Part 3: Batal?!.

257 15 11
                                    

Part 3: Jalan-Jalan 2.
[]
Judul: Dear M (Muntaz Halilintar).
[]
PU: Muntaz Halilintar, Fateh Halilintar.
[]
Genre: sad, brothership, family, happy.
[]
PS: hidup akan selalu berputar seperti jarum jam, jika batrai nya habis kehidupan itu pun akan hilang, tapi jika di isi kembali kehidupan baru di mulai..
[]
WARNING!!SLOW UPDATE, TYPO BRUTAL, NO PLAGIAT!!DON'T FORGET VOMENT!!
[]
Lopyu All.
[]
Happy reading.
[]
Otak ku ling lung.
[]
Vote dulu kalo kagak vote gue santet.
.
.
.
"Abang kangen kalian semua sama masakan Jidah yang tak tertandingi."ucap Atta.

"Bisa aja Bang,, masih ada kok tandingan nya,"ucap Sajidah.

"Siapa coba?"tanya Atta.

"Masakan Umi."jawab Sajidah.

"Iya juga ya.."ucap Atta sambil terkekeh tak jelas.

Hening sekejap karna semua All GH melanjutkan sarapan.

"Diem-diem bae, ngopi ngapa ngopi."ucap Someone.

"Berisik Botak,, berisik, mau kabur lama-lama nih kuping!"ucap Someone kesal.

Yaa.. Someone yang berbicara tadi adalah sang Manusia Botak yang bernama Saaih dan sang Manusia berbadan Gempal yang bernama Thariq.

"Serah,, wlee."ejek Saaih.

"Apa hah?!"ucap Thariq.

"Sai-"kesal Thariq ingin teriak namun terpotong karna ...

"Berisikkkk!!"teriak Sohwa, yang di meja makan pun menutup telinga rapat-rapat karna teriakan nyaring Sohwa.

"Huwaaaa Mak Lampir marah eh,"ucap Fateh.

"Ingin ku menampar Mu wahai Fateh."ucap Sohwa.

"Sabar Kak, sabar."lerai Sajidah sambil mengusap punggung Sohwa.

"Guyssss, Ntaz udah selesai sarapan,, Ntaz pamit ya mau ke taman sama Bang Fateh. Boleh kan?"tanya Muntaz.

"Iya nihh, Ateh juga udah selesai sarapan kok."sambung Fateh.

"Iya, iya boleh,, tapi sebelum Adzan Dhuhur ya?"ijin Atta dan tanya nya.

"Iya dah Bang Atta Ganteng tapi boong."jawab Muntaz

"Bismillah (maaf yang non muslim) kuat kan lah hamba mu ini Ya Allah untuk menghadapi Adik hamba."ucap Atta dengan mendramatis.

"Drama terus! Gak capek apa?!"kesal Iyyah yang dari tadi menyimak pembicaraan Mereka.

"Ga."

"Oh."

"Pendek amat dah?"tanya Saaih.

Mereka hanya mendengar ucapan Saaih, dan tidak menjawab.

"Kacang, kacang!"kesal Saaih.

Mereka pun bubar dan masuk ke kamar masing-masing dan meninggalkan Saaih, tapi tidak dengan Fateh dan Muntaz, Mereka pergi ke taman.

S
K
I
P
~di taman

"Bang duduk yuk!"ucap Muntaz.

"Yuk lah."jawab Fateh.

Mereka berdua duduk di kursi dekat pohon yang rindang. Beuh pasti ademmm.

"Bang, Ntaz mau nanya, boleh gak?."ucap Muntaz bertanya.

"Silahkan."ijin Fateh.

"Kalo Ntaz pergi boleh gak?"tanya Muntaz kembali.

"Mau kemana?"tanya Fateh balik.

"Mau pulang."jawab Muntaz.

"Kita kan baru nyampe, masak udah mau pulang?"tanya Fateh.

"Em,, lupain aja Bang."elak Muntaz.

Dear M (Muntaz HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang