part 18

6 3 0
                                    

Happy reading
___

Sudah sekitar satu jam Asyifah duduk di taman dengan pandangan kosong setelah mengetahui kenyataan ini

Ia tak tau haru apa sekarang.Ayah dan Bundanya tidak pernah lagi menghubunginya sejak satu bulan belakangan ini bahkan jika di hubungi hanya akan ada suara operator yang menjawab panggilannya

Tes

Entah sejak kapan air matanya luruh tanpa  disuruh.

"Ayah...Bunda...kalian dimana...Syifa kangen"lirih Asyifah

Huftt...

Asyifah menghela nafas berat.kini ia tak tau harus tinggal dimana untuk beberapa hari ini

"Assalamualaikum"salam seorang cowok entah siapa karena Asyifah tak menolehkan kepalanya  untuk melihat wajah orang itu ia hanya membalasanya  dengan gumaman kecil tapi masih bisa di dengar oleh orang itu

"Mbak Asyifah bukan?"tanya cowok itu sopan membuat Asyifah yang tengah sibuk bergelut dengan pikirannya kini mendongkang menatap wajah cowok itu

"Al?"lirih Asyifah dengan nada serak seperti orang habis menangis

Cowok itu menggeleng

"Saya Alil Mbak"koreksi cowok yang ternyata adalah Alil

Asyifah memberungut kesal.kenapa ia selalu dipertemukan dengan lelaki ini

Huftt

Asyifah menghela nafas sambil mengusap bercak air mata yang membekas di sudut matanya

"Ngapain lo?"cetus Asyifah.Entah kenapa setiap melihat wajah Alil ia teringat dengan wajah Mantannya Al.dan ia benci itu jadi maklum saja jika dengan Alil ia  akan bersifat cuek dan ketus

"Cuman lewat aja mbak trus kebetulan liat mbak lagi nangis"jawab Alil

Asyifah hanya ber'oh'ria saja dan mengalihkan pandangannya kedepan.kebetulan taman ini sangat ramai dengan anak anak yang tengah bermain dan orang tua yang menemani mereka

Entah kenapa melihat itu Asyifah merasa iri.ia juga ingin kembali pada masa kecilnya.ia rindu duduk di pangkuan sang bunda dan rindu dengan pelukan hangat Ayah.tetapi sekarang,ia tak tau mereka  pergi kemana

"Apa Ayah sama Bunda ngehukum aku dengan cara ninggalin aku kayak gini...kalo memang ini hukuman.. aku bakalan nerima Yah..Bun..karena anak seperti aku emang pantas dapat hukuman"ucal Asyifah bermonolog sendiri sambil menutup kedua wajahnya yang kini dibasahi dengan tetes demi tetes air mata

Jangan lupakan Alil  yang masih setia berdiri di samping kursi taman tempat Asyifah duduk tetapi ia memberikan jarak agar tidak terlalu dekat.takut kena fitnah

"Mas!itu kenapa istrinya nangis?dibujukin kali mas jangan cuman ngeliatin doang"protes ibu hamil yang tengah melewati keduanya"eh?"Alil kaget tapi tak sempat menyela ucapan ibu itu karena ibu itu sudah berlalu meninggalkan Alil yang masih dalam mode kaget

Mendengar ucapan ibu barusan sontak membuat Asyifah  menegakan tubuhnya dan bersiap untuk mengkoreksi perkataan yang ibu itu ucapkan tadi tetapi belum sempat ia memprotes ibu itu sudah menghilang entah kemana

Mengejar Cinta -NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang