Chapter 14

4.1K 169 9
                                    

Saat ini Arsen dan Sarah sedang menyambut tamu yang sudah mereka tunggu sejak tadi. Mereka berdua begitu senang dan hangat menyambut teman.Arsen yang sudah lama tak bertemu.

"Lama sekali kita tak bertemu." ucap Damian kepada Arsen. Sudah lama sekali mereka tak bertemu semenjak ia menikah. Arsen sendiri tersenyum kecil lalu memperkenalkan istrinya.

"Istrimu? Cantik sekali." puji Damian kepada Sarah yang duduk di kursi rodanya. Meski Sarah lumpuh tetapi kecantikan Sarah tak bisa di ragukan lagi dan itu membuat Sarah tersipu malu.

"Dam, istrimu mana?" tanya Arsen mencari ke sana kemari istri Damian yang sekali ia temui itupun saat pernikahan Damian dan Stella.

"Dia tidak datang. Aku dan dia sepakat ingin berpisah." beritahu Damian membuat Arsen dan Sarah terkejut bukan main. Arsen sangat terkejut karena setahunya Damian sangat mencintai Stella dan mengejar wanita itu tetapi?

"Aku tidak bisa punya anak karena kecelakaan yang pernah aku alami. Keluarga dia tidak mau Stella bersamaku, jadi.." perkataan Damian terjeda karna Arsen sudah tahu arah pembicara Damian kemana. Langsung saja Arsen sengaja memotong ucapan Damian karena tak mau membuka Damian bersedih mengingat kenyataan pahit itu.

Arsen juga tak mau Sarah istrinya ikut bersedih karena Sarah pun tak bisa memiliki anak kaeena kondisi nya saat ini. Apa yang Arsen khawatirkn terjadi karena Sarah langsung muram mendengar ucapan Damian yang membuatnya mengingatkan kembali bahwa Sarah tidak bisa memiliki anak juga

Nasib nya dengan Damian sama. Tidak bisa memiliki anak tetapi beda nya Damian ditinggalkan istrinya sedangkan suaminya tidak meninggalkan nya.

"Aku turut sedih mendengarnya." sesal Arsen tak enak dan langsung mengajak Damian masuk kedalam rumahnya karena mereka hanya berdiri di pintu utama.

"Pantas saja kau pindah ke.sini, suasana nya begitu sejuk dan nyaman." Damian berkata dengan takjub merasakan kesejukan di desa ini yang begitu asri.

"Memang, aku sangat nyaman disini. Jauh dari hiruk pikuk kota. Kau bisa tinggal di desa ini kalau mau. Tapi ingat buat rumah, di rumahku tidak menerima tumpangan." canda Arsen membuat Damian dan Sarah ikut tertawa.

"Tentu saja. Aku bahkan akan membuat rumah yang lebih besar dari ini. Tunggu saja." balas Damian membuat ketiganya tertawa keras.

Lily melirik Sarah dan Arsen yang sedang tertawa bersama tamu nya. Seketika Lily terkesima melihat senyum dan tawa Arsen tetapi segera sadar bahwa ia sudah berjanji akan menghapus cinta nya kepada Arsen

"Sedang apa kau?" suara itu berhasil mengangetkan Lily yang sedang mengintip dari balik dapur. Monica mengernyit heran melihat Lily yang berdiri disini.

"Bibi. Aku...." gagap Lily kepergok sedang mengintip majikan ny. Kemudian Lily menunduk takut melihat tatapan intimidasi dari bibi nya. Meski Bibi Monica adalah bibinya tetapi dia tidak membedakan antara ia dan semuanya meski Freya putrinya bibi Monica tetap akan memberkan hukuman kepada siapa saja yang besalah.

"Buat kan mereka teh. Cepat, pergilah." titah Monica tegas tetapi sebelum Lily pergi Monica berbicara sesuatu yang berhasil membuat Lily menegang kaku.

"Nyonya Sarah sangat baik hati kepadaku Lily. Bibi tak akan bisa bertahan di dunia kalau tidak ada kebaikan nyonya Sarah yang mau menerima bibi yang sudah memiliki anak untuk bekerja disini..."

***

Arsen Sarah dan Damian masih berbincang-bincang hangat sampai Lily membawakan teh untuk mereka bertiga. Seketika Damian terpana melihat tubuh mungil, kulit yang pucat, wajah manis dan rambut panjangnya begitu indah untuk dipandang.

"Maaf, ini tehnya." ucap Lily di iringi senyum manis kepada tamu Arsen dan Sarah. Lily tidak bermaksud menggoda dengan senyuman nya tetapi ini hanya ingin ramah kepada tamu tuan nya.

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang