Chapter 13

4.2K 176 7
                                    

Pagi harinya semua pelayan sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing termasuk Lily. Wanita itu saat ini sedang membantu Bibi Mary memasak untuk dihidangkan nanti.

"Matamu sembab, apa ada masalah?" tanya Mary seraya menuangkan sup ke mangkok. Lily langsung menunduk dan menggelengkan kepala nya.

"Tidak Bibi. Aku hanya merindukan ibuku saja." Jawab Lily cepat. Tak mungkin kan ia berkata menangis karena melihat Tuan Arsen dan Nyonya Sarah bercinta kan?

Arsen berjalan sambil.mendorong kursi roda Sarah memasuki ruang makan untuk sarapan."Apa makanan nya sudah siap?" tanya Arsen kepada Monica yang berdiri tak jauh dari nya.

"Seharusnya sudah Tuan. Saya akan melihatnya lebih dulu dulu." ucap Monica berjalan menuju dapur.

"Makanan sudah siap? Tuan dan Nyonya sudah menunggu dimeja makan." tanya Monica sesampainya di dapur.

"Sudah. Kami akan membawanya." ujar.Mary memberitahu bahwa makanan sudah siap dan bisa dihidangkan.

"Baiklah, Lily dan Freya bawa makanan ini kemeja makan. Hati-hati saat membawa nya." titah Monica membuat Lily menengang karena akan bertemu dengan tuan dan nyonya nya.

Setelah melihat kejadian semalam membuat kedua mata dan hati Lily sadar bahwa ia sangat tak pantas mencintai Arsen. Ia seperti wanita tak tahu diri mencintai Arsen padahal Sarah sangat baik kepada nya. Mau tak mau Lily harus membawakan makanan menuju meja meski dengan berat hati karna ia masih terbayang kejadian semalam.

Kau pasti bisa.

Lily dan Freya membawakan makanan yang sudah dimasak oleh Mary ke meja makan dan sebisa mungkin Lily tidak melihat kearah Arsen yang duduk berdampingan bersama istrinya. Sampai semua orang terpekik saat Lily menyenggol minuman di dekat Sarah dan seketika kedua kaki Lily terasa lemas karena kecerobohan nya yang terlalu tegang berhadapan dengan Arsen dan Sarah.

"Maafkan saya tuan nyonya! Sungguh saya tidak sengaja." Lily panik karena kecerobohannya dan dirinya hanya bisa menangis saja karena tak becus melakukan segala sesuatu.

"Tak apa-apa." Sarah berkata seraya tersenyum memaklumi."Tak usah cemas, hanya terkena sedikit." lanjutnya lagi membuat Lily lega tetapi tidak dengan Arsen.

"Apa kau selalu ceroboh?" hardik Arsen kesal menatap Lily yang juga menatap nya dengan air mata yang sudah berjatuhan. Sarah langsung memegang tangan suami nya dan berkata bahwa Sarah baik-baik saja.

"Pergilah! Kau selalu saja membuat selera makan ku hilang. Aku muak melihatmu terus berada disini sekarang pergilah dari hadapanku sekarang!" bentak Arsen keras kepada Lily. Tubuhnya bergetar hebat saat mendengar bentakan dan hinaan dari Arsen yang begitu menyakitkan relung hatinya. Mungkin dulu ia hanya merasa sedih tetapi tidak dengan kali ini. Hatinya hancur berkeping-keping.

"Maafkan saya Tuan. Permisi." Lily semakin sadar bahwa Arsen sangat membencinya. Ah, Lily ingat sekarang memang awalnya Arsen itu tak mau ia bekerja di sini kan? Tetapi lagi-lagi Sarah yang begitu baik hati menerima nya bekerja disini agar bisa bersama bibi Monica.

Kenapa aku baru menyadari nya sekarang?

Sesampainya di dapur Lily menbekap mulutnya agar suara tangisan nya tidak terdengar oleh mereka yang sedang makan lalu tak lama Jessika masuk ke dalam dapur dan menepuk bahu Lily yang bergetar hebat.

"Jangan dipikirkan. Tuan Arsen memang begitu, dia pria tempramental tinggi." hibur Jessika karena ia iba saat melihat wanita itu di marahi tadi. Lily mencoba tersenyum tipis dan mengangguk mengerti.

"Aku tahu. Terima kasih Jes." balasnya cukup mengobati rasa sakitnya berkat kedatangan Jessika yang menghibur nya.

Sedangkan di meja makan Arsen dan Sarah begitu khidmat menyantap semua hidangan dan mereka memuji makanan Mary yang tetap saja enak.

"Aku melupakan sesuatu. Aku tidak akan bekerja hari ini karena temanku akan datang bersama istrinya." beritahu Arsen kepada Sarah.

"Kenapa kau baru mengatakan kan sekarang, sayang?" gerutu Sarah karena Sarah harus segera mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut teman suami nya. Arsen jarang membawa teman nya ke sini jadi Sarah ingin menyambutnya dengan istimewa.

"Hei, hanya makan biasa saja. Dia hanya teman lama yang sudah tak bertemu sejak dia menikah." jelas Arsen sambil mengecup kedua tangan Sarah dengan lembut lalu mereka pun kembali menghabiskan sarapan mereka.

******

Siang harinya semua pelayan disibukkan dengan memasak untuk menyambut teman tuan mereka. Lily sendiri begitu sibuk ke sana kemari tampa menyadari seseorang sedang memprhatikanya.

Lelah.

Itulah yang Lily rasakan saat ini meski tak semua pekerjaan ia kerjaan tetapi ia cukup lelah dan pegal ke sana kemari."Haus sekali.." gumam nya sembari berjalan untuk mengambil air putih sampai sesuatu yang keras menabrak dirinya.

"Tuan.." Lily gelagapan melihat Arsen yang menabraknya lalu Lily langsung menunduk tak berani menatap wajah Arsen karena itu saja saja ia lancang. Beberapa detik berlalu Lily merasa tidak ada suara dari Arsen itu.

Apakah Tuan nya masih berdiri di hadapan nya?

Lily mendongak untuk melihat apakah Arsen sudah pergi atau belum tetapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepada nya karena di depan nya Arsen masih berdiri dengan sorot mata dingin nya

"Maafkan atas kecerobohan saya terus menerus Tuan. Saya juga tidak mengerti kenapa saya selalu berbuat masalah dan ceroboh. Sya sudah berusaha untuk tidak berbuat masalah tetapi.. Maafkan saya Tuan Arsen." Lily berkata penuh penyesalan lalu membungkuk.

Lily berpikir Arsen masih berada dihadapannya karena ia belum meminta maaf kepada nya tetapi setelah permintaan maafnya pria itu tak pergi tetapi tak berkata apapun juga kepadanya membuatnya kebingungan Lily masih dengan membungkuk menunggu ucapan Arsen yang tak kunjung berbicara dan itu membuat punggungnya sakit karena terlalu lama membungkuk.

Sungguh hari ini hari hari yang menyedihkan untuknya. Di mulai dari ia di marahi, sakit hati dan sekarang seluruh tubuhnya sakit semua!

"Maafkan saya Tuan. saya mohon maafkan saya. Saya akan melakukan apapun asal tuan mau memaafkan saya, bahkan saya mau bersujud di kaki tuan atas semua kesalahan saya akan lakukan." Lily masih terus berkata panjang lebar tetapi tidak ada sahutan dari tuannya itu, membuat Lily frustasi.

"Jangan membungkuk." titah Arsen akhirnya bersuara setelah sekian lama Lily tunggu. Lily meluruskan tubuh nya tetapi tak berani menatap wajah Arsen dan tetap menunduk menunggu ucapan Arsen selanjut nya.

"Saat aku sedang berbicara, tatap mata ku!" geram Arsen kepada Lily yang tak menatapnya dari pagi tadi. Arsen tahu pelayan rendahan ini mengabaikan nya dan itu membuat Arsen geram. Lily sontak saja mengangkat wajahnya dan.menatap wajah tampan Arsen dan sekelebat bayang tadi malam berputar di kepala nya membuatnya perih.

"Maafkan saya tuan." ucap Lily menatap pelan.

"Apa tidak ada kata selain maaf heh." hardik Arsen kesal. Entah sudah berapa kali pelayan rendahan ini meminta maaf kepada nya dan itu sangat membuatnya geram. Seketika Lily kembali menunduk saat mendengar kemarahan Arsen dan menyesali karena kembali membuat Arsen murka kepada nya. Dirinya tidak akan bosan meminta maaf atas kecerobohan nya.

"Sudah aku bilang jangan menunduk! Kau berani melawanku pelayan rendahan?!" bentak Arsen keras.

*******

Haduhh Arsen ada apa nih aneh banget. Gini gitu salah hmm.

Sikap Lily belum seberapa sen 🤭 lihat nanti Arsen bakal kebakaran jenggot 😌😌

Next nanti ada yang cemburu tapi siapa nih?
Sarah atau Arsen? Atau Lily?

Tunggu aja ya. 😎😎

Vote komen dan follow ya.

12.09.2020.
09.52 wib

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang