakan hal yang sama.

Diam. Lagi-lagi Mingyu hanya diam ketika Nara menanyakan hal itu.
Nara yang mulai lelah karena tak kunjung mendapat jawaban dari Mingyu berhenti mengobati dan menatap lekat kedua mata Mingyu.

Mingyu yang merasa bingung menjadi salah tingkah karena ditatap seperti itu oleh Nara. "Ke-kenapa?"tanya Mingyu tergagap.

"Lo punya masalah apa sama kak Jun?" tanya Nara masih menatap Mingyu dengan tatapan menyelidik.

"A-apaan sih. Gak ada! Kepo banget sih lo." Mingyu yang panik kemudian menjauhkan sedikit tubuhnya dari Nara.

"Bener?" tanya Nara tak percaya.

"Ck, gak percayaan banget." Mingyu menjitak dahi Nara pelan.

"Sakit," timpal Nara kemudian mengusap dahinya. Nara kesal bukan karena kepalanya yang di jitak, tapi karena Mingyu yang tidak mau jujur kepadanya. Padahal mereka sudah bersahabat sedari kecil.

"Huh... Ngeselin." Nara membereskan kotak obat yang ia gunakan untuk mengobati luka Mingyu kemudian meletakkannya kembali ke dalam lemari ruang UKS.

Enemy of Love (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang