Chap 21

363 48 1
                                    


Suatu sore jauh sebelum Irene menjaga jarak dengan Seulgi.

"Gi kenapa sih? kok bengong?"

...

"Anjing ya gua ngomong sama patung pancoran."

...

"GIII!?!"

"Hah kenapa yan?"

"The fuck? Irene!"

"Berisik Yani. Gua banyak pikiran gausah nambah beban."

".."

".."

".."

"Kok diem?"

"Bacot Kang. Gua banyak pikiran gausah nambah beban."

"Unfaedah tai idup lu yan."

"Sini cerita sama kakak yuk ututu."

krik

"Bajingan geli."

"emm Yan gua mau nanya deh, engga penting sih—"

"—lu gausah mikir kalo gua jadi nerima lo. Cuma gua butuh pemikiran orang lain."

"Gua kan orangnya ga suka di suruh suruh. Dan gua butuh alasan. Eh kaga jad—"

"Ke intinya aja Gi."

"Kenapa orang lain pikirannya negatif mulu ke gua."

"Maksudnya?"

"Ya gitu Yan. Ga tau deh pokoknya mereka aneh!"

"Dih tijel banget lu."

"Ya mungkin lu ada salah kali, lagian kenapa sih?"

"Ya gua cuma bingung aja sih, ga boleh?"

"Capek ah Gi sama lu."

Fak maksa banget yg bagian sini huhuuuಥ‿ಥ

KADO •SRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang