Pagi ini Devi berangkat ke kampus menggunakan motor matic kesayangannya hadiah ulang tahun dari sang ayah saat dia berusia 17 tahun.
Devi memang sangat mengandalkan motor maticnya itu, wajar saja hidup di rantauan apalagi di Bali ini, jika tanpa kendaraan bagaikan tak punya kaki.
kendaraan umum di Bali apalagi daerah Jimbaran dan sekitarnya memang sangat jarang di temui, paling yang ada hanya taksi dan tarifnya pun lumayan bisa di bilang mahal untuk anak kos seperti Devi.Devi telah sampai di parkiran kampus, tak sengaja matanya melirik sebentar pada lelaki yang juga baru saja sampai menggunakan motor sport merahnya, iya dia dipa.
Devi sangat malas jika harus bertatap muka dengan laki laki itu,
jadilah ia buru buru berlari langsung menuju lapangan tempat ospek.Sangking buru buru nya ingin menghindar dari dipa gadis itu melupakan kunci motornya yang masih tercantel di motornya.
Melihat itu dipa hanya tersenyum miring dan bergegas mengambil kunci motor devi yang tertinggal.Ospek akan segera di mulai, semua peserta sudah siap dengan kelompoknya masing masing yang di pimpin oleh beberapa panitia, sebelum memulai permainan para maba di tugaskan untuk meminta tandatangan beberapa panitia lengkap dengan nama dan tugasnya masing masing.
Bukan tugas yang berat bagi devi dulu waktu MOS di SMA juga dia melakukan hal yang sama.
Devi bukan orang yang kaku, dia bisa dengan mudah akrab dengan seseorang jika dia mau.
Tapi kali ini ia sangat malas jika harus bertemu dan meminta tandatangan Dipa selaku ketua panitia.Devi melihat dipa tengah duduk bersandar di kursi panjang yang memang disediakan di taman kampus, wajahnya terlihat damai, sepertinya dia tertidur,
Devi sangat mengagumi wajah tampan itu, wajah yang selalu ia lihat melalui sebuah panggilan video ketika malam hari saat hendak tidur, dulu waktu mereka masih berpacaran.Perlahan bibir mocca terangkat, tersenyum tipis mengingat dan membayangkan masa masa pacaran mereka dulu.
Namun tak lama kesadarannya kembali dia tak boleh takluk lagi dengan pesona seorang Dipa! Kepercayaan itu ibarat sebuah kaca sekali pecah tidak akan bisa kembali utuh.Perlahan Kevin mulai membuka matanya, melihat itu dengan setengah hati devi menghampiri lelaki itu untuk meminta tandatangannya selaku ketua panitia ospek.
"Kak minta tandatangan buat tugas" ujar gadis itu sambil menyerahkan buku tulis lengkap dengan pulpen. Sementara itu dipa hanya mengangkat sebelah alisnya dan memandang bergantian wajah devi dengan tangannya yang berisi buku tulis
"cara mintanya nggak begitu devi" ujar lelaki itu pada akhirnya
"Gue nggak suka basa basi"
jawab devi ketusDipa tersenyum miring,
mungkin dia bisa lebih lama lagi berdua disini bersama devi pikirnya"kalo aku nggak mau kasi ?"
Devi muak benar benar muak berhadapan dengan dipa
"terserah lo"
baru saja hendak pergi dari hadapan dipa,
lelaki itu merebut paksa buku tulis dan pulpen yang di pegang devi lalu menulis nama serta tugasnya dan kemudian tandatangan.
Devi tersenyum simpul dan mengambil kembali buku tulis yang telah berisi tandatangan dipa tersebut dan berkata "thanks" lalu kemudian pergi tanpa pamit.Dipa juga ikut tersenyum,
Senyum tulus melihat kepergian devi niatnya ingin berlama lama bersama gadisnya tapi dia tak mungkin tega melihat Devi di hukum hanya karena tidak mendapat tanda tangannya, toh juga nanti dia akan bertemu devi lagi karena kunci motor gadis itu ada bersamanyaNext?
Hope you enjoy it 🥰😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Yours (On Going)
RomanceDipa : "ini alasan kamu ngilang?" Devi : "Lo yang selingkuh dan Lo nuduh gue?" Hope you enjoy it guys 😘😘😘