Part 14

595 75 11
                                    

2 Desember 2022

•••

Setelah semuanya beres, Brendon pun membayar, seorang karyawan membantunya untuk membawa semua belanjaan ke mobil dan setelah selesai, Brendon siap pergi. Akan tetapi, tubuhnya bergerak sendiri untuk masuk, dan tahu apa yang dilakukan?

Nyatanya, Brendon mengambil kartu kreditnya, yang selalu saja nyaris ditinggalkan di sana.

"Mm thanks ...." Andai dia tak punya Cellulla, entah bagaimana nasib kartu kreditnya itu.

Setelah itu, barulah dia keluar. "Sudah semuanya, Pak," kata sang pelayan.

Brendon mengangguk. "Terima kasih." Ia memberikan tip padanya sebelum akhirnya memasuki mobil. Ia menghela napas panjang.

Oke, di bangku penumpang, ketiganya ada barang yang dibeli, dan bagasi mobilnya sendiri sudah penuh.

"Kita pulang sebentar, ini gimana istri sama anak-anakku pulang." Brendon berkata, dan Cellulla hanya tertawa.

Akhirnya, Brendon kembali pulang, mungkin Sabrina akan menanyakan kenapa ia lumayan lama, ia berusaha secepat mungkin melakukan hal tersebut. Untung kunci rumah ada padanya. Brendon meninggalkan beberapa makanan yang tak perlu ia bawa, di kulkas, lemari, dan atas meja.

Lalu yang dibawa, hanya sebagian besar saja.

"Hei, bawa ini, aku mau ini," kata Cellulla, mengambil salah satu makanan berupa cemilan kacang di sana.

"Hm iya, cepetan." Brendon membiarkan Cellulla memilih, syukurlah tak berleha-leha, keduanya segera keluar menuju mobil.

Namun, tubuh Brendon bergerak lagi, ia mengunci pintu.

"Uh oh ...." Kembali si alien mesum membantunya, oke Brendon tipe orang yang tahu balas budi, jadi biarpun makhluk ini faktanya parasit ... Brendon tetap harus baik padanya sekarang.

Uh ....

Sampai di tempat di mana Sabrina dan kedua anak mereka berada, Sabrina tampak sudah menunggu kedatangan sementara dua anak mereka asyik bermain.

"Mas, kamu dari mana aja?" tanya Sabrina.

Brendon menghela napas. "Cellulla beli sangat banyak makanan, aku gak bisa bawa semua jadi aku kepaksa pulang dulu dan bawa yang perlu aja."

"Oh gitu ...." Sabrina mendengkus pelan. "Dasar alien banyak mau! Rakus!"

"Oh, Babe, aku tak rakus, karena satu-satunya hal yang ingin kumakan adalah ... dirimu." Brendon menampar diri sendiri.

"Jangan berani-berani kamu makan istriku, kamu kan udah kukasih makan banyak!" pekik Brendon, karena dia berpikir, kata makan di sana ... adalah betulan makan.

Padahal, kedua pipi Sabrina memerah, karena paham arti sesungguhnya. Kadang dia heran, suaminya kadang bisa sepolos itu. Otaknya akan tercemari oleh Cellulla.

"Kau polos atau bodoh?" Cellulla berkata mengejek.

"Kamu!"

"Mama, Papa! Kenapa?" tanya kedua anaknya tiba-tiba, menghentikan Brendon melanjutkan kalimatnya.

"Papa, Papa marahin Mama?" tanya Sabina, melipat tangan di depan dada.

"Udah lama dateng, kok, marah-marah sama Mama?" Galvin menimpali.

Dan Brendon tak berkutik, memang kesannya ia marah pada Sabrina, tapi bukan, dia marah pada alien di dalam tubuhnya.

"Eh, bu-bukan, Sayang." Dia harus jelasin apa, nih?

PAPA BEDA SPESIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang