Mengingat luka

15 2 0
                                    

"GAK. BO. LEH!" wanita itu kembali memperrtegas ucapannya. Membuat 4 orang laki laki tegap di depanya kembali meraung kesal.

"Ah kenapa sih, aku kan mau main, mau futsal, olahraga. Kenapa gak boleh? Apa apa gak boleh, mau ini mau itu gak boleh, gak asik tau gak!" cerca laki laki yang berada di garda paling depan itu. Sudut kiri atas bibirnya terangkat. Ekspresinya terlihat sangat geram dan kesal. Di koridor kelas 12 itu Sena hanya ingin izin untuk main futsal nanti malam, namun sayang Kintan begitu keras kepala.

"Sena malam ini itu malam minggu. Ya harusnya kamu main sama aku lah. Sama PACAR kamu. Ngapain main sama mereka. Jangan sampai orang orang berprasangka buruk tentang kamu."

"Heh Kintan, emangnya masalah ya kalo laki laki main sama laki laki? Gak ada masalah kan? Gak usah ngaco lo, lagian kita juga normal, main yang positif, gak kaya lo yg kalo main harus beli ini beli itu, makeup, baju, tas, sepatu, halah malah hambur hamburin uang," sahut seorang laki laki di belakang Sena dengan sinis. Namanya Marchel, Marchel pramestu tepatnya, laki laki tampan sang ketua Futsal, most wanted di sekolah itu. Selain hobi bermain Futsal, dia juga sangat suka membuat oranv kesal.

"Berisik lu gua gak ngomong sama elu," ketus wanita itu dengan kasar. Kini wanita yang bernama Kintan itu mulai kesal. Dengan cepat pandangannya kembali ke arah Sena.

"Pokonya malam ini kamu gak boleh pergi sama mereka, ngerti?" kintan kembali mempertegas perintahnya. Membuat terkhusus Sena sangat kesal.

Sena membalikan tubuhnya ke arah 3 teman di belakangnya, kemudian dengan kesal kembali menghadap Kintan. Menggaruk rambut yang bergaya bowl cut dengan poni depan rata itu. "Terus kamu mau apa?" tanya Sena kesal dan pasrah.

"Malam ini kita. Ngedate."

"Buset!!" Angga membelalak terkejut. Laki laki yang sedari tadi asik bermain Handpone itu kini menatap Kintan sangat sinis, sama sinis dengan dua teman di sebelah kananya.

Sama seperti Marchel, Angga juga mendapat julukan sebagai most wanted SMA Kembang Bangsa. Sebenarnya masalah julukan Most wanted itu diberikan kepada 4 laki laki itu, termasuk Sena dan Brilian, tapi sekarang Sena dan Brilian sudah mempunyai pasangan, sehingga polularitasnya sedikit menurun. Sedangkan Angga dan Marchel? Bagi mereka masa masa Jomblo dan banyak di sukai wanita itu sangat menyenangkan.

"Pas hari Rabukan udah, ngapain ngedate lagi?" Sena semakin kesal. Dia membuang muka dari Kintan. Rupanya itu juga yang membuat Angga terkejut, menurutnya Kintan terlalu sering mengajak Sena berkencan, itu sangat berlebihan.

"Rabu ada mereka." Tangan Kintan menunjuk tiga orang di belakang Sena dengan kesal. "Mereka benalu, ngeganggu terus," tambahnya mengucapkan kenyataan yang terjadi di rabu lalu.

"Ahhh! Yaudah lah terserah kamu aja. Aku pusing sama kamu." Sena membalikan badannya. Kemudian berjalan meninggalkan Kintan dan Arinda. Menuju ke arah kantin sekolah. Marchel, Angga dan Brilian mengikuti kepergiannya.

"Sena aku belum selesai ngomong!! Sena kesini!! Sena!! Ihh!" Kintan mendesih kesal. Sena tidak merespon ucapannya, mungkin sudah terlalu kesal. Sebelum pergi terlalu jauh Marchel membalikan tubuhnya, kemudian memasang ekspresi mengejek kepada Kintan, yang ternyata membuat Kintan semakin kesal.

•••

"Terus gimana? Jadi gak nih futsalnya?" tanya Angga di sela seruputan mie kuahnya. Tidak ada respon cepat dari ketiga sahabatnya. Mereka terlihat fokus pada mie di mangkoknya masing masing.

"Sen?" Angga menggertak Sena.

"Hm? Apaan?"

"Jadinya gimana?" Angga sedikit kesal, Sena tidak bisa di ajak untuk to the point.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putri PatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang